Gaby :
 
SAYANG SEKALI masih terlalu anyak pemuka masyarakat yg haanya memikirkan 
akherat, a.l. dg memfasilitasi calon ulama. Bgmn dg calon inssinyur, calon 
dokter, calon prawat handal, calon ilmuwan dst?

Bening :
GABY BENAR.
Dalam ISLAM, kehidupan dunia dan akherat harus dicapai bersama-sama, tidak 
boleh mengejar akherat dan melupakan dunia. Hal ini tercantum dalam Al Qur'an :
 
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) 
negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) 
duniwi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebaimana Allah telah berbuat 
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. 
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan" (QS. 
Al-Qashash: 77).

http://bukukuningku.blogspot.com/2006/12/keseimbangan-antara-dunia-akhirat.html
 
Menjadi ULAMA AGAMA adalah Penting, sama pentingnya menjadi INSINYUR, DOKTER, 
ahli hukum, Pertanian, Perawat, Pedagang, Pegawai Negri, Tentara.
 
Masing-masing profesi memiliki PERAN, dan apabila PROFESI yang di miliki 
berperan Untuk MEMAYU HAYUNING BAWONO, atau menjaga kesejahteraan dunia, maka 
tidak ada beda antara ULAMA, KYAI, DOKTER, PEDAGANG, INSINYUR.
 
bahkan dalam ajaran ISLAM, menjadi dokter, insinyur, tukang, montir, petani 
adalah FARDHU KIFAYAH, artinya masing-masing ANGGOTA MASYARAKAT wajib ada yang 
menjadi DOKTER, ketika dalam masyarakat itu belum ada DOKTER. karena Dokter 
adalah PENTING.
 
inilah ajaran ISLAM, bahwa manusia masing-masing memiliki PERAN yang berbeda, 
namun BOBOTNYA sama, asalkan PERAN tersebut bermanfaat bagi masyarakat.
 
Mohon Maaf, apabila di bandingkan dengan AJARAN ALKITAB yang alergi DUNIA.
 
“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat 
merusakkannya
Dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di 
sorga;
di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar 
serta mencurinya.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Matius 6:19-21
 
He.....he.... Coba Bandingkan. Kalau AJARAN ALKITAB, maka dunia adalah HINA, 
sedangkan ajaran Al Qur'an, antra DUNIA dan AKHERAT adalah SAMA pentingnya.
 
Bisakah GABY menjawab diskusi ini dengan Baik ??? pastilah dia akan 
NGIBRIT..........he....he.........
 
=====================
Gaby :
Negara dan bangsa Indonesia mengalami amburadul yg berkelanjutan krn banyak 
orang Indonesia yg terlalu sibuk ngurusin akherat dan melupakan dunia nyata ini.
 
Bening :
GABY BENAR.
Kalau menurut ajaran Yesus, maka manusia HARUS SIBUK ngurusin aherat. Buat apa 
NGURUSI dunia, kan Dunia tempat NGENGAT dan PENCURI.
 
Tapi kalau menurut ajaran ISLAM, orang yang SIBUK memikirkan AHERAT dan 
melupakan DUNIA adalah SALAH. orang ini berarti tidak tahu TUJUAN TUHAN 
menciptakan manusia adalah untuk menjadi wakil TUHAN di DUNIA untuk mengurus 
dunia ini. jadi orang yang MELUPAKAN DUNIA adalah orang yang menyimpang dari 
tujuan TUHAN menciptakan manusia.
===========================
Gaby :
Yg kasat mata yg harus ditekuni ialah hidup yg jelas kita alami sekarang! Let 
heaven take care of itself! Kalo banyak bangsa Indonesia yg hidup kesrakat, 
maka mereka jauh lebih mudah tergiur dg korupsi, dg mencuri, me-recohin orang 
laen dg harapan akan keluar duitnya, dan masih banyak lagi kemungkinan hidup yg 
tidak benar dan keluar dari rel krn kekurangan ekonomi.
 
Bening :
GABY BENAR.
Dalam ISLAM mengajarkan, bahwa manusia harus bekerja, MUSLIM harus berusaha 
menjadi KAYA, tetapi dalam mencari kekayaan harus sesuai dengan ajaran ISLAM, 
misalnya tidak berbohong ketika berdagang.
 
Tetapi dalam ajaran YESUS, orang Miskin adalah yang memiliki Kerajaan Sorga.. 
Pengikut Yesus dilarang kaya, karena harta dunia dimakan NGENGAT.
 
Kenapa dalam ajaran ISLAM muslim harus kaya ??? karena kalau miskin bisa 
menjadi Pencuri, Koruptor, ngrecohin orang lain seperti yang dikatakan GABY 
diatas. Dalam hal ini dirumuskan dengan baik oleh NABI dalam sebuah hadist :
 
Hampir-hampir kefakiran itu mendekati kekafiran.”[HR.Al-’Uqoiliy dalam 
Adh-Dhu’afa’ (419), dan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah (3/53) dari jalur Sufyan, 
dari Al-Hajaj dari Yazid Ar-Roqosyiy dari Anas secara marfu’.]
 
Jadi menjadi MISKIN itu berbahaya, bisa mudah menjadi KAFIR atau melanggar 
agama seperti mencuri, korupsi, dll.
 
=============================
 
Gaby :

Ini tentunya orang tidak boleh menghalalkan apa saja. Kenyataan bhw kalo orang 
hidupnya lumayan baik, kecenderungan untuk nyopet, ngerampok, maling, 
melacurkan diri dan korupsi duit rakyat-negara itu jauh lebih sedikit daripada 
sewaktu orang hiduonya serbab kekurangan.
 
Bening :
Gaby benar, makanya ISLAM mengajarkan umatnya agar jangan melulu mencari 
akherat tetapi melupakan KEHIDUPAN dunia. ini dilarang dengan jelas dalam AL 
Qur'an yang sudah saya kutip diatas.
 
Jadi Gaby justru setuju dengan ajaran ISLAM dan menentang ajaran ALKITAB yang 
melarang mengumpulkan harta dunia.
===================

Gaby :
Tanpa meninggalkan ajaran agama yg bermanfaat bagi masyarakat luas, marilah 
kita bergiat bekerja, meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan rasa 
hormat-menghormati.
 
Bening :
Menjadi dokter, Insinyur, Pedagang, Pegawai semua tidak HARUS meninggalkan 
ajaran AGAMA. bukankah ISLAM sudah mengajarkan apa yang harus dilakukan manusia 
di dunia ini. Jadi Pedagang jangan 'menumpuk barang', memalsu barang dagangan, 
meninggikan harga tidak wajar, bersumpah palsu, dan sebagainya diajarkan dengan 
detail dalam ISLAM.
====================
Gaby :
Melakukan apa yg aku sebut di atas pasti merupakan tindakan yg diridhloi oleh 
Tuhan Maha Suci dan membuat kehidupan di tanah-air tercinta lebih aman 
sejahtera dan 'kondusif' (Aku paling benci dg kata ini krn dibutchered se-enak 
perut pemakainya.
 
Bening :
Allah dalam ajaran ISLAM menganjurkan, bahwa manusia tidak boleh meninggalkan 
kehidupan dunia hanya Demi Akherat. Manusia dilarang hidup seperti RAHIB yang 
meninggalkan kehidupan DUnia hanya Demi SPIRITUAL/AKHERAT. sehingga dalam ISLAM 
tidak mengenal ROHANIAWAN.
Manusia harus hidup wajar seperti manusia normal, bekerja, berumah tangga, 
belajar, bermasyarakat.
 
Apa yang ditulis GABY diatas adalah SAMA persis dengan ajaran AL QUR'AN, tetapi 
justru Bertentangan dengan AJARAN ALKITAB yang melarang manusia mengumpulkan 
HARTA.
 
Dari melihat kesamaan TULISAN GABY dengan ajaran Al Qur'an apakah itu 
menunjukkan kalau GABY mempelajari ajaran ISLAM/ALQur'an ? jawabannya adalah 
PASTI TIDAK.
 
Tetapi kenapa yang ditulis GABY sama PERSIS yang diajarkan ISLAM ?
 
Karena GABY menulis sesuai dengan suara HATI NURANI yang belum dikotori. Karena 
GABY mengikuti suara HATI NURANI, maka Hati NUrani akan membimbing kepada 
ajaran FITRAH, sehingga hati nurani ini akan SAMA PERSIS dengan ajaran ISLAM. 
Tetapi justru HATI NURANI GABY bertentangan dengan ajaran ALKITAB yang melarang 
menumpuk harta dunia.
 
ini menunjukkan, ketika manusia berada pada HATI YANG SUCI dan BERSIH tanpa 
dipengaruhi FIKIRAN/EMOSI/KEBENCIAN, justru suara hati nurani akan SAMA dengan 
AJARAN ISLAM.
 
inilah yang disebutkan, bahwa ajaran ISLAM adalah ajaran Fitrah, ajaran yang 
diingini oleh HATI nurani ketika hati berada pada posisi tanpa pengaruh.
 
Makanya orang yang menjalankan ajaran ISLAM, bagaikan seorang bayi yang hanya 
bertindak mengikuti suara hati.
 
Selamat kepada GABY, yang tanpa sadar, telah menyebarkan ajaran ISLAM dengan 
baik, seperti yang dikehendaki AL Qur'an.
 
Salam,

--- On Thu, 11/20/08, gkrantau <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: gkrantau <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [zamanku] Re: 'Calon Ulama' Lampung di Mesir
To: zamanku@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 20, 2008, 5:23 AM






SAYANG SEKALI masih terlalu anyak pemuka masyarakat yg haanya memikirkan 
akherat, a.l. dg memfasilitasi calon ulama. Bgmn dg calon inssinyur, calon 
dokter, calon prawat handal, calon ilmuwan dst?

Negara dan bangsa Indonesia mengalami amburadul yg berkelanjutan krn banyak 
orang Indonesia yg terlalu sibuk ngurusin akherat dan melupakan dunia nyata ini.

Yg kasat mata yg harus ditekuni ialah hidup yg jelas kita alami sekarang! Let 
heaven take care of itself! Kalo banyak bangsa Indonesia yg hidup kesrakat, 
maka mereka jauh lebih mudah tergiur dg korupsi, dg mencuri, me-recohin orang 
laen dg harapan akan keluar duitnya, dan masih banyak lagi kemungkinan hidup yg 
tidak benar dan keluar dari rel krn kekurangan ekonomi.

Ini tentunya orang tidak boleh menghalalkan apa saja. Kenyataan bhw kalo orang 
hidupnya lumayan baik, kecenderungan untuk nyopet, ngerampok, maling, 
melacurkan diri dan korupsi duit rakyat-negara itu jauh lebih sedikit daripada 
sewaktu orang hiduonya serbab kekurangan.

Tanpa meninggalkan ajaran agama yg bermanfaat bagi masyarakat luas, marilah 
kita bergiat bekerja, meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan rasa 
hormat-menghormati.

Melakukan apa yg aku sebut di atas pasti merupakan tindakan yg diridhloi oleh 
Tuhan Maha Suci dan membuat kehidupan di tanah-air tercinta lebih aman 
sejahtera dan 'kondusif' (Aku paling benci dg kata ini krn dibutchered se-enak 
perut pemakainya.

Gabriela Rantau

--- In [EMAIL PROTECTED] .com, "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> http://www.lampungp ost.com/cetak/ berita.php? id=2008111921284 520
> 
> Kamis, 20 November 2008 
> 
> OPINI 
> 
> 
> 
> 'Calon Ulama' Lampung di Mesir 
> 
> Udo Yamin Majdi
> 
> Direktur Eksekutif Word Smart Center Cairo, Mahasiswa Fakultas Syariah wal 
> Qanun Universitas Al-Azhar Tafahna Al-Asyraf, Mesir
> 
> "Dalam rangka suksesnya pembangunan masyarakat Lampung", tulis M. Afif 
> Anshori, direktur eksekutif Ikatan Jaringan Kerja Sama (Ikrama) Pondok 
> Pesantren se-Lampung, dalam rubrik Opini Lampung Post (7-11). "Pemda harus 
> mampu menggandeng dan memfasilitasi para ulama, bahkan 'calon ulama' yang 
> dikader di pesantren; apakah dengan pembangunan akses infrastruktur ke 
> pesantren di perdesaan, pelatihan life skill, pemberian bantuan modal usaha, 
> dan sebagainya. Bahkan harus dimasukkan dalam salah satu program pada Badan 
> Perencanaan Pembangunan Daerah."
> 
> "Calon ulama" yang termaktub pada tulisan berjudul Lampung Gudang Ulama, 
> Sebuah Obsesi itu terkesan hanya ditujukan kepada para santri di pesantren 
> Lampung saja. Padahal, masih ada calon ulama lain yang perlu dirangkul Pemda 
> Lampung, yaitu para mahasiswa asal Lampung di Universitas Al-Azhar Mesir. 
> Para calon ulama ini seakan-akan dilupakan Pemda Lampung sehingga ketika 
> mereka pulang dari Mesir banyak yang mengabdi di luar Lampung. Sebenarnya, 
> hal ini tidak terjadi manakala Pemda Lampung berusaha mendekati mereka sejak 
> masih di Mesir, sebagaimana yang dilakukan beberapa pemda lainnya.
> 
> Mahasiswa dan Organisasi Daerah
> 
> Mahasiswa Indonesia belajar ke Mesir sudah ada sejak prakemerdekaan RI. Tahun 
> 1923, berdiri organisasi bernama Al-Jami'ah Al-Khairiyah li Thalabah 
> Al-Azhariyah Al-Jawiyah. Tahun 1937 berganti nama dengan Perhimpunan 
> Indonesia Malayu, yang anggotanya tidak hanya dari Indonesia melainkan dari 
> semua rumpun Melayu seperti Malaysia, Thailand, dan seterusnya.
> 
> Karena mahasiswa asal Indonesia makin banyak, tahun 1951 memisahkan diri 
> dengan nama Ikatan Indonesia. Tahun 1956 berubah nama menjadi Himpunan Pemuda 
> Pelajar Indonesia (HPPI). Lalu, berubah nama lagi menjadi Perhimpunan Pelajar 
> Indonesia (PPI) tahun 1970. Pada 18 Juni 1987 lewat SK Dubes RI No.SKEP/013/ 
> VI/1987, PPI dinyatakan bubar sebab menolak asas tunggal.
> 
> Tahun itu pula, lahirlah Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (HPMI). 
> Pada musyawarah besar tanggal 28 November 1995, HPMI berubah nama menjadi 
> Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) hingga dipakai sampai hari 
> ini.
> 
> Saat ini mahasiswa Indonesia di Mesir berjumlah 5.083 orang, tersebar di 
> beberapa kota. Di Kairo sebanyak 3.985 orang. Di Zaqaziq 80 orang, di 
> Manshura 70 orang, di Thanta 75 orang, di Tafahna 120 orang, di Damanhur 6 
> orang, di Dimyath 15 orang, dan di Alexandria 5 orang.
> 
> Berdasarkan strata pendidikan, pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir 
> terdiri dari pelajar tingkat sekolah dasar dan menengah serta nonformal 
> sebanyak 119 orang; S1 di Universitas Al-Azhar sebanyak 4.602 orang; S2 di 
> Universitas Al-Azhar dan perguruan tinggi lainnya sebanyak 336 orang; S3 di 
> Universitas Al-Azhar dan perguruan tinggi lainnya sebanyak 26 orang; dan 
> mahasiswa baru tahun akademik 2007--2008 sebanyak 453 orang.
> 
> Mereka adalah lulusan pesantren atau madrasah aliah dan berasal dari berbagai 
> daerah di Tanah Air. Mereka memperoleh beasiswa gratis biaya kuliah dan 35% 
> mendapatkan tunjangan dari berbagai instansi di Mesir--misalnya dari 
> Jam'iyyah Syar'iyah berupa sembako dan uang 50 poundsterling setiap 
> bulan--dan sebagian lainnya mengandalkan kiriman orang tua atau pemasukan 
> dari berbagai usaha dan sumber lain.
> 
> Semua mahasiswa Indonesia itu menjadi anggota PPMI sebagai organisasi induk. 
> Akan tetapi dalam beraktivitas terbagi-bagi menjadi 16 organisasi kedaerahan 
> berikut ini: Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA), Himpunan Mahasiswa Medan (HMM), 
> Keluarga Pelajar Tapanuli Selatan (KPTS), Kesepakatan Mahasiswa Minangkabau 
> (KMM), Kelompok Studi Mahasiswa Riau (KSMR), Keluarga Mahasiswa Jambi (KMJ), 
> Kemass (Keluarga Masyarakat Sumatera Bagian Selatan), Keluarga Mahasiswa 
> Banten (KMB), Keluarga Pelajar Jakarta (KPJ), Keluarga Paguyuban Masyarakat 
> Jawa Barat (KPMJB), Kelompok Studi Walisongo (KSW), Gabungan Mahasiswa Jawa 
> Timur (Gamajatim), Forum Studi Keluarga Madura (Fosgama), Keluarga Mahasiswa 
> Kalimantan Mesir (KMKM), Kerukunan Keluarga Sulawesi (KKS), dan Keluarga 
> Mahasiswa Nusa Tenggara dan Bali (KMNTB).
> 
> Tahun 2002, Prof. Dr. Bachtiar Aly, M.A. menjadi dubes RI Mesir. Beliau 
> menggagas berdirinya rumah daerah, kerja sama antara organisasi daerah itu 
> dengan pemda masing-masing. Sehingga berdirilah Graha Jatim milik Gamajatim, 
> Griya milik KSW, Pasangrahan milik KPMJB, Wisma Jakarta milik KPJ, Baruga 
> milik KKS, Istana Maimoen milik HMM, Maligue milik KMA, Asrama Mahasiswa 
> milik KMM, dan seterusnya. Bantuan dari pemda untuk membeli saqah (flat) dan 
> imarah (apartemen) itu, masing-masing mulai dari satu miliar hingga tiga 
> miliar.
> 
> Selain bantuan membeli saqah dan imarah, beberapa pemda juga memberikan 
> beasiswa 100 dolar per bulan untuk putra-putri daerah mereka bahkan ada yang 
> Rp100 juta per orang untuk menyelesaikan S-2. Ada juga organisasi daerah 
> bekerja sama dengan pemdanya dalam melayani jemaah haji di Arab Saudi.
> 
> Ikmal Mesir
> 
> Sejak 1959 hingga saat ini, mahasiswa asal Lampung--juga Bengkulu dan 
> Bangka--bergabung dengan Kemass sebab jumlahnya sedikit. Dan 1999, mahasiswa 
> Lampung di Mesir bertambah.
> 
> Tahun 2000 berdirilah Forum Mahasiswa Lampung (Fosmal). Namun, Fosmal tidak 
> aktif sampai kemudian 20 Juni 2008 ada kesepakatan mendirikan Ikatan 
> Masyarakat Lampung (IKMAL) Mesir dengan anggota 63 orang.
> 
> Organisasi yang diketuai Ahmad Al-Akhran--asal Kalianda, Lampung Selatan--ini 
> dibentuk dengan tujuan (1) menjalin silaturahmi antarmahasiswa/ i dan 
> masyarakat asal Lampung di Mesir; (2) mendukung dan membantu anggotanya 
> meraih sukses akademis dan sosial; dan (3) membangun jaringan supaya 
> bersinergi ketika mengabdi di Lampung.
> 
> Kegiatan Ikmal selama ini lebih terfokus pada kajian keilmuan dan pembinaan 
> anggota. Selain itu, beberapa kegiatan yang bermaksud untuk mempererat tali 
> persaudaraan. Misalnya, pada bulan suci Ramadan lalu, Ikmal menyelenggarakan 
> ifthor jama'i (buka puasa bersama).
> 
> Membangun Sinergitas®MDUL¯
> 
> Untuk menjadikan Lampung sebagai gudang ulama, itu sangat mungkin manakala 
> seluruh komponen bersinergitas mewujudkannya. Komponen itu adalah (1) 
> pesantren dan IKMAL sebagai calon ulama; (2) alumni pesantren dan mahasiswa 
> Indonesia Mesir (Masisir) di Lampung; (3) Pemda Lampung; (4) Ikatan Jaringan 
> Kerja Sama (Ikrama) Pondok Pesantren se-Lampung; (5) LSM atau yayasan 
> pendidikan; dan (6) seluruh masyarakat Lampung.
> 
> Meskipun Pemda Lampung--dan stakeholder lainnya--belum siap melakukan seperti 
> pemda lain yang membuatkan rumah daerah sebagai pusat kegiatan, memberikan 
> beasiswa, dan bekerja sama dalam bidang keagamaan, sosial, budaya, serta 
> pembinaan jamaah haji; atau apa yang diharapkan oleh Afif Anshori di 
> atas--memasukkan IKMAL dalam program Badan Perencanaan Pembangunan 
> Daerah--paling tidak harus ada komunikasi antara pemda dengan calon ulama di 
> Mesir itu.. Dengan demikian, mudah-mudahan dari dialog itu akan muncul 
> ide-ide brilian dan sinergitas untuk mewujudkan Lampung gudang ulama. Nah, 
> bila Ikmal telah melempar bola, maka siapkah Pemda Lampung menyambutnya? 
> Wallahualam
>
 














      

Kirim email ke