Refleksi :  Di desa tentu ada mesjid dan ada imam. Apakah para imam tidak 
memberikan nasehat dalam chotbatnya supaya umat waspada kepada sindikat ataukah 
masalahnya semata-mata didorong paksaan kemiskinan?  

http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=53389&ik=2

37 Wanita Desa Gagal Dijual ke Luar Negeri 


Jumat 13 Maret 2009, Jam: 9:50:00 
TANGERANG (Pos Kota) - Mata rantai sindikat pengiriman TKW yang disinyalir akan 
dijadikan pelacur ke Malaysia, Singapura dan Brunai diputus polisi. Sebanyak 37 
wanita sebagian besar ABG yang siap dikirim ke luar negeri diselamatkan petugas 
di Bandara Soekarno Hatta, Kamis (12/3). 

Petugas Polres Bandara menciduk lima tersangka, tiga di antaranya wanita 
masing-masing SR, MHY, NR, HM dan AS. Mereka dicurigai polisi lantaran dalam 
seminggu terakhir mondar-mandir di bandara sambil menggiring puluhan perempuan 
belia. 

Kapolres Bandara Kombes Guntur Setyanto didampingi Kasat Reskrim AKP Taufik 
Hidayat,Sik menjelaskan para perempuan itu akan diberangkatan ke berbagai 
negara melalui Pulau Batam. Meski pemberangkatan tidak melalui Perusahaan Jasa 
Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) namun mereka dilengkapi paspor. 

Setelah diintai beberapa hari, petugas menangkap pelaku saat mengantar para 
calon TKW ini di bandara. "Para TKW ini tidak mendapatkan jaminan kerja yang 
jelas. Mereka bisa terlantar di luar negeri," jelas Guntur. 

Para korban trafficking (perdagangan manusia) ini berasal dari Jawa Tengah, 
Jawa Barat dan Jawa Timur, sebagian masih dibawah umur. Setelah dimintai 
keterang oleh polisi, menurut rencana para TKW akan dipulangkan ke daerahnya 
masing-masing dengan dibiayai oleh Polres Bandara Soetta. 

Diungkapkan Kasat Reskrim Taufik Hidayat, sindikat ini terbagi tiga kelompok 
yakni tersangka SR dan AS untuk negara tujuan Brunei, Hm dan MHY untuk tujuan 
Malaysia dan Nr untuk tujuan Singapora. 

Para tersangka dikenakan pelanggaran UU Penempatan Tenaga Kerja No 9/2004 
dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara serta UU tentang perdagangan manusia. 

DIDUGA MELACUR 
Keberangkatan puluhan wanita ini amatlah mudah. Para tersangka tidak memungut 
biaya karena dibiayai oleh cukong di negara tujuan. Jika sudah bekerja nantinya 
dipotong gaji. Kaki tangan sindikat ini mencari calon korban sampai ke 
kampong-kampung. 

Dewi, 16, korban yang berasal dari Jawa Tengah mengaku dijanjikan kerja sebagai 
karyawati restoran di Malaysia. Ia tidak curiga dan langsung meminta izin 
kepada orangtuanya agar bisa bekerja di negeri jiran tersebut. 

Orang tuanya membayar biaya Rp2,5 juta dengan harapan Dewi bisa membantu 
keluarga setelah nantinya bekerja di negeri orang. "Adik saya masih SD, masih 
butuh biaya," ucap gadis tamatan SMP ini. Remaja ini mengaku sama sekali tak 
pernah mendengar adanya gadis-gadis Indonesia yang ditipu oleh sindikat dan 
dipaksa melacur di negeri orang dengan kedok sebagai TKW. 

Sedang tersangka SR mengaku dirinya hanya bertugas mengantarkan ke bandara. Ia 
sudah beberapa kali mengirim tenaga kerja ke luar negeri. "Untuk setiap tenaga 
kerja yang diberangkatkan, saya mendapat komisi Rp500 ribu," katanya. Dia juga 
mengaku tidak tahu para perempuan desa itu akan bekerja jadi pembantu, di 
restoran atau melacur di lau negeri

Kirim email ke