Mengenal Saudi Arabia dan Ke-Caliphan-nya !!!
                                                     
Caliph itu adalah kata berasal dari bahasa Arab yang artinya dalam bahasa 
Indonesia adalah "Raja", dan dalam bahasa Inggrisnya disebut "King".

Jadi hal ini perlu diluruskan, karena masih banyak muslimin di Indonesia 
tersesat memahami bedanya Caliph dan Raja, padahal keduanya punya arti sama 
hanya berbeda bahasa.

Kekuasaan Caliph adalah kekuasaan raja yang berkuasa seumur hidup tidak boleh 
digantikan.  Tetapi berhak menunjuk penggantinya.  Caliph itu bukan diangkat 
melalui pemilu melainkan turun temurun atau penunjukkan.

Cara lain penggantian Caliph adalah dengan cara membunuhnya dan sipembunuhnya 
kemudian berhak menjadi Caliph yang baru.

Demikianlah halnya dengan Caliph Saudi Arabia yang sekarang, dia berasal dari 
keturunan Caliph2 sebelumnya yang merupakan orang tuanya, kakeknya, moyangnya 
dlsb.

Bisa dibayangkan berapa banyak keturunan Caliph Saudi Arabia yang tersebar 
didalam masyarakat Arab yang sekarang ini.  Seorang Caliph berhak memiliki 
se-banyak2nya isteri, dan se-banyak2nya anak2.  Tetapi sebanyak apapun 
anak2nya, yang nantinya diangkat sebagai Caliph pengganti hanyalah satu.  Jadi 
bukan hal yang aneh kalo diantara para anak2 yang jumlahnya ratusan itu saling 
bersaing untuk mengambil hati sang Caliph agar bisa terpilih nantinya sebagai 
pengganti.

Wilayah Arab Saudia dulunya terpecah dalam beberapa kerajaan atau kekaliphahan, 
antara lain Nejad, Hejaz, Sham, Yaman dan Bahrain.  Sepanjang sejarahnya penuh 
dengan perang, pembunuhan, dan perebutan wilayah antara para caliph2 ini 
Barulah pada tahun 1876, dengan bantuan Inggris, Abdul Aziz Ibnu Saud berhasil 
merebut serta mempersatukan Nejad, Hejaz, dan Sham menjadi kekaliphahan Arab 
Saudia yang kita kenal sekarang.  Sedangkan Bahrain dan Yaman yang juga dengan 
bantuan Inggris diangkat Caliph lainnya.

Keturunan Abdul Aziz inilah yang sekarang berkuasa mendominasi kerajaan atau 
kekaliphahan Arab Saudia yang kita kenal sekarang.  Kalo anda bayangkan jumlah 
keturunan sedarah dari keluarga Abdul Aziz ini sejak 1876 hingga sekarang 
jumlahnya bisa puluhan juta.

Populasi penduduk Arab Saudia diperkirakan berjumlah 27 juta berdasarkan sensus 
2006, 6 juta diantaranya adalah orang asing, dan sekitar 2 juta merupakan 
budak2 yang tidak punya hak untuk disamakan dengan penduduk.

Jadi komposisi utama penduduk Arab Saudia yang merupakan warganegara negara ini 
adalah sekitar 19 juta orang.

Dari jumlah rakyat Arab Saudia yang 19 juta orang ini, sekitar 65% adalah 
keturunan dinasty Saud yaitu keturunan dinasty caliph Abdul Aziz Ibnu Saud.

Semua kedudukan pemerintahan dari yang terbawah mulai dari RT/RW hingga 
Gubernur (Emir/Amir) dan hingga rajanya diharuskan sedarah dari keturunan 
dinasty Saud ini.  Jadi setiap pegawai negeri di Arab Saudia ini harus memiliki 
bukan cuma akte kelahiran saja, tetapi juga akte yang berisi silsilah 
keturunan.  Mereka yang tidak memiliki akte silsilah keturunannya tidak 
dianggap keturunan dinasty Saud.

Setiap wanita harus mengenakan burqa, tidak boleh sekedar memakai jilbab 
seperti muslimah di Indonesia.  Wanita dilarang keluar rumah sendirian, wanita 
dilarang menyetir mobil, wanita dilarang sekolah, bahkan wanita dilarang 
bekerja.

Tapi anda jangan salah, jangan terkecoh dengan begitu banyaknya larangan2.  
Ternyata banyak wanita yang bekerja sebagai pegawai kerajaan didalam lingkungan 
kantor sang Caliph, kesemua wanita yang menjadi pegawainya tidak perlu memakai 
burqa, bebas menyetir mobil, bebas sekolah dimana saja.  Bukan cuma wanita2 
yang menjadi pegawai kerajaan, tetapi juga wanita2 asing diperbolehkan.

Sedangkan untuk wanita2 diluar yang diatas tadi berlaku UU Syariah Islam yang 
diberlakukan dengan tegas di Arab Saudia.

Apabila terjadi polisi menangkap wanita menyetir mobil tanpa burqa, maka wanita 
tsb akan langsung masuk penjara, kecuali wanita tsb bisa menunjukkan kartu 
tanda pengenal sebagai pegawai kerajaan, maka wanita itu dilepaskan polisi.

Kedudukan atau jabatan penting negara atau politik ada kalanya dipilih dalam 
sebuah pemilu yang terbatas yaitu dibatasi oleh keluarga sedarah seketurunan 
dari dinasty Saud ini.  Tidak seorangpun pejabat atau pegawai negeri yang 
berasal dari luar keluarga dinasty Saud ini bisa menjadi pejabat atau pegawai 
negeri.

Apakah kehidupan seperti ini bisa menyenangkan dan nyaman???  Tentu saja tidak, 
tetapi memang 65% rakyat negara ini berisi komposisi yang didominasi oleh darah 
dan keturunan dari dinasty Saud ini sehingga tak mungkin bisa diharapkan ada 
perubahan sampai kapanpun kecuali dinasty Saud ini disingkirkan dan digantikan 
oleh dinasty lainnya atau bahkan menjadi negara republik.  Hal ini hanya 
memungkinkan apabila dinasty Saud ini tidak lagi dibackingi oleh Amerika, 
Inggris, dan negara2 Barat lainnya yang mempunyai kepentingan bisnis 
perminyakan dengan dinasty Saud ini.

Kalo di Indonesia kita mempunyai Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), kalo di 
Amerika mempunyai House of Representative, maka di Arab Saudia ada Majelis 
Keluarga Dinasty Saud yang berkuasa dalam mengangkat atau memilih para pejabat 
negara seperti Gubernur, Panglima, dan perdana Menteri.  Makin tinggi dan makin 
penting jabatan itu, maka makin dekat hubungan darah pejabatnya dengan sang 
Caliph.  Contohnya, Caliph yang sekarang adalah Caliph Abdulah, sedangkan 
perdana Menteri yang ditunjuk dan diangkat oleh Majelis Dinasty Saud adalah 
adik kandung langsungnya yaitu Pangeran Sultan.  Ketua Majelis Dinasty Saud 
adalah Caliph Abdulah sdendiri.

Demikianlah, aturan di Arab Saudia sangat ketatnya sehingga jangan harap bisa 
ada pemberontakan karena tidak ada Pegawai negeri, pejabat, polisi, atau 
tentara yang berasal dari warga diluar keturunan darah Dinasty Saud.

Setiap orang yang memiliki jalur darah keturunan dinasty Saud bisa jadi 
memiliki perusahaan2, dan perusahaan2 inilah yang diperbolehkan mempekerjakan 
orang2 yang berasal dari luar keturunan dinasty Saud.  Namun meskipun masih 
keturunan darah dari dinasty Saud, apabila dituduh mengkhianati Caliph tentunya 
tetap dihukum mati, tidak ada ampun untuk pengkhianatan yang dinamakannya 
sebagai murtad.

Caliph Fahd Ibnu Saud, yaitu ayak dari Caliph Abdulah yang sekarang ini, telah 
terkenal sebagai seorang Tyrani top dunia dan merupakan satu dari 7 pelanggar 
HAM terberat dimuka bumi ini.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Kirim email ke