Kesan Pertama dan Hubungan yang Langgeng Ketika Anda mengendarai mobil ke sekolah dengan kecepatan sedang sambil mendengarkan musik, tiba-tiba Anda tersentak dari lamunan Anda karena seorang wanita muda memotong jalan di depan Anda. Dia mengendarai sebuah mobil sport berwarna merah menyala dengan kecepatan sangat tinggi. Dia mempercepat kendaraannya, membelok ke tikungan dengan suara menjerit keras dan kemudian menghilang dari pandangan. Anda sedikit terkejut, tetapi kemudian Anda membayangkan kembali pengalaman tersebut. Anda tertegun karena sangat cepat Anda memperoleh perasaan yang sangat negatif tentang wanita itu, sekalipun Anda hanya sempat bertemu dalam sekejap. Dengan cepat Anda menganggapnya sebagai anak orang kaya yang manja, mungkin dari lingkungan kaya di daerah elite Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Anda juga menyadari bahwa Anda terlalu cepat memastikan sebab-sebab perilakunya -- Anda menyimpulkan bahwa dia memotong jalan di depan Anda karena dia memang pengendara yang sembrono, bukan karena menghindari lubang atau pengendara lain atau karena dia mempersiapkan diri utnuk membelok. Ketika Anda berpikir tentang peristiwa itu, Anda agak heran betapa cepat Anda memperoleh kesan sedemikian jelas tentang seseorang yang tidak Anda kenal sebelumnya. Kemudian, pikiran Anda beralih ke pesta yang Anda kunjungi Jumat siang yang lalu. Anda mulai memikirkan Yusuf, mahasiswa yang Anda jumpai dan Anda ajak berbicara sekitar tiga-perempat jam. Tampaknya dia cukup simpatik dan memiliki rasa humor yang tinggi. Saudara teman sekamar Anda, yang satu universitas dengan dia, mengatakan bahwa dia adalah seorang mahasiswa yang baik dan orang-orang menyukai dia. TEtapi Anda heran, karena dia mengenakan medali yang bercorak keagamaan; dan agamanya berbeda dengan agama Anda. Dia bercerita tentang kunjungannya ke gereja setiap hari minggu, sehingga dia tampak cukup saleh, sedangkan Anda tidak. Anda bercerita tentang buku bagus yang baru saja dipasarkan ibu Anda dengan perusahaan bukunya; dan Yusuf menanyakan bagaimana perasaan ayah Anda sehubungan dengan hal itu, karena dia tidak yakin ayah Anda setuju istrinya bekerja sepenuh waktu. Anda memang tertarik pada Yusuf, tetapi Anda mulai heran. Sejauh mana makna penting sikap yang menarik itu? Apakah selalu penting untuk merasa bahwa teman Anda menarik? Bagaimana dengan perbedaan nilai? Apakah masalah-masalah itu dapat teratasi dengan sendirinya, atau perlu diatasi dengan persetujuan ang memuaskan satu sama lain? Aatu apakah persoalan itu makin lama akan makin penting, yang lambat laun akan menambah jumlah konflik yang terjadi? Masalah apakah yang akan timbul? Bagaimana seharusnya masalah itu dihadapi? Hubungan sosial selalu melibatkan unsur-unsur semacam itu. Hubungan tersebut menimbulkan banyak pertanyaan tentang bagaimana kita membentuk kesan, apa yang penting dalam suatu hubungan, bagaimana hubungan berubah dari waktu ke waktu, dan sebagainya. Hubungan antarpribadi (interpersonal relationship) merupakan pokok bahasan psikologi sosial. Psikologi Sosial 1 Sears, Freedman, & Peplau hal 2-3 salam baca, bhirawa_m
Yahoo! Toolbar kini dilengkapi Anti-Virus dan Anti-Adware gratis. Download Yahoo! Toolbar sekarang. http://id.toolbar.yahoo.com