Refleksi: Apakah sebelumnya kambing dibolehkan bersama "manusia" naik kreta api?
http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/23/07050574/jakarta-merak.tak.akan.bau.kambing.lagi Jakarta-Merak Tak Akan Bau Kambing Lagi KOMPAS/ ANITA YOSSIHARA Menteri Perhubungan Jusman Safeii Djamal meninjau kereta api ekonomi Banten Ekspres yang diresmikan di Stasiun Serang, Banten, Senin (22/9). KA ini akan beroperasi di lintasan Merak- Serang-Jakarta menggantikan kereta Patas Merak. /Selasa, 23 September 2008 | 07:05 WIB Raut muka puluhan calon penumpang kereta api ekonomi Patas Merak, terlihat semringah saat melihat rangkaian kereta api baru bergambar Menara Masjid Agung Banten Lama berhenti di Stasiun Serang, Banten, Senin (22/9) siang. Tak terkecuali Irah, yang tengah menunggu kereta Patas Merak datang dari Stasiun Merak. "Nanti keretanya apa ganti yang bagus itu?" ujarnya dengan nada bertanya. "Kalau kereta begini sih enak, enggak bau kambing lagi," ujar Asikin, warga Cimuncang, Serang, yang setiap minggu menggunakan kereta api untuk berbelanja poster di Jakarta. Rangkaian kereta yang baru datang itu memang terlihat lebih bagus daripada kereta Patas Merak yang biasa digunakan warga dalam perjalanan Merak-Serang-Jakarta. Kereta baru itu dicat warna oranye dengan kombinasi warna kuning dan hijau. Gambar menara Masjid Agung Banten Lama yang berwarna putih menghiasi gerbong kereta api ekonomi baru itu. Di dalam gerbong, tempat duduk penumpang masih terbungkus plastik pelindung. Meja-meja kecil juga masih tertempel di dinding kereta. Lantai kereta masih licin, bersih tanpa kotoran. Kamar kecil yang berada di setiap ujung gerbong pun masih terlihat rapi dan bersih. Jauh berbeda dengan kondisi kamar kecil pada kereta api kelas ekonomi pada umumnya. Selain itu, kereta ini pun dilengkapi dengan restorasi atau kereta makan berukuran kecil. Bangku panjang tempat khusus bagi penyandang cacat juga tersedia di sana. Kereta api baru itu diberi nama Banten Ekspres karena disediakan sebagai moda transportasi warga Banten. Dibuat oleh perusahaan kereta dalam negeri PT Industri Kereta Api (Inka) Madiun dengan dana pemerintah pusat sebesar Rp 26,517 miliar. Rangkaian sepuluh kereta atau gerbong itu dibuat untuk melayani perjalanan dari Merak-Serang-Rangkasbitung-Jakarta dan sebaliknya. Banten Ekspres dioperasikan untuk menggantikan kereta api Patas Merak yang sebelumnya menjadi satu-satunya kereta di lintasan Merak-Serang-Jakarta. Kondisi kereta Patas Merak memang sudah memprihatinkan. Hampir semua jendela kereta sudah hilang sehingga angin leluasa masuk ke dalam gerbong. Apabila belum terbiasa, besar kemungkinan penumpang bisa masuk angin jika naik kereta api kelas ekonomi itu. Sebagian tempat duduk pun sudah hilang dan sebagian lagi rusak parah. Bagian yang tersisa hanyalah besi kerangka kursi dan berlubang di tengahnya. Meja-meja kecil tidak lagi menempel di dinding kereta karena sering digunakan sebagai tempat duduk penumpang. Lantai kereta pun terlihat menghitam penuh dengan debu. Apabila kereta penuh, berbagai macam bau tidak sedap bercampur. Dari bau keringat manusia, air kencing, bau hewan ternak, hingga bau penganan campur aduk menjadi satu. Maklum, ada saja penumpang yang nekat membawa hewan ternak ke dalam kereta Patas Merak. Belum lagi ulah para pedagang yang berlalu lalang menjajakan barang dagangannya. Semua berteriak membuat suasana menjadi ramai, mirip pasar tumpah. Pengap terasa saat seluruh jendela kereta penuh sesak dengan penumpang. Namun, sebentar lagi suasana tidak mengenakkan selama perjalanan Merak-Jakarta atau Jakarta-Merak tinggal kenangan. Kereta Patas akan digantikan Banten Ekspres yang nyaman. Cukup dengan Rp 5.000, warga sudah bisa menumpang kereta dari Merak menuju Jakarta dan sebaliknya. Adapun warga Serang cukup membeli tiket Rp 4.000 untuk perjalanan ke Jakarta. Tak ada lagi bau kambing di kereta. Anita Yossihara Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network
<<070618p.jpg>>