Palestina Akhirnya Batal Berdiri Karena Harus Dibatalkan !!!
                                                    
Mari kita analisa situasi kericuhan negara Palestina.  Sebenarnya kerajaan 
Palestina yang dulunya jajahan Inggris dan rajanya adalah boneka Inggris, telah 
terpecah setelah berakhirnya perang dunia kedua akibat kekalahan mutlak 
kerajaan Inggris dari serangan Jerman sehingga semua jajahannya berantakan.

Usai Perang Dunia kedua inilah kerajaan Palestina dipecah menjadi seperti 
sekarang yaitu Syria, Yordania, Libanon, dan Israel.

Namun sekelompok orang2 Arab yang beragama Islam yang anti-Yahudi dengan 
dibantu oleh ketiga negara Arab Islam lainnya yaitu Syria, Yordania dan 
Libanon, rame2 mengeroyok Israel agar musnah karena merupakan cita2 dari agama 
Islam itu sendiri.  Namun Israel tidak musnah dan mampu mempertahankan diri 
dari keroyokan2.  Kekuatan pemberontak2 Arab Islam yang kecil jumlahnya ini 
kemudian bergerilya dengan berlindung atau dilindungi ketiga negara ini 
(Yordania, Syria, dan Libanon).

Penyelesaian akhirnya, kedua pihak menanda tangani perjanjian camp David dimana 
Israel diharuskan menyerahkan wilayah Westbank dan Gaza kepada kelompok Arab 
ini untuk mendirikan negara baru Palestina, namun dipihak lain, semua negara2 
Arab juga harus memberikan pengakuan dan menjamin keamanan Israel.

Namun perjanjian ini akhirnya dilanggar sendiri oleh pihak Arab Palestina yang 
menarik pengakuannya terhadap Israel.  Oleh karena itu wajar kalo Israel juga 
menarik kembali wilayah yang sudah diberikannya kepada otoritas negara 
Palestina.

Situasi menjadi makin tidak menentu setelah negara Palestina itu sendiri 
terpecah dua menjadi faksi Fatah dan faksi Hamas dimana keduanya ini memiliki 
pandangan dan ideologi yang berbeda.  Faksi Fatah adalah Islam Sunni yang 
dibacking oleh Arab Saudi, sedangkan faksi Hamas adalah Islam Syiah yang 
dibacking oleh Iran.

Meskipun kedua faksi (Fatah & Hamas) ini saling bermusuhan, namun keduanya 
sama2 memerangi Israel, ingin menumpas Yahudi merebut tanah mereka.

Dunia Internasional yang tadinya bersimpati kepada negara baru Palestina ini, 
akhirnya harus menarik kembali rasa simpatinya berganti dengan rasa marah dan 
kecewa, karena bantuan yang dikirimkan malah dirampok habis2an oleh pihak 
Hamas.  Dunia Internasional mengharapkan akan munculnya negara baru Palestina 
yang bisa hidup berdampingan secara damai dengan Israel.  Nyatanya sekarang 
malah menjadi dua negara Palestina yang saling bermusuhan, jelas pihak UN tidak 
mungkin mengakui adanya dua negara Palestina yang keduanya memusuhi Israel.  
Mempersatukan keduanya ternyata tidak mungkin karena selain ideologi agamanya 
berbeda, juga politik negaranya sama sekali bertentangan.

Situasi begini menjadi keadaannya status quo sehingga demi keamanan Israel, 
kedua wilayah Westbank dan Gaza harus diambil kembali dan pemberontak atau 
terrorist yang berusaha mengacaukan wilayah ini akan ditumpas tanpa ampun...... 
 dan selesailah dongeng negara Palestina ini.

Mesir yang selama ini menjadi penengah untuk mempersatukan kedua faksi ini, 
akhirnya menarik diri, karena pertemuan demi pertemuan tidak pernah menemukan 
titik temu yang bisa mempersatukan keduanya, padahal pihak Mesir harus 
menanggung biaya pesawat, hotel, dan makanan2 mewah bagi perwakilan kedua faksi 
ini.  Celakanya, setiap pertemuan yang gagal mereka meminta kepada pihak Mesir 
untuk melanjutkan kembali pertemuannya dibulan depan.  Hal begini telah 
berlangsung 4 tahun tanpa ada perubahan, baru sekarang inilah pihak Mesir 
menolak untuk mengadakan pertemuan lagi dibulan depan.  Artinya kasus sudah 
ditutup.

Tapi bukanlah tidak mungkin kedua faksi yang bertikai ini sama2 meminta 
Indonesia untuk jadi penengah, tentunya menyediakan hotel Mewah di Jakarta, 
lengkap dengan tiket pesawat pulang pergi untuk kira2 150 orang bagi setiap 
faksi yang mewakili faksinya.  Indonesia bisa diharapkan untuk melanjutkan 
tugas Mesir membiayai pertemuan untuk menyatukan kembali kedua faksi yang 
bertikai ini.

Namun, biarpun kedua faksi ini nantinya bisa bersatu, tetap saja Israel akan 
menolak pertemuan dengan keduanya, apalagi untuk mengadakan perundingan tawar 
menawar.  Kenapa harus tawar menawar untuk wilayahnya yang tadinya sudah 
dipasrahkan untuk disumbangkan???  Wilayah sendiri gampang tarik kembali dan 
usir semua penduduk gelapnya.

Kesimpulanya, bukan tidak mungkin Indonesia bersedia mengeluarkan biaya 
meskipun rakyatnya sendiri kelaparan.  Mendamaikan kedua pihak asing yang 
bertikai sementara bangsanya sendiri di-pecah2 dalam pertikaian.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Kirim email ke