“Barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu menjadi sembuh apa pun juga penyakitnya” (Yeh 47:1-9.12; Yoh 5:1-16) “Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya.” (Yoh 5:1-4), demikian kutipan Warta Gembira hari ini Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut: · Salah satu fungsi air adalah demi kebersihan, dan air yang bergoncang memiliki kekuatan luar biasa sebagaimana sering terjadi dalam bentuk gelombang laut yang tinggi, entah karena cuaca atau tsunami, atau banjir bandang. Karena badai gelombang tinggi atau banjir bandang maka apa-apa yang lemah dan rapuh, entah bangunan atau pohon dst..akan roboh. Dalam Warta Gembira hari ini kita dengarkan iman perihal goncangan air kolam di dekat Pintu Gerbang Domba yang dapat menyembuhkan penyakit apapun. Hemat saya hal ini merupakan symbol rahmat baptisan yang telah kita terima, dimana ketika dibaptis dibebaskanlah kita dari segala dosa. Maka baiklah bagi kita yang telah dibaptis, marilah kita mawas diri perihal rahmat pembaptisan yang telah kita terima. Dibaptis berarti dibersihkan, disucikan, disisihkan sepenuhnya bagi Tuhan, sehingga orang yang telah dibaptis dikuasai atau dirajai oleh Tuhan dan dengan demikian orang yang telah dibaptis senantiasa diharapkan untuk melakukan apa yang baik dan benar. Dengan melakukan apa yang baik dan benar maka kita senantiasa akan segar bugar, sehat dan selamat. Untuk melakukan apa yang baik dan benar juga tidak terikat oleh ruang dan waktu, dimana ada kesempatan dan kemungkinan atau kebutuhan kita dapat melakukannya. Ada kemungkinan demi kebaikan dan kebenaran sejati secara konkret kita harus melanggar atau atau sebenarnya mengatasi peraturan yang berlaku, seperti hari Sabat orang Yahudi. Hidup dan kerja bersama pada masa kini masih diwarnai oleh korupsi dalam berbagai bentuk dan tingkatan. Sebagai orang yang telah dibaptis atau disisihkan seutuhnya kepada Tuhan kita dipanggil untuk mengatasi diri sendiri dengan tanpa takut dan gentar melawan dan memberantas aneka macam bentuk korupsi yang masih marak pada masa kini. Jangan takut dan gentar karena melakukan apa yang baik dan benar anda dibenci atau diancam oleh orang-orang yang gila harta benda, jabatan/kedudukan atau kehormatan duniawi. · “Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup” (Yeh 47:9). Marilah kutipan ini kita refleksikan sebagai suatu ajakan untuk menempatkan diri kita bagaikan ‘air’, dimana kita telah menerima rahmat pembaptisan yang ditandai dengan pencurahan air di dahi atau otak kita. Maka hendaknya apa yang kita pikirkan dan kemudian kita lakukan dimanapun dan kapanpun senantiasa membuat apapun dan siapapun yang kena dampak cara hidup dan cara bertindak kita ‘hidup, tumbuh berkembang dan enak/nikmat’. Hendaknya apa yang ada di otak atau pikiran kita adalah yang baik dan benar, sehingga kita senantiasa berusaha melakukan apa yang baik dan benar. Kehadiran dan sepak terjang kita merupakan kesaksian iman kita sebagai orang yang telah disucikan atau dibaptis. Kesaksian penghayatan iman dalam hidup sehari-hari merupakan cara utama dan pertama yang tak tergantikan oleh cara apapun dalam tugas merasul, menjadi utusan-utusan Tuhan untuk mewartakan apa yang baik dan benar. Maka kepada mereka yang sering bepergian karena tugas atau jabatan, lebih-lebih para pentinggi atau atasan, hendaknya kehadirannya dimanapun senantiasa mewartakan apa yang baik dan benar, dan tentu saja pertama-tama dan terutama dengan keteladanan atau kesaksian, baru dengan kata-kata atau omongan. Marilah kita buat apa yang asin menjadi tawar, yang tidak baik menjadi baik, yang tidak benar menjadi benar, yang salah dibetulkan, yang sakit disembuhkan, yang lemah dikuatkan, yang berbeban berat diringankan , dst.. “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi “ (Mzm 46:2-3.5-6) Jakarta, 24 Maret 2009 Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/