Diskusi tentang poligami dipindahkan ke milis zamanku.


      Bung Errol,

      Apa alasan seseorang monogami? Bisa macam-macam bukan? 
      Begitu juga seseorang poligami, alasannya bisa macam-macam.

      Kalau alasan orang monogami, misalnya, karena istri yang ada sudah 
sempurna: cantik, sexy, perawan, dan muda, maka jika orang poligami menikahi 
istri kedua juga: lebih cantik, lebih sexy, perawan dan lebih muda dari istri 
pertama, maka anggap saja itu hadiah atas kesediaannya menikahi istri pertama 
yang tidak lebih cantik, tidak lebih sexy, janda, tidak lebih pintar, dan lebih 
tua. 

      Kalau dari sudut logika itu, orang yang monogami malah bisa dikatakan 
egois, karena alih-alih memilih wanita yang jelek, janda, yang cacat, tapi 
malah milih yang cantik dulu, yang sexy dulu, yang muda dulu, dan yang perawan, 
biar punya alasan untuk tidak menikahi yang janda tua, yang buta, yang cacat, 
pendeknya yang penuh kekurangan. 

      Jangan karena ketidakmampuan untuk menikah lagi lalu dijadikan alasan 
untuk menyerang seorang lelaki yang punya kualitas memadai untuk poligami. 

      Yang monogami belum tentu seorang lelaki yang berkualitas baik dari aspek 
agama, ekonomi, atau aspek yang lain. Banyak lelaki monogami yang kualitas 
agamanya pas-pasan. Kalau mau nikmati perempuan lain mendingan "jajan" karena 
ingin menghindari tanggungjawab seumur hidup. Cukup bayar sesuai kesepakatan, 
habis perkara. Kenapa orang yang punya kecenderungan seperti ini tidak menikah 
lagi saja? Toh agama juga membolehkan kok. Rasulullah Saw menyatakan," 
Barangsiapa yang hendak menikah demi menghindari diri dari perzinaan, Allah 
(berjanji) akan mencukupkan rezekinya." Hadits ini berlaku bagi siapa pun 
lelaki yang beriman yang memutuskan menikah, baik menikah pertama, kedua, 
ketiga atau keempat. Hukum poligami itu awalnya mubah (boleh), dan bisa menjadi 
wajib jika tidak menikah lagi akan terjerumus dalam perzinaan.. 

      Kalau Allah membolehkan poligami, sudah pasti ada hikmah luar biasa di 
dalamnya, hikmah terendah adalah manusia terhindar dari perzinaan, agar setiap 
manusia jelas nasabnya, agar manusia memetik pelajaran dari keputusannya 
mengambil tanggungjawab besar berupa mengambil istri lebih dari satu, agar 
manusia belajar adil, belajar sabar, poligami juga bisa jadi sintesa ajaran 
monogami yang tidak manusiawi di satu pihak dan praktek pelacuran atau sistem 
harem yang menindas, yang berlangsung sejak ratusan abad yang lalu, dan 
lain-lain. Itulah sebabnya, saya ingin katakan: hukum poligami jelas lebih 
indah dan manusiawi (Islam) dibanding hukum monogami mutlak (Kristen).

      Lebih jauh, poligami lebih bermartabat daripada monogami tapi diam-diam 
poligaminya di gang "Dolly" atau memelihara wanita simpanan. Ini jika 
persoalannya adalah persoalan kebutuhan seksual. Kenyataannya, orang poligami 
alasannya pasti bisa lebih kompleks dari yang kita duga selama ini. Ada alasan 
psikologis, sosial, politik, budaya, dan lain-lain. ( di Mauritania, para warga 
perempuannya malah berdemo menuntut pemerintah membolehkan warga lelakinya 
poligami, coba browsing aja berita yang sudah lama ini). 

      Kalau Anda menuntut seorang lelaki yang mau poligami supaya dengan 
cara-cara yang benar menurut agama, sebaiknya itu juga ditanyakan pada diri 
sendiri: apakah ketika Anda mau menikah juga sudah dengan niat dan cara yang 
benar? Jangan-jangan Anda cuma ngiri lihat lelaki punya istri dua, tiga atau 
empat, atau cuma ingin jadi dianggap membela perempuan....peace deech...

      Kesimpulan: Poligami itu persoalan agama, jadi lakukan itu sesuai dengan 
cara-cara agama, baik niat maupun prosesnya. Patokan utama poligami adalah QS 
An-Nisa: ayat 3 serta ayat-ayat yang relevan dengan masalah poligami. 


      Wallahu a'lam,
      ApikoJM







      From: "apiko" <zidane_...@yahoo.co.id> 
      Date: Mon Jan 18, 2010 8:31 pm 
      Subject: Re: Buat Anda yang menolak Poligami dan pro Dollygami 
     zidane_nih 
       Offline 
       Send Message 
       Edit Membership  

Oke permintaan maafmu saya terima,

Soal anak perempuan saya jika dipoligami, jawaban saya sama: sebagai ayah saya
hanya akan memberikan pertimbangan yang menurut saya benar. Pada akhirnya
terserah anak saya, dia mau dipoligami atau tidak. Jika dia menolak atas alasan
yang benar-benar sesuai agama dan masuk akal, misalnya suaminya/menantu saya
ekonominya terlalu miskin untuk poligami, atau agamanya aja amburadul, atau
wanita yang hendak dinikahinya itu akhlaknya jelek, ya tentu saya dukung
penolakan anak saya, walaupun saya sendiri poligami.

Prinsipnya, poligami itu ya harus atas pertimbangan yang matang dari berbagai
aspek. Jangan karena saya praktek poligami, lantas saya bilang setiap orang
boleh poligami.

Wassalam,
ApikoJM


--- In mediac...@yahoogroups.com, "marthajan04" <marthaja...@...> wrote:
>
> Bung Joko Mulyono, OK OK, saya minta maaf untuk kata "bejad" yang saya tulis
bagi pelaku poligami. Saya sadar itu terlalu kasar.
>
> Untuk tulisan anda dibawah ini, komentar saya :
> iyalah anda pasti menyokong poligami karena anda lelaki. Siapa sih yang tidak
bangga punya istri banyak? yang artinya banyak dikagumi perempuan.
> coba anda perempuan yang jadi istri pertama dan suaminya minta ijin kawin lagi
atau tidak minta ijin tapi punya istri lagi. pastilaaaahhhh anda juga akan sakit
hati dan mengutuk poligami ini.
>
> anda bilang akan mengijinkan anak perempuan anda kawin menjadi istri ke 2, ke
3, ke 4 dst. Tapi saya rasa bukan itu pertanyaannya yang kami maksud.
> Maksudnya bagaimana kalau anak anda dijadikan istri pertama sedang suaminya
poligami.
> kalo soal ngerebut suami orang sih, tidak usah dipertanyakan perasaannya.
sudah jelas menyokong poligami.
>
> saya juga sudah setuju dengan omongan anda mengenai salome.
> yang saya tanya, apa istilah yang tepat bagi satu batang rame2? hehehe... pake
senyum nih.
>
> mj,
>
>
>
>
>
>
> --- In mediac...@yahoogroups.com, apiko joko mulyono <zidane_nih@> wrote:
> >
> >  
> > Bung Tabrani Yunis & Mawar Liar Merah, Marthajan, serta penolak poligami
yang lain....
> >  
> > Orang kesal tidak akan bisa menggunakan logikanya, mengatakan pelaku
poligami sebagai bejad adalah gebyah uyah, penuh prasangka, karena tak semua
pelaku poligami bermotif duniawi, mencari kenikmatan duniawi. Banyak ulama yang
berpoligami, ulama lain yang monogami tetap menghormati, begitu juga sebaliknya.
> >  
> > Kalau saya pakai terminologi 'salome' untuk perempuan yang bersuami lebih
dari satu lelaki itu memang cocok. Karena Islam melarang perempuan poligami.
Istilah 'salome' lebih cocok lagi buat perempuan yang menjajakan kelaminnya di
pinggir-pinggir jalan secara liar. Mau dipake Tabrani ho-oh, atau disetubuhi
Marthajan juga ho-oh aja, yang penting dibayar sesuai kesepakatan.
> >  
> >  Al-Qur'an bahkan menyebut orang kafir itu sama saja dengan binatang ternak.
Perempuan yang poligami, baik dengan nikah apalagi tidak, jelas hukumnya kafir,
karena dilarang kok dilakoni. Saya masih menyebut perempuan seperti itu
'salome', bukan 'binatang ternak' karena bisa jadi ia sebenarnya perempuan yang
masih punya sedikit iman, cuma lagi goblok saja....
> >  
> > Kalau ada pertanyaan bagaimana kalau ibu, anak, atau salah satu anggota
keluarga perempuan saya dipoligami oleh laki-laki penikmat sex, jawabannya
jelas: SAYA TOLAK. Tapi kalau yang melamar adalah lelaki yang sholeh---tentu ada
ukuran2 tertentu yang saya pakai untuk menilai seseorang sholeh atau tidak---
saya tidak keberatan, misalnya, anak perempuan saya dipinang untuk jadi istri
ke-2, 3, atau ke-4 lelaki yang sholeh tersebut. Tetapi sebagai ayah, tentu saya
tidak akan memaksanya. Hak saya hanya memberikan pertimbangan yang
sebaik-baiknya kepada anak-anak saya.
> >  
> > Menjadikan agama sebagai satu2nya tolok ukur dalam menjalani hidup tidak
bisa dikatakan tertinggal. Apalagi yang dijadikan tolok ukur adalah Islam yang
bersumber pada al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Seorang muslim yang mengawali
hidupnya dengan hukum2 yang ada dalam al-Qur'an dan sunnah2 Rasul secara benar,
sudah pasti dia akan menggunakan akal sehatnya, dia juga akan mempelajari
ilmu-ilmu lainnya. Pendeknya, seorang mukmin sejati menjadikan dalil-dalil Naqli
(al-Qur'an & hadits) dan dalil-dalil aqli (ilmu pengetahuan baik sains
maupun ilmu sosial-budaya) sebagai cahaya dan penuntun hidupnya.
> >  
> > Seorang mukmin sejati memilih hidup poligami atau monogami pasti atas
landasan2 yang sudah terlebih dahulu didialogkan dengan Allah Swt. Seorang
mukmin sejati yang monogami dan poligami, jika mereka bertemu akan saling
mengucapkan salam, saling menghormati, karena mereka sama-sama paham, hidup di
dunia ini hanya sekejap. Seorang mukmin sejati tidak akan mempertaruhkan
hidupnya yang pendek di dunia ini, hanya untuk mencari kenikmatan sesaat.
> >  
> > Oleh karena itu, jika mereka memilih berpoligami, harus karena Allah Swt.
Seorang mukmin sejati adalah mereka yang akan selalu berusaha memperbaharui
iman, menjaganya, serta meningkatkannya setiap waktu. Mereka akan mengoreksi
setiap waktu. Sebab nurun alan nuuur, di atas kebenaran ada kebenaran..
> >  
> > Soal diskriminasi,
> > Pernyataan bahwa poligami harus dihilangkan karena diskriminasi harus
dihilangkan adalah pernyataan yang tidak ilmiah. Apalagi memastikan poligami
pasti diskriminatif lebih tidak ilmiah lagi. Kalau yang jadi ukuran ilmiah
adalah ilmu-ilmu sosial dari Barat, yang sekarang secara genit dipakai landasan
para aktifis perempuan untuk menentang poligami, bagi saya itu tak lebih dari
apa yang disinyalir oleh Nabi sebagai pengikut (sampai ke lubang semut) ideologi
kafir!
> >  
> > Diskriminasi bisa terjadi dimana dan oleh siapa saja. Bahkan lelaki
monogami, juga bisa diskriminatif, baik kepada istri atau anak2nya. Seorang
istri juga bisa dikriminatif terhadap suaminya, misalnya ketika ia menjelek2kan
suaminya di depan teman2nya, atau ketika ia melakukan perselingkuhan dengan
lelaki lain. Atau ketika dia untuk dirinya yang sesuai selera hawa nafsunya,
sementara untuk suaminya, pelayanannnya asal-asalan.
> >  
> > Kata Allah Swt, hanya lelaki beriman dan perempuan beriman dan beramal
sholeh saja yang akan 'berjihad' (bersungguh-sungguh) tidak melakukan tindakan
diskriminatif (tidak adil), karena mereka sadar keadilan sangat dekat dengan
ketaqwaan. Oleh karena itu, bagi orang beriman, soal aturan/ketentuan menikah
poligami itu sudah selesai, tinggal bagaimana memenuhi aturan Allah tentang
poligami itu dengan sebaik-baiknya.
> >  
> > Sekedar tahu saja, saya termasuk yang sangat-- saya ulangi, sangat-- percaya
diri untuk berbicara di depan siapapun untuk membela kebenaran aturan agama
Allah ini (poligami). Bahkan dulu saya pernah diundang sebagai pembicara di
seminar poligami di UIN Ciputat dan Unisma 45 Bekasi, disandingkan dengan DR
Syamsudin Abbas dan DR Musdah Mulia, entah kenapa tak ada secuilpun perasaan
minder, padahal saya hanya seorang lulusan S1. Ini bukan kesombongan, tetapi
saya meyakini mungkin Allah menguatkan hati saya, sehingga begitu kuat keyakinan
saya bahwa siapapun yang mengatakan poligami harus dilarang (tanpa alasan yang
dibenarkan Allah & RasulNya), biarpun yang berbicara Doktor atau profesor pasti
saya tolak. Dan saya insyaAllah akan berdiri di posisi itu sampai kiamat.
> >  
> > Jadi, daripada saya menanggapi logika debat kusir dengan Anda semua, lebih
baik Anda undang saya di sebuah seminar yang bermartabat yang Anda buat,
sandingkan saya dengan guru-guru Anda yang membuat Anda berpikir poligami harus
ditolak, dan disana Anda (selaku penonton) akan melihat dimana KEBENARAN itu
akan berpihak!
> >  
> > Wassalam,
> > ApikoJM
> >  
> >  
> >
> >
> >      
___________________________________________________________________________
> > Nama baru untuk Anda!
> > Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
@rocketmail.
> > Cepat sebelum diambil orang lain!
> > http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
> >
 



Facebook:
Radityo Djadjoeri

<<16.gif>>

<<21.gif>>

<<04.gif>>

<<notonline.gif>>

<<send2.gif>>

<<gr_12_edit.gif>>

Kirim email ke