Agama Tidak Boleh Mempengaruhi Negara
                                                
Kekacauan di Indonesia terjadi disegala bidang terutama disebabkan akibat 
masuknya Syariah Islam kedalam sistem kenegaraan.  Padahal tidak seharusnya 
kegiatan agama dicampuri oleh negara dan tidak seharusnya umat agama dan alim 
ulama ikut didudukkan dalam pemerintahan sebagai pejabat2 yang lalim.

Dizaman sekarang, setiap orang harus bekerja untuk nafkahnya, untuk bisa 
bekerja itulah dibutuhkan skill yang memadai yang bisa dijual.

Kenyataannya, para alim ulama tidak punya skill, dahulu kala mereka bisa hidup 
cukup dari sumbangan umat yang mendengarkan khotbah2 mereka.  Berbeda dizaman 
sekarang, jumlah yang menjadi ulama dan imam terlalu banyak dan sumbangan 
umatnya makin sedikit yang bisa dibagikan kepada jumlah ulama dan imam yang 
begitu banyaknya.  Akibatnya, para ulama dan imam itu saling bersaing 
memperebutkan posisi jabatan negara untuk bisa mempertahankan standard 
kehidupan mereka yang lebih tinggi dari umatnya.

Wajar, kalo persaingan para ulama merebut jabatan negara, maka hancurlah 
negaranya akibat korupsi yang merajalela, karena ulama tidak mempunyai skill 
sehingga negara bukan dibina untuk membuka lapangan kerja meningkatkan income, 
justru sebaliknya, negara digaruk simpanannya yang berupa hasil bumi untuk 
dinikmatinya sendiri atau dinikmatinya bersama pengikut2nya saja.

Kehancuran negara tidak bisa lagi dielakkan, mau menyingkirkan para ulama dari 
keserakahan jabatan inipun akan menimbulkan korban dan perang yang tidak ada 
akhirnya.


> Jusfiq Hadjar <utusan.al...@...> wrote:
> Sudah terlalau lama lidah kita terhimpit
> oleh ulama, pastor, pendeta dan tukang
> tipu lain yang kerjanya cuma menipu
> orang dengan omong kosong tentang Allah,
> Tuhan, dewa, neraka sorga dan taik
> kucing lain... Mari klita berkubak kuli
> tampak isi: bilang mereka itu
> sebagaimana adanya: tukang kibul.

Memang, tak mungkin disangkal siapapun bahwa ulama, pastor, pendeta dan 
berbagai kegiatan agama pada hakekatnya cuma berbohong, cuma menipu, cuma 
menyesatkan para umat yang menjadi pengikut maupun menjadi pendengarnya.

Tetapi kita juga harus mengingatnya bahwa merekapun mendapatkan bahan2 tipuan 
ini dari generasi sebelumnya secara turun temurun sebagai bagian dari budaya 
nenek moyangnya.

Yang salah bukan pendetanya, ulamanya dan bukan pastornya tapi pengikut ataupun 
pendengarnya yang menganggap apa yang diajarkan dan didengarnya itu sebagai 
kebenaran.

Malapetaka terjadi akibat para pendeta, ulama dan pastor melibatkan diri dalam 
pemerintahan, menduduki kekuasaan, maka sejarah membuktikan terjadinya 
kesengsaraan umat manusia akibat perang membela agama, perang membela Tuhan, 
perang membela Allah.

Namun kesemuanya itu hanyalah masa lalu kegelapan sejarah manusia yang membawa 
kepada system penjajahan, dan sekarang ini semua telah menyadarinya, semuanya 
berubah, dengan dipelopori oleh Amerika terbentuklah negara2 baru yang bukan 
lagi kerajaan2 seperti dizaman dulu.  Akibatnya regenerasi terjadi sangat 
cepatnya.

Namun harus disesalkan, umat Islam sedunia masih mengisolasi diri mereka kepada 
masa lalunya, ditambah lagi negara2 Syariah masih saja tetap dipertahankan 
sehingga berbagai kekacauan2 masa lalu masih saja tetap dipertahankan, 
dilestarikan, dan dipraktekkan yang mengakibatkan bencana2 kemanusiaan terjadi 
terutama dilingkungan dan didunia Islam yang merembet ke-negara2 yang bukan 
Islam.

Itulah sebabnya United Nation bersama semua negara2 didunia bekerja sama dalam 
satu kubu "War on terror" dalam memerangi terror2 Jihad Islam diseluruh dunia.  
Dan hasilnya kita lihat bersama, keamanan dunia makin meningkat meskipun telah 
berakibat menghabiskan biaya yang besar yang mempengaruhi economic crisis 
secara global.

Ny. Muslim binti Muskitawati.








Kirim email ke