Ahmadiah Mempersatukan Islam Yang Terpecah Belah
                                              
Meskipun kenyataannya Islam terpecah belah menjadi ribuan firqoh atau aliran, 
tapi masing2 aliran ini masih saja merasakan bahwa Islam itu hanya satu yaitu 
hanya alirannya saja yang benar2 Islam seperti aselinya yang dibawakan oleh 
Nabi Muhammad SAW dulunya.

Kesalahannya terletak pada umatnya yang menggunakan "tafsir" dalam pemahaman 
Islamnya bukan menggunakan "rational".

Padahal "tafsir" itu artinya tebak2an dimana jarang ada tebak2an yang betul.

Kalimat Syahadah yang merupakan jantung keimanan Islam justru ditafsirkan 
secara ber-beda2.  Misalnya, Islam di Indonesia menafsirkan: 

"Tiada Tuhan selain Allah......"

Ditafsirkan sebagai "ada Tuhan yang bernama Allah"

Padahal di Arab sekarang dan dulu sewaktu nabi Muhammad dilahirkan, penafsiran 
ini justru bertolak belakang, umat Arab dulunya sudah menyatakan tegas yaitu: 

"Tiada Tuhan...."  yang artinya, Tuhan itu tidak ada.
"Yang Ada Hanya Allah....."  yang artinya cuma ada Allah, tidak ada Tuhan, dan 
muslimin menyembah Allah bukan menyembah Tuhan.

Tidak demikian dengan Islam di Indonesia yang menyembah Tuhan yang bernama 
Allah.

Akibat perbedaan tafsir inilah, akhirnya terjadi pembakaran2 gereja di Malaysia 
karena umat Islam di Malaysia marah karena Bible dari umat Kristen yang tadinya 
menggunakan nama "Tuhan" kemudian diganti dengan nama "Allah".  Islam di 
Malaysia sejalan dengan Islam di Arab Saudia yang cuma menyembah Allah bukan 
menyembah Tuhan.

Sesuai dengan yang tertulis dalam Syahadat di Quran, "hanya Allah yang disembah 
bukan Tuhan".

Lain lagi dengan Islam Indonesia, dulu percetakan Bible dipaksakan untuk 
menyebutkan nama Allah sebagai pengganti kata "Tuhan" yang maksudnya agar 
secara perlahan2 umat Nasrani di Indonesia mau menyembah Allah katimbang Tuhan.

Jadi kalo di Malaysia dilarang penggunaan kata "Allah" untuk menggantikan kata 
"Tuhan", maka sebaiknya juga di Indonesia juga larangan ini berlaku atau 
diberlakukan sehingga Islam diekspresikan dengan gambaran yang sebenarnya, 
yaitu tidak menyembah Tuhan, tapi menyembah Allah, dan Allah bukanlah Tuhan.

Allah cuma satu, sedangkan Tuhan bisa satu dan juga bisa banyak, misalnya Tuhan 
Yesus, Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan Tuhan Rohul Kudus.

Allah bukan Tuhan.
Allah bukan God.
Allah sama dalam semua bahasa.
God adalah Tuhan dalam bahasa Inggrisnya.


> "*Alexander*" <alexander.edb...@...> wrote:
> Tdk lama sblm Rasulullah Saw wafat,
> turunlah firman Allah yg menyatakan
> bhw agama Islam telah sempurna.
> 


waktu itu khan yang diturunkan hanya firman saja bukan Ahmadiah, barulah 
setelah terjadi berbagai penyesatan Islam, perpecahan antara Islam Syiah dan 
Islam sunny, maka Allah menurunkan Ghulam Ahmad untuk mempersatukan umat Islam 
sedunia agar kembali kepada agama Islam yang sempurna dimasa Muhammad.

> Jd, dgn turunnya ayat suci tsb,
> maka agama Islam sdh sempurna,
> final. Artinya bila ada Islam
> Plus, berarti itu bukan Islam,
> atau hny mengaku sbg Islam,
> atau hny mendompleng nama Islam.
> 

Betul, waktu itu agama Islam sudah sempurna, tapi kemudian terpecah belah dalam 
ribuan aliran2 yang berbeda yang saling membunuh.  Naaah...  untuk mengakhiri 
dan mempersatukan perpecahan inilah dibutuhkan kembali utusan lain yang bukan 
untuk mengubah firman melainkan untuk meluruskan firman yang sudah bengkak 
bengkok oleh aliran2 seperti Sunny, Syiah, baaht, Kurdi, dan lain2 aliran yang 
belum saya sebutkan disini.

> Ayat suci tsb jg menegaskan kenabian
> Rasulullah Saw dan sklgus menunjukkan
> bhw Al-Qur'an bkn buatan Rasulullah Saw.
>

Ghulam Ahmad bukan untuk menegaskan kenabian dirinya, melainkan beliau 
menegaskan bahwa kenabian Rasulullah SAW harus diluruskan sesuai aselinya dan 
AlQuran itu harus sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah SAW bukan yang 
digunakan Islam Sunni, bukan AlQuran Islam Syiah, dan bukan AlQuran Islam MUI.

Islam ibaratnya sebuah mobil yang sudah ringsek akibat berulang kali ditabrak 
macam2 hingga ditabrak panser.

Ghulam Ahmad bukanlah nabi dan belum pernah mengaku sebagai nabi, dia 
diibaratkan sebagai tukang las ketok yang memperbaiki mobil ringsek ini agar 
kembali seperti bentuk barunya semula.

Demikianlah, kalo Islam diibaratkan sebagai mobil, maka Ghulam Ahmad bukan 
makelar atau salesman-nya tapi tukang las ketoknya.  Hanya nabi Muhammad saja 
yang menjadi makelar atau salesman yang diutus Allah untuk menyampaikan 
wahyunya, sedangkan Ghulam Ahmad justru cuma mengembalikan bagian2 yang ringsek 
ditubruk sana sini oleh aliran2 Islam yang memecah belah itu.  Jadi beliau 
bukan memerangi Islam2 pecah belah, melainkan mempersatukan pecah belah ini 
sehingga menjadi kembali Islam yang utuh yang dibawakan oleh Nabi Muhammad 
dulu2nya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.



Kirim email ke