Re: [zamanku] 11 Siswa SMU 1 Sentani, Dirasuki Roh Halus
Mungkin sering mereka tidak makan pagi dan untuk makan malam pun tidak ada, jadi setengah semaput. - Original Message - From: teddy sunardi To: zamanku@yahoogroups.com Sent: Saturday, March 07, 2009 11:28 AM Subject: Re: [zamanku] 11 Siswa SMU 1 Sentani, Dirasuki Roh Halus masih ada aja yg percaya Exorcist diawal abad ke-21? kalau di eropa tentunya dokter rs jiwa sudah memberi suntikan obat penenang exorcisme ada terutama dikalangan masyarakat yang tertimpa kesusahan persis diabad ke-16 di mana ekonomi susah jadi org dirasuki pikiran yg macam-macam dan tidak sadarkan diriatau di Arika saat ini juga demikian salam Teddy Pada 7 Maret 2009 01:09, Sunny am...@tele2.se menulis: http://www.radarsorong.com/detail.php?ses=id=2062 06 Maret 2009 04:10:20 11 Siswa SMU 1 Sentani, Dirasuki Roh Halus SENTANI-Benar-benar unik kisah misteri yang menimpa SMA 1 Sentani, Distrik Sentani Kota Kabupaten Jayapura. Pasalnya SMA yang di kepalai oleh Drs Stepanus Hawu itu diberondong sekitar 280 roh halus hingga membuat 10 putri dari kelas X4 itu terkapar alias kerasukan secara bergelirya. Kasus aneh tersebut sudah berlangsung sejak Sabtu (28/2) pekan lalu, namun diduga baru terkuak Kamis (5/3) kemarin. Anehnya wartawan yang akan melakukan peliputan sempat dilarang . bahkan Cenderawasih Pos (grup Koran ini) yang mencoba menerobos dibohongi oknum petugas dan siswa yang berada di halaman sekolah tersebut. “Di sekolah ini tidak ada hal aneh yang terjadi kok,” ujar salah seorang siswa yang enggan mengorankan namanya. Namun Cenderawasih Pos yang mencoba menelusuri kasus ini berhasil menjumpai tiga orang korban kerasukan bernama Lidia, Elsina dan Maya yang didampingi oleh orang tua mereka di belakang Hotel Tahara Sentani. Dari data yang berhasil dihimpun dari keterangan korban dan orang tua bahwa kasus aneh yang menimpa mereka itu sudah berlangsung sejak Sabtu (28/2) pekan lalu. Dimana yang pertama mengalami kerasukan adalah Lidia. Kasus tersebut berlanjut pada Senin (2/3), dimana saat itu dua siswa yang menjadi korban. Keesokkan harinya Selasa (3/3) 3 siswa kembali menjadi korban kerasukkan, Rabu (4/3) merupakan puncaknya dimana 7 siswa sekaligus yang dirasuk roh-roh halus tersebut dibawah pimpinan 2 hantu wanita yang mengaku bernama Retno dan Rani. Terakhir pada Kamis (5/3) 6 siswa kembali menjadi korban kerasukkan di sekolah yang pernah dikepalai oleh Kepala Dinas PP Kabupaten Jayapura. Ironisnya lagi dari pengakuan ketiga korban yang ditemui mengaku bahwa dari kisah aneh yang dialami oleh mereka sama sekali tidak digubris alias tidak becus ditangani oleh pihak sekolah terutama dewan guru dan staf TU lainnya. “Saya heran sekali masa kita sudah sampai terguling-guling dan bertingkah yang aneh-aneh guru-guru tidak menghiraukan sama sekali, anehnya juga mereka tidak memberitahukan orang tua kami, melainkan teman-teman kami yang lain yang menelpon orang tua kami” ujar Elsina yang merupakan putri dari Asisten III Sekda Kabupaten Jayapura ini yang dukung oleh pernyataan kedua korban lainnya. Parahnya lagi terdengar kilah dari 2 orang guru yakni Murni dan Sipahelut Gasper bahwa para siswa yang mengalami kerasukan hanya mencari perhatian orang saja, selain itu jika memang benar kerasukan berarti para siswa yang menjadi korban kerasukan merupakan siswa yang tidak tahu beribadah kepada Tuhan. Sementara Kepala SMA N 1 Sentani Drs Stepanus Hawu ketika dihubungi via telpon selulernya membantah pernyataan ketiga korban yang didampingi para orang tua mereka itu terkait ketidak seriusan pihak sekolah menangani kasus tersebut. Pasalnya sejak awal kejadian pada pekan lalu pihaknya yang memberitahukan para orang tua korban yang kerasukkan. Selain itu juga pihaknya juga sudah memanggil para pendeta untuk berdoa di lingkungan sekolah tersebut. Untuk itu dirinya berharap agar kasus ini jangan dijadikan biang untuk mencari kesalahan orang lain. Karena ini bukan kasus gangguan kesehatan yang bisa dibuktikan secara ilmiah (medis). Apalagi sampai menuding ada oknum tertentu yang harus bertanggung jawab dari kasus ini. Untuk itu dirinya berencana untuk melakukan doa bersama di sekolah dengan menghadirkan tokoh-tokoh agama, serta para orang tua siswa korban kerasukan. “Pernyataan tersebut tidak benar, kami sedang berupaya untuk melakukannya karena ini bukan kasus biasa, apalagi sampai menuding orang lain untuk harus bertanggung jawab terhadap kasus ini,” ujarnya -- Teddy Sunardi 2009
[zamanku] 11 Siswa SMU 1 Sentani, Dirasuki Roh Halus
http://www.radarsorong.com/detail.php?ses=id=2062 06 Maret 2009 04:10:20 11 Siswa SMU 1 Sentani, Dirasuki Roh Halus SENTANI-Benar-benar unik kisah misteri yang menimpa SMA 1 Sentani, Distrik Sentani Kota Kabupaten Jayapura. Pasalnya SMA yang di kepalai oleh Drs Stepanus Hawu itu diberondong sekitar 280 roh halus hingga membuat 10 putri dari kelas X4 itu terkapar alias kerasukan secara bergelirya. Kasus aneh tersebut sudah berlangsung sejak Sabtu (28/2) pekan lalu, namun diduga baru terkuak Kamis (5/3) kemarin. Anehnya wartawan yang akan melakukan peliputan sempat dilarang . bahkan Cenderawasih Pos (grup Koran ini) yang mencoba menerobos dibohongi oknum petugas dan siswa yang berada di halaman sekolah tersebut. Di sekolah ini tidak ada hal aneh yang terjadi kok, ujar salah seorang siswa yang enggan mengorankan namanya. Namun Cenderawasih Pos yang mencoba menelusuri kasus ini berhasil menjumpai tiga orang korban kerasukan bernama Lidia, Elsina dan Maya yang didampingi oleh orang tua mereka di belakang Hotel Tahara Sentani. Dari data yang berhasil dihimpun dari keterangan korban dan orang tua bahwa kasus aneh yang menimpa mereka itu sudah berlangsung sejak Sabtu (28/2) pekan lalu. Dimana yang pertama mengalami kerasukan adalah Lidia. Kasus tersebut berlanjut pada Senin (2/3), dimana saat itu dua siswa yang menjadi korban. Keesokkan harinya Selasa (3/3) 3 siswa kembali menjadi korban kerasukkan, Rabu (4/3) merupakan puncaknya dimana 7 siswa sekaligus yang dirasuk roh-roh halus tersebut dibawah pimpinan 2 hantu wanita yang mengaku bernama Retno dan Rani. Terakhir pada Kamis (5/3) 6 siswa kembali menjadi korban kerasukkan di sekolah yang pernah dikepalai oleh Kepala Dinas PP Kabupaten Jayapura. Ironisnya lagi dari pengakuan ketiga korban yang ditemui mengaku bahwa dari kisah aneh yang dialami oleh mereka sama sekali tidak digubris alias tidak becus ditangani oleh pihak sekolah terutama dewan guru dan staf TU lainnya. Saya heran sekali masa kita sudah sampai terguling-guling dan bertingkah yang aneh-aneh guru-guru tidak menghiraukan sama sekali, anehnya juga mereka tidak memberitahukan orang tua kami, melainkan teman-teman kami yang lain yang menelpon orang tua kami ujar Elsina yang merupakan putri dari Asisten III Sekda Kabupaten Jayapura ini yang dukung oleh pernyataan kedua korban lainnya. Parahnya lagi terdengar kilah dari 2 orang guru yakni Murni dan Sipahelut Gasper bahwa para siswa yang mengalami kerasukan hanya mencari perhatian orang saja, selain itu jika memang benar kerasukan berarti para siswa yang menjadi korban kerasukan merupakan siswa yang tidak tahu beribadah kepada Tuhan. Sementara Kepala SMA N 1 Sentani Drs Stepanus Hawu ketika dihubungi via telpon selulernya membantah pernyataan ketiga korban yang didampingi para orang tua mereka itu terkait ketidak seriusan pihak sekolah menangani kasus tersebut. Pasalnya sejak awal kejadian pada pekan lalu pihaknya yang memberitahukan para orang tua korban yang kerasukkan. Selain itu juga pihaknya juga sudah memanggil para pendeta untuk berdoa di lingkungan sekolah tersebut. Untuk itu dirinya berharap agar kasus ini jangan dijadikan biang untuk mencari kesalahan orang lain. Karena ini bukan kasus gangguan kesehatan yang bisa dibuktikan secara ilmiah (medis). Apalagi sampai menuding ada oknum tertentu yang harus bertanggung jawab dari kasus ini. Untuk itu dirinya berencana untuk melakukan doa bersama di sekolah dengan menghadirkan tokoh-tokoh agama, serta para orang tua siswa korban kerasukan. Pernyataan tersebut tidak benar, kami sedang berupaya untuk melakukannya karena ini bukan kasus biasa, apalagi sampai menuding orang lain untuk harus bertanggung jawab terhadap kasus ini, ujarnya
Re: [zamanku] 11 Siswa SMU 1 Sentani, Dirasuki Roh Halus
masih ada aja yg percaya Exorcist diawal abad ke-21? kalau di eropa tentunya dokter rs jiwa sudah memberi suntikan obat penenang exorcisme ada terutama dikalangan masyarakat yang tertimpa kesusahan persis diabad ke-16 di mana ekonomi susah jadi org dirasuki pikiran yg macam-macam dan tidak sadarkan diriatau di Arika saat ini juga demikian salam Teddy Pada 7 Maret 2009 01:09, Sunny am...@tele2.se menulis: http://www.radarsorong.com/detail.php?ses=id=2062 06 Maret 2009 04:10:20 11 Siswa SMU 1 Sentani, Dirasuki Roh Halus SENTANI-Benar-benar unik kisah misteri yang menimpa SMA 1 Sentani, Distrik Sentani Kota Kabupaten Jayapura. Pasalnya SMA yang di kepalai oleh Drs Stepanus Hawu itu diberondong sekitar 280 roh halus hingga membuat 10 putri dari kelas X4 itu terkapar alias kerasukan secara bergelirya. Kasus aneh tersebut sudah berlangsung sejak Sabtu (28/2) pekan lalu, namun diduga baru terkuak Kamis (5/3) kemarin. Anehnya wartawan yang akan melakukan peliputan sempat dilarang . bahkan Cenderawasih Pos (grup Koran ini) yang mencoba menerobos dibohongi oknum petugas dan siswa yang berada di halaman sekolah tersebut. “Di sekolah ini tidak ada hal aneh yang terjadi kok,” ujar salah seorang siswa yang enggan mengorankan namanya. Namun Cenderawasih Pos yang mencoba menelusuri kasus ini berhasil menjumpai tiga orang korban kerasukan bernama Lidia, Elsina dan Maya yang didampingi oleh orang tua mereka di belakang Hotel Tahara Sentani. Dari data yang berhasil dihimpun dari keterangan korban dan orang tua bahwa kasus aneh yang menimpa mereka itu sudah berlangsung sejak Sabtu (28/2) pekan lalu. Dimana yang pertama mengalami kerasukan adalah Lidia. Kasus tersebut berlanjut pada Senin (2/3), dimana saat itu dua siswa yang menjadi korban. Keesokkan harinya Selasa (3/3) 3 siswa kembali menjadi korban kerasukkan, Rabu (4/3) merupakan puncaknya dimana 7 siswa sekaligus yang dirasuk roh-roh halus tersebut dibawah pimpinan 2 hantu wanita yang mengaku bernama Retno dan Rani. Terakhir pada Kamis (5/3) 6 siswa kembali menjadi korban kerasukkan di sekolah yang pernah dikepalai oleh Kepala Dinas PP Kabupaten Jayapura. Ironisnya lagi dari pengakuan ketiga korban yang ditemui mengaku bahwa dari kisah aneh yang dialami oleh mereka sama sekali tidak digubris alias tidak becus ditangani oleh pihak sekolah terutama dewan guru dan staf TU lainnya. “Saya heran sekali masa kita sudah sampai terguling-guling dan bertingkah yang aneh-aneh guru-guru tidak menghiraukan sama sekali, anehnya juga mereka tidak memberitahukan orang tua kami, melainkan teman-teman kami yang lain yang menelpon orang tua kami” ujar Elsina yang merupakan putri dari Asisten III Sekda Kabupaten Jayapura ini yang dukung oleh pernyataan kedua korban lainnya. Parahnya lagi terdengar kilah dari 2 orang guru yakni Murni dan Sipahelut Gasper bahwa para siswa yang mengalami kerasukan hanya mencari perhatian orang saja, selain itu jika memang benar kerasukan berarti para siswa yang menjadi korban kerasukan merupakan siswa yang tidak tahu beribadah kepada Tuhan. Sementara Kepala SMA N 1 Sentani Drs Stepanus Hawu ketika dihubungi via telpon selulernya membantah pernyataan ketiga korban yang didampingi para orang tua mereka itu terkait ketidak seriusan pihak sekolah menangani kasus tersebut. Pasalnya sejak awal kejadian pada pekan lalu pihaknya yang memberitahukan para orang tua korban yang kerasukkan. Selain itu juga pihaknya juga sudah memanggil para pendeta untuk berdoa di lingkungan sekolah tersebut. Untuk itu dirinya berharap agar kasus ini jangan dijadikan biang untuk mencari kesalahan orang lain. Karena ini bukan kasus gangguan kesehatan yang bisa dibuktikan secara ilmiah (medis). Apalagi sampai menuding ada oknum tertentu yang harus bertanggung jawab dari kasus ini. Untuk itu dirinya berencana untuk melakukan doa bersama di sekolah dengan menghadirkan tokoh-tokoh agama, serta para orang tua siswa korban kerasukan. “Pernyataan tersebut tidak benar, kami sedang berupaya untuk melakukannya karena ini bukan kasus biasa, apalagi sampai menuding orang lain untuk harus bertanggung jawab terhadap kasus ini,” ujarnya -- Teddy Sunardi 2009