Uskup Penolak Holocaust Diminta Ubah Pendapat

ROMA -- Vatikan kemarin mendesak Uskup Richard Williamson, yang menolak 
peristiwa holocaust, mengubah pendapatnya agar bisa diterima di kantor Gereja 
Katolik Roma. 
Dalam pernyataan tertulis, Vatikan menyatakan komentar Williamson tersebut 
tidak diketahui oleh Paus Benediktus XVI ketika ia mencabut dekrit pengucilan 
terhadap uskup asal Inggris itu dan tiga uskup lain pada bulan lalu. 
Pernyataan kontroversial Williamson, 67 tahun, muncul dalam wawancara khusus 
yang dilansir stasiun televisi Swedia pada 22 Januari, sehari setelah dekrit 
pengucilan dirinya dicabut oleh Paus, namun dua hari sebelum keputusan itu 
diberitakan ke publik. 
Ia membantah tudingan tentara Nazi Jerman yang dipimpin oleh Adolf Hitler 
menggunakan gas beracun untuk menghabisi jutaan warga Yahudi selama Perang 
Dunia II. Ia bahkan menyebutkan korban Yahudi yang tewas di kamp penahanan 
hanya 200-300 ribu, bukan 6 juta seperti yang diketahui selama ini. 
Kontroversi itu menimbulkan tekanan dan kecaman dari kalangan Yahudi dan 
Katolik. Bahkan Kanselir Jerman Angela Merkel mengecam Paus Benediktus karena 
dianggap bimbang dalam menangani kasus Williamson tersebut. Ahli teologi 
liberal Jerman, Hermann Haering, bahkan menuntut Benediktus segera mundur dari 
jabatannya. 
Namun, juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, membantah tuduhan itu. Ia 
mengingatkan pernyataan Paus pada 28 Januari soal solidaritasnya pada korban 
holocaust. “Shoah (holocaust) seharusnya menjadi peringatan bagi orang-orang 
yang lupa, membantah, dan menguranginya,” katanya, mengutip Paus. Jumat pekan 
lalu, Williamson, yang menetap di Argentina, mengungkapkan penyesalannya. AFP | 
GUARDIAN | FAISAL ASSEGAF
 


http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/02/06/Internasional/krn.20090206.155956.id.html


 
http://media-klaten.blogspot.com/
 
 
 
salam
Abdul Rohim


      

Kirim email ke