Soal Iklan Soeharto, Internal PKS Pecah
JAKARTA - Penayangan tokoh rezim Orde Baru Soeharto dalam iklan PKS tak
hanya memunculkan pro kontra di eksternal. Di internal partai itu juga
muncul beda pendapat. Ternyata tak semua tokoh kunci partai tersebut setuju
dengan penampilan mantan presiden kedua itu.

Sikap menolak terhadap iklan yang telah ditayangkan itu datang dari Anggota
Majelis Syura DPP PKS Hidayat Nurwahid. Menurut dia, partainya tidak pernah
mengeluarkan keputusan untuk memasukkan Soeharto dalam kategori pahlawan.

''Saya menyayangkan kenapa Pak Harto ditampilkan bersama dengan tokoh lain
dan disebut sebagai guru bangsa dan pahlawan nasional,'' ujarnya saat
ditemui di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, kemarin (21/11). Penolakan
atas ide tersebut ditunjukkan Hidayat dengan tidak menghadiri perhelatan
besar penyerahan pemimpin muda awards versi PKS di Bandung, Kamis (20/11).

Ketua MPR itu menyatakan, pengambilan keputusan untuk menanyangkan iklan
politik tersebut tidak melalui persetujuan majelis syura. Padahal, sesuai
dengan mekanisme umum di PKS, keputusan strategis seperti itu harus melalui
persetujuan majelis syura. ''Iklan itu tidak dibahas di majelis syura. Dan
karenanya, saya tidak terlibat di dalam pembahasan,'' ungkapnya.

Hidayat juga mengatakan, bukan hanya majelis syura yang tidak diajak bicara
soal penayangan iklan politik tersebut. Sebagian pimpinan DPP PKS juga tidak
setuju dengan ide iklan tersebut. ''Pak Tifatul (presiden PKS, Red) pun
telah tegas menyatakan PKS belum pernah mengusulkan beliau (Soeharto, Red)
sebagai guru bangsa,'' ungkapnya. Artinya, penayangan iklan tersebut memang
dilakukan sepihak oleh salah satu faksi di PKS.

Dalam beberapa hari terakhir, beredar SMS (short message services ) di
kalangan wartawan bahwa PKS telah menerima dana miliaran rupiah untuk
penayangan iklan tersebut. Dalam SMS itu disebutkan, Hidayat menerima
sekitar Rp 3 miliar untuk berkampanye. Saat dikonfirmasi soal itu, Hidayat
membantah keras. ''Saya pada posisi menolak iklan tersebut. Bagaimana bisa
dapat duit? Kalau secara pribadi, tidak satu rupiah pun uang dari Cendana
masuk ke kantong saya. Itu fitnah,'' tegasnya. (cak)

http://jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=36944

Kirim email ke