BANG TAWANG kalo anda jujur maka akan ingat bhw sejak Islamic Revolution
yg dilancarkan oleh Ayathollah Khomeni negara Persia-Iran itu langsung
menukik terjerembab dlm kenistaan dan kemiskinan. Kekayaan alam (minyak
yg berlimpah) ternyata hanya dipake oleh para pemimpin negara dan
ulamanya. Rakyat Iran menjadi kere.

SEjarah Persia ini luar biasa: dari bangsa yg perdabannya tinggi tiba2
anjlok ketika diduduki jihadist di abad pertama dari sejarah Islam.
Nyaris bahasa Persia dan budayanya lenyap (spt yg terjadi di Mesir).
Penderitaan bangsa Persia ini terus berlangsung karena kedunguan ajaran
agamanya. Presiden Ahmadenyad bahkan taon lalu mengatakan sebenatar lagi
'the Hidden Imam' akan muncul dari tempat persembunyiannya di sebuah
sumur dan Islam (Shi'ite) akan jaya, menguasai dunia.

Aku tidak tau apa yg anda maksudkan dg SDM (suicide dan mati?). Setiap
minggu di Iran ada hukuman Islami: mati, gantung, rajam yg dikenakan pd
rakyatnya sendiri krn hal2 yg semestinya tidak sepantasnya  lagi dihukum
sekejam itu di abad ke-21 ini, misalnya, murtad, berzina, homseksuil.
Sebagian besar korbannya adalah kaum perempuan.

Jangan selalu nyalahin orang laen, Bang. Iran ketinggalan dan terpuruk
bukan krn Israel, USA dan Mossad serta CIA - Iran terpuruk karena
kesalahan para pemimpinnya dan ajaran agamanya. Coba nanti kalo Iran
berhasil membuat bomb nuklir - aku pasti yg bener2 kebakaran jenggot
adalah Saudi Arabia dan umat Islam sunni di seantero jagad, termasuk di
Indonesia. Umat Islam sunni nantinya akan minta, ngemis pada the Great
Satan (USA) dan minta tolong Israel agar menghancurkan nuclear arsenal
dari Republik Islam Iran!

Gabriela Rantau

--- In zamanku@yahoogroups.com, "tawangalun" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Jane Iran itu adalah contoh negara Islam yang SDM nya apik dan ada
> kans untuk maju.Tapi kan ketok bahwa Kafir mati2-an ingin
> menghambatnya dg mengembargo.Coba kalau dia bukan negoro Islam gak
> mungkin kena embargo.
>
> Shalom,
> Tawangalun.
>
> - In [EMAIL PROTECTED], "great pretender"
> great.pretender2000@ wrote:
>
>  *GW guling guling membaca-nya Hahahaha, dan Juga jawaban geblek pak
> Ustad
> hihihihi...*
> **
> *
> http://www.eramuslim.com/ustadz/pol/6914113341-mengapa-orang-kafir-
> lebih-maju-daripada-muslim.htm?rel
> *
> **
>
> Assalamualaikum wr. wb.
>
> Yth. Pak Ustadz,
>
> Menyambung jawaban Pak Ustadz sebelumnya dari pertanyaan tentang
> menginap di
> hotel orang kafir di ketika ibadah haji, saya ingin bertanya lebih
> lanjut
> tentang hal tersebut. Kita ketahui bersama, bahwa hampir semua
> kemajuan ilmu
> dan teknologi di dunia ini ditemukan dan dikuasai oleh orang kafir
> (baca
> orang Barat), sebut saja mulai dari yang melekat di badan kita, misal
> jam
> tangan, kacamata, handphone, dan lain-lain. Begitu juga internet,
> komputer,
> mobil, pesawat, obat-obatan, dan banyak lagi. Mengapa orang Islam
> sendiri
> malah tertinggal jauh?
>
> Apakah ini memang "skenario Tuhan" seperti itu, ataukah kesalahan
> umat Islam
> sendiri? Kalau kita mendengar berita dari Timur Tengah yang kebanyakan
> negara Islam, yang kita dengar kebanyakan adalah perang dan
> pertumpahan
> darah, perdebatan antar ulama, kekayaan dan harta yang melimpah dan
> semacamnya, jarang dan hampir tidak pernah kita mendengar ada research
> (penelitian) teknologi dan intelektual yang bisa bermanfaat untuk
> umat Islam
> sendiri, apa sebab semua itu pak Ustadz?
>
> Mengapa tidak ada ide, kekayaan yang melimpah di negara-negara Arab
> itu
> digunakan untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
> tidak
> semuanya dikuasai Barat seperti sekarang ini?
>
> Atau mengapa kekayaan yang melimpah itu tidak digunakan untuk semacam
> dana
> kemanusiaan di seluruh dunia, menolong penduduk miskin di Afrika, dan
> syiar
> Islam lainnya yang berbasis perdamaian dan kemanusiaan yang
> teroganisir
> dengan baik sehingga Barat akan kagum dan salut dengan Islam?
>
> Di mana sebenarnya letak kesalahan tersebut?
>
> Mohon penjelasan dan jawaban Pak Ustadz
>
> Wassalamualaikum wr. wb.
>
> Susi Wulandari
> susiwlndr
> Jawaban
>
> *Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,*
>
> Sebenarnya bukan karena umat Islam tidak mampu menciptakan berbagai
> macam
> teknologi maju. Sebab kalau kita teliti, tidak sedikit di antara umat
> Islam
> yang cerdas, pandai serta berstatus ilmuwan.
>
> Contoh yang paling mudah di negeri kita sendiri. Kita punya Prof. Dr.
> Ing.
> BJ. Habibie, yang pakar di bidang pembuatan pesawat terbang. Dahulu
> beliau
> sudah pernah membuat banyak berbagai jenis pesawat terbang. Kepakaran
> beliau
> sangat dihargai oleh para ahli di Eropa, bahkan pabrik pesawat
> terbang di
> manca negara pun mempercayakan pembelian sparepart dari negeri kita.
> Kalau
> bikin pesawat terbang saja bisa, tentu kalau sekedar bikin mobil atau
> motor
> bukan perkara sulit.
>
> Tapi lantaran pergolakan politik, nyaris semua terobosan itu bubar
> jalan.
> IPTN atau PTDI berubah dari pabrik pesawat menjadi pabrik panci. Kita
> tidak
> pernah punya mobil nasional kecuali hanya membeli dari luar dan
> diganti
> mereknya.
>
> Kita juga punya ahli di bidang IT semacam pak Onno W. Purbo dengan ide
> cemerlangnya. Misalnya tentang akses internet murah buat seluruh
> bangsa
> Indonesia, di mana sekalian bisa digunakan untuk bertelepon ke
> seluruh dunia
> 24 jam tanpa biaya. Sayangnya orang seperti beliau malah tersingkir.
>
> Putera bangsa kita juga bisa buat akses internet hanya dengan
> memanfaatkankabel listrik. Bayangkan, dengan cara begitu, nyaris
> seluruh
> penduduk bisa terkover dengan internet.
>
> Belum lagi penemuan lain seperti pemanfaatan minyak jelantah sebagai
> pengganti bahan bakar minyak (solar), yang sudah terbukti sangat
> ekonomis.
>
> Bukankah para hacker di negeri ini sangat terkenal dengan berbagai
> prstasinya menjebol berbagai macam sekuriti sistem? Bahkan situs KPU
> pun
> dengan mudah bisa digerayangi. Selain itu, dalam kasus carding pun
> bangsa
> kita sangat terkenal di manca negara. Ini membuktikan bahwa kita sama
> sekali
> tidak tertinggal di bidang IT, meski contoh ini bukan dari jenis yang
> baik.
>
> Dan yang paling menarik adalah pernyataan Prof. Dr. R. P.
> Koesoemadinata,
> mantan guru besar Geologi ITB dan pemimpin tim eksplorasi Blok
> Cepudari
> HPG,..." proses penelitian sampai penentuan titik lokasi bor (ladang
> minyak
> Cepu) adalah 100% dilakukan sumber daya manusia Indonesia sendiri.
> Mobil Oil
> hanya menelaah ulang hasil jerih payah penelitian ini, dan akhirnya
> menyetujui untuk melakukan pengeboran."
>
> Itu artinya bahwa SDM bangsa kita sebenarnya sangat mampu untuk
> melakukan
> eksplorasi sendiri di bidang perminyakan, tidak perlu bergantung
> kepada
> bangsa lain.
>
> Pendek kata, kita sesungguhnya pandai dan kaya dengan beragam
> terobosan di
> bidang iptek. Tapi yang seringkali menjadi kendala justru pada masalah
> kebijakan pemerintah. Orang menyebutnya *good will* dari yang punya
> kekuasaan. Dan biasanya, semua itu sangat dipengaruhi oleh para
> pemilik
> modal dan pemain bisnis. Bahkan bukan tidak mungkin juga faktor
> kepentingan
> negara lain, meski lewat tangan-tangan tersembunyi.
>
> Bukankah bangsa Indonesia tadinya punya berbagai macam perusahan
> berbasis
> teknologi? Tapi sekarang sudah bukan milik kita lagi, lantaran adanya
> kebijakan privatisasi yang sangat merugikan.
>
> Maka demikianlah kejadiannya. Bangsa-bangsa muslim bukannya tidak
> punya para
> ahli di bidang teknologi, tapi yang sangat menjadi masalah justru
> kebijakan
> para penguasa di negeri-negeri muslim itu sendiri. Entah karena pola
> pikirnya atau karena tekanan pihak luar.
>
> Bagaimana dengan SDM muslim dari negara Arab?
>
> Nasibnya tidak jauh berbeda. Kita ambil contoh sederhana, Mesir.
> Negeri itu
> punya doktor dan saintis yang luar biasa kualitas dan kuantitasnya.
> Tapi tak
> satu pun yang 'dipakai' oleh pemerintahan mereka sendiri. Akhirnya,
> mereka
> pun bekerja di berbagai negara lain. Maka yang rugi sebenarnya
> pemerintah
> mereka sendiri, tentunya termasuk rakyatnya juga.
>
> Maka kesimpulannya mungkin sederhana saja, rupanya meski umat Islam
> punya
> begitu banyak SDM berkualitas serta potensi alam yang luar biasa, tapi
> selama masih dipimpin oleh 'antek-antek kapitalis' yang fikrahnya
> berantakan, sampai kapan pun bangsa-bangsa Islam tidak akan pernah
> bangkit.
> Selama pemegang kebijakan hanyalah orang-orang yang tidak punya
> nasionalisme, apalagi ghirah ke-Islaman yang benar, maka selama itu
> punya
> bangsa kita masih akan terus terpuruk.
>
> Sayangnya, yang namanya penguasa itu tidak hanya melulu
> direpresentasikan
> oleh sosok presidennya. Tetapi lebih luas dari itu, sangat ditentukan
> oleh
> 'sistem' yang sudah dibentuk sejak merdekanya negeri ini.
>
> *Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi
> wabarakatuh,
> *
> *Ahmad Sarwat, Lc.*
>
> --- End forwarded message ---
>

Kirim email ke