Pergolakan Spiritual Empat Orang Mualaf
--Anwar Holid

SEEKING TRUTH FINDING ISLAM: Kisah Empat Mualaf yang Menjadi Duta Islam di Barat
Penulis: Anwar Holid
Penerbit:  Mizania, 2009
Halaman:  184 
Harga: Rp.29.000.00 
ISBN: 978-602-8236-30-0
Kategori: Biografi
 

"Setiap tahun, sekitar 25.000 orang menjadi Muslim di Amerika Serikat. Pasca 11 
September, jumlah orang yang bersyahadat 4 kali lipat." Demikian dari New York 
Times.
 
Jalan hidup manusia sulit ditebak. Dari awal yang amat jauh dari agama, orang 
bisa menjadi perindu Tuhan dan mencari jalan untuk menghampiri-Nya. Kisah hidup 
para mualaf--yakni orang yang masuk Islam--memberi kita banyak pelajaran 
tentang hal ini. 
 
Buku ini menyajikan empat mualaf di Dunia Barat yang mampu menjadi "duta" Islam 
melalui pengabdian kepada masyarakat dan teladan tentang sikap hidup Muslim 
sejati. Dengan demikian, mereka juga "berjihad" memerangi prasangka terhadap 
Muslim dan agama Islam yang marak di Dunia Barat pada masa sekarang. 

Keempat mualaf itu adalah: 
* Yusuf Islam (Cat Stevens): mantan superstar rock dunia yang mengundurkan diri 
dari dunia musik untuk mempelajari Islam, dan kini aktif berdakwah melalui 
kegiatan pendidikan dan sosial. 

* Ingrid Mattson: cendekiawati pemimpin ISNA (Islamic Society of North 
America)--organisasi Muslim terbesar di Amerika--yang sempat menjadi ateis 
sebelum akhirnya terpesona oleh Al-Quran. 
 
* Keith Ellison: Aktivis HAM dan Muslim pertama yang menjadi anggota Kongres 
AS. 
 
* Hamza Yusuf Hanson: ulama asli kelahiran AS yang mendalami khazanah ilmu-ilmu 
Islam klasik dan kini giat mengampanyekan Islam damai ke publik Barat. 
 
***

Seeking Truth Finding Islam merupakan buku kedua saya. Sebagaimana Barack 
Hussein Obama (2008), buku ini lahir atas prakarsa Ahmad Baiquni (aka Ibeq), 
editor penerbit Mizan. Waktu awal-awal menyusun, kami sempat mendiskusikan 
banyak nama yang akan dijadikan profil, menimbang bagaimana kiprah mereka, 
mengira-ngira citra dan pandangan publik terhadap mereka, dengan harapan bisa 
menyaring sekitar 6-10 orang. 

Berbagai pertimbangan, terutama soal akses informasi dan peran mereka, akhirnya 
memaksa saya hanya bisa menulis empat orang tersebut. Sebenarnya minimal ada 
dua orang lagi yang sangat ingin saya tulis perjalanan religiositasnya, yaitu 
Frithjof Schuon dan Charles le Gai Eaton. Tapi saya kehabisan energi dan 
pikiran, terus menghentikan niat itu. Lagi pula, siapa yang bakal tertarik 
kepada Schuon dan Gai Eaton, selain sesama orang spooky? 

Untuk menaikkan daya tawar isi buku, saya berusaha maksimal memunculkan drama 
perjalanan hidup keempat orang ini, terutama sekali pertarungan spiritual dan 
pergolakan batin sebelum memeluk Islam. Sebagai "tambahan" saya menulis esai 
cukup panjang tentang berbagai aspek convert ke dalam Islam. 

Saya juga sempat menghubungi Ingrid Mattson via email tentang niat menulis 
profil beliau. Yang menjawab ternyata asistennya. Kami sempat email-emailan 
beberapa kali. Intinya, beliau bersedia bila harus diwawancarai via email. Tapi 
niat itu pun gagal terlaksana, sebab sang asisten memberi informasi cukup, 
sementara di Internet kisah perjalanan keyakinan spiritual Ingrid tersedia 
cukup banyak.

Dari sisi penulisan, sekali lagi saya mendapat pengalaman berharga tentang 
hubungan antara penulis dan penyunting (editor). Karena melampiaskan keyakinan 
dan pikiran tentang agama, pada draft awal yang saya berikan, ternyata saya 
kerap memunculkan sinisme terhadap agama, sampai menurut Ibeq, bahasa saya 
cenderung kasar dan malah berpotensi bisa menjelek-jelekkan agama. Ini 
mengkhawatirkan.

"Bagaimana orang bakal tertarik kepada Islam atau agama lain kalau kamu 
menulisnya seperti ini?" kata dia waktu kami membicarakan draft pertama. Saya 
tertawa. 

Misi buku ini memang berusaha menunjukkan bahwa agama bisa menjadi alternatif 
jalan kebaikan di tengah kekacauan dunia. Sementara istilah "convert" ternyata 
tidak selalu identik dengan pindah ke agama lain, tetapi bisa juga berarti 
menjalani intensitas yang lebih besar terhadap religiositas daripada semula.

Pelajaran dari sana ialah editor yang jeli dan memiliki sense bahasa kuat bisa 
diandalkan sebagai kawan untuk menghasilkan karya yang cukup bertanggung jawab. 
Editor bisa jadi "indra pertama" mewakili publik pembaca sekaligus kepentingan 
penerbit. Sebagai wakil penerbit, dia akan memperhatikan kesantunan, kejernihan 
isi, cara berargumen, dan menuturkan yang baik dan kena.

Untuk kepentingan promosi buku ini, pada Senin, 30 Maret lalu saya mampir ke 
Masjid Laotze, Bandung menjajaki kemungkinan mengadakan diskusi atau bedah buku 
bertopik tentang mualaf. Sambutan mereka ramah. Sementara jauh-jauh hari 
sebelumnya, saya sudah berharap hal serupa pada bagian promosi Mizan. Mereka 
malah usul agar acara seperti itu kalau bisa menghadirkan tokoh mualaf 
terkemuka dan bisa membicarakan dialog antaragama secara adil, proporsional, 
dan terbuka. 

Membicarakan agama memang sensitif. Jangankan antaragama serumpun seperti 
agama-agama Ibrahimik (Abrahamic religion) yang pelik, satu agama beda aliran 
saja bisa runyam. Saya berharap Seeking Truth Finding Islam menyumbang sesuatu 
bagi kedewasaan beragama, sesederhana apa pun bentuknya.[]

Copyright © 2008 BUKU INCARAN oleh Anwar Holid

ANWAR HOLID, eksponen TEXTOUR, Rumah Buku Bandung. Bekerja sebagai editor, 
penulis, dan publisis.
KONTAK: war...@yahoo.com | Tel.: (022) 2037348 | HP: 085721511193 | Panorama II 
No. 26 B Bandung 40141

Situs terkait:
http://www.mizan.com


      

Kirim email ke