Refleksi : Belum lama berselang dibilang Golkar musuh berat, sekarang siap gandeng Golkar bila ditinggalkan PD. Jadi dengan lain kata siapa saja boleh bergandeng-mesra asal dapat menduduki kursi empuk penuh rejeki nomplok, lebih jelas lagi Golkar atau PDIP podowae!
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=4798 2009-02-14 PDI-P Siap Gandeng Golkar [JAKARTA] Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Pramono Anung mengatakan, jikalau Partai Golkar ditinggalkan Partai Demokrat, Partai Golkar tidak akan berjalan sendirian. PDI-P akan menemani Partai Golkar untuk bergandengan tangan bersama-bersama memenangi Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. "Kalau Partai Golkar ditinggalkan Partai Demokrat, Golkar tak akan berjalan sendiri," kata Pramono, seusai diskusi acara Pengusaha Bertanya, Perpol Menjawab, Jumat (13/2) di Jakarta. Sementara itu, Direktur Indo Barometer Moh Qadari mengatakan, jika suara Partai Demokrat di pemilu legislatif bisa mencapai di atas 20 persen, sangat besar kemungkinan partai ini meninggalkan Partai Golkar. "Partai Demokrat akan cenderung mencari calon wakil presiden (cawapres) dari figur nonpartai untuk mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai calon presiden (capres) yang diusungnya," kata Qadari kepada SP secara terpisah, Jumat. Alasan Partai Demokrat memilih figur cawapres nonpartai, menurut Qadari, karena pengalaman 5 tahun berdampingan dengan Jusuf Kalla sebagai wakil presiden dari Partai Golkar, SBY sudah merasa tak terlalu nyaman karena terlalu banyak kepentingan dan tekanan politik. Kecuali kalau suara Partai Demokrat di bawah 20 persen, mau tak mau partai ini harus berkoalisi dengan figur partai. Tapi dengan Partai Golkar, menurut Qadari, sudah tipis kemungkinan Partai Demokrat menggandeng Jusuf Kalla, karena pengalaman selama 5 tahun memerintah bersama-sama, sudah dirasakan ada ketidakcocokan di antaranya keduanya. "Kalau memang Partai Demokrat mau menggandeng Jusuf Kalla, sudah sejak awal diwacanakan. Tapi sampai sekarang kan tak tampak," katanya. Figur nonpartai yang kemungkinan akan dilirik Partai Demokrat, tambahnya, yaitu Sri Mulyani yang sekarang menjabat Menteri Keuangan. Pramono mengatakan, sangat kecil peluang PDI-P bisa berkoalisi dengan Partai Demokrat di Pemilu 2009. Masalahnya, Partai Demokrat sudah jelas mengusung SBY dan PDI-P mengusung Megawati Soekarnoputri sebagai capres. "Tapi dengan Partai Golkar, kami mempunyai hubungan baik, sehingga bisa berkomunikasi dalam banyak hal, termasuk dalam keseharian di Dewan Perwakilan Rakyat," ujarnya. Tidak Cukup Sementara itu, Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri, seusai memberikan visi dan misi dalam acara "Pengusaha Bertanya, Parpol Menjawab" yang dilaksanakan Asosiasi Pengusaha Indonesia mengatakan, periode lima tahun untuk memimpin pemerintahan, sebagai presiden dan wakil presiden, tidaklah cukup. "Term waktu 5 tahun untuk memimpin pemerintahan, saya kira perlu dievaluasi. Term ini tak cukup bagi pemerintahan yang ada untuk menuntaskan semua persoalan pembangunan, kecuali ada aturan yang mengatur program pemerintah lama yang belum sempat dikerjakan, harus dilanjutkan oleh pemerintahan baru," katanya. Megawati mengaku, ketika menjabat presiden tiga tahun (2001-2004), banyak agenda pembangunan yang sudah direncanakan partainya tak bisa dilaksanakan, karena sempitnya waktu. "Saya kira ini perlu diatur kembali sehingga ada keputusan bersama untuk masalah ini," katanya. [J-11]