Allah Membedakan Keimanannya Bukan Kebangsaannya ! Syariah Islam menolak dan menentang ide kebangsaan, menolak ide Nasionalisme, menolak batas negara.
Padahal, setiap negara diwajibkan oleh UN untuk bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Artinya, negara berhak menarik pajak dari rakyatnya untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya. Kalo Syariah Islam menolak ide kebangsaan, artinya juga berhak menolak membayar pajak padahal dilain pihak pemerintah diwajibkan menjamin kesejahteraan mereka. Itulah sebabnya, Syariah Islam sudah jelas merupakan musuh negara dan semua ide2nya merupakan tindakan subversive yang membawa kehancuran negara ini. > RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mengutamakan NEGARA dan KESATUAN berarti kita menilai > NEGARA dan KESATUAN adalah yang terpenting bagi kita > semua. Diatas segalanya dalam hidup berbangsa. > ------------------------------------------------- > "hennyp" <hennyp@> wrote: > marilah kita berlapang dada dan hidup rukun damai, > prioritaskanlah Negara dan kesatuan kita dahulu. Pernyataan2 FPI adalah Syariah Islam tidak mengenal batas negara, umat Islam hanya tunduk hukum Allah bukan hukum buatan manusia. Semua umat Islam bersaudara, dan tidak mungkin bersaudara dengan orang kafir dan haram hidup satu atap dengan orang kafir. Islam tidak mengenal kebangsaan karena Allah tidak membedakan umatnya dari kebangsaannya melainkan dari keimanannya kepada Allah. Dengan pernyataan FPI beserta organisasi2 Islam lainnya yang sejenis ini, apakah masih bisa diharapkan kesatuan negara, kesatuan bangsa, dan negara yang berdasarkan UU yang pancasila ??? Jelasnya tidak mungkin, yang tidak memungkinkannya adalah pernyataan diatas diucapkan terang2an secara publik dan disebarkan kesegala penjuru negara maupun kesemua lapisan masyarakat bahkan banyak wilayah sudah resmi dinyatakan sebagai pemerintahan daerah Syariah. Kalo memang pemerintah RI masih merupakan negara kesatuan, maka organisasi dan para pelaku yang menyebarkan pernyataan diatas seharusnya ditangkap karena merupakan tindakan subversi yang melawan kekuasaan, kebijaksanaan, maupun kewibawaan negara. Ny. Muslim binti Muskitawati.