http://www.detiknews.com/read/2008/11/17/185241/1038544/158/anis-matta-soeharto-sebagai-pahlawan-sudah-disepakati-internal-pks

Jakarta - Iklan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menempatkan mantan
penguasa orde baru Soeharto sebagai pahlawan dan guru bangsa mendapat reaksi
dari sejumlah kalangan. Partai berbasis agama ini kemudian dituding sudah
menjadi antek Soeharto. Akibatnya isu perpecahan pun melanda partai
tersebut.

Asumsi ini berlandaskan perbedaan pendapat antara Presiden PKS Tifatul
Sembiring dengan Sekjen PKS Anis Matta terkait iklan tersebut.

Tifatul merasa ada yang salah dalam iklan tersebut. Sebab sepengetahuannya,
materi iklan yang dipresentasikan Anis Matta di hadapan dirinya, Selasa 4
November 2008, berbeda dengan iklan yang muncul di sejumlah televisi. Lagi
pula, Tifatul kurang setuju dengan penempatan Soeharto sebagai pahlawan
maupun guru bangsa.

Bagaimana dengan Sekjen PKS Anis Matta? Berikut petikan wawancara detikcom
dengan Anis Matta melalui telepon:


Iklan PKS yang menyatakan Soeharto sebagai pahlawan dan guru bangsa banyak
dikecam. Apa anda pendapat soal ini?
Saya kira wajar kalau ada yang mengkritisi iklan tersebut. Alasannya
macam-macam. Tapi PKS tidak punya tendensi apa-apa selain ajakan untuk
rekonsiliasi.

Tapi Presiden PKS Tifatul Sembiring mengaku ada yang salah dalam iklan
tersebut. Mengapa demikian?

Itu masalah teknis saja. Sebab waktu materi iklan ditampilkan pada 4
November, di hadapan Presiden PKS serta dewan syura, suaranya belum ada.
Karena memang baru berupa dummy.

Soal isu perpecahan di PKS bagaimana?
Itu tidak benar. Karena hanya masalah teknis saja. Bukan gagasannya yang
berbeda. Saya juga sudah bicarakan itu dengan Tifatul.

Tapi soal Soeharto yang dikatakan dalam iklan sebagai guru bangsa dan
pahlawan apakah sudah disepakati di internal partai?

Tentu saja sudah. Sebelum keputusan menayangkan Soeharto sebagai bapak
bangsa kami sudah melakukan survei tentang harapan masyarakat Februari 2008.
Setelah dilakukan survei munculan nama Soeharto yang diusulkan sejumlah
kader-kader di daerah.

Bagaimana dengan tudingan kalau Bang Anis sebagai antek Soeharto karena
iklan tersebut?

Sekali lagi yang menempatkan Soeharto sebagai guru bangsa itu adalah hasil
survei di daerah-daerah. Dan dari beberapa survei sebelumnya yang pernah
dirilis sebuah lembaga, Soeharto menempati urutan pertama sebagai mantan
presiden yang masih dicintai rakyat. Jadi kami menganggap penayangan
Soeharto sangat tidak berlebihan.

Dan dari survei yang kami lakukan, sebagaian besar masyarakat menganggap
reformasi tidak memberikan apa-apa kepada rakyat. Reformasi diartikan
antitesa terhadap Orde Baru.

Jadi reformasi tersebut mirip-mirip orde lama. Misalnya dari banyak partai
tapi gagal dalam pembangunan ekonomi. Sedangkan orde baru ekonominya stabil
tapi demokrasinya yang gagal.

Dari situlah PKS ingin mengubah pandangan tersebut. Kami ingin mengajak
semua komponen bangsa untuk melihat ke depan. Jangan lagi terjebak antara
orde lama maupun orde baru. Untuk itu kita akan melakukan upaya rekonsiliasi
demi kesejahteraan masyarakat.

Tapi apakah rekonsiliasi tersebut sebagai sebuah solusi untuk kesejahteraan
rakyat?Dengan adanya rekonsiliasi kita bisa bahu-membahu membangun bangsa.
Tidak lagi melihat dari orde mana atau partai mana. Yang penting masyarakat
bisa disejahterakan.

Tapi gagasan rekonsiliasi itu kurang mendapat respon. Bagaimana?

Sejauh ini beberapa anak atau cucu dari tokoh-tokoh bangsa, sudah kami
datangi. Mereka umumnya menyambut gagasan kami. Mudah-mudahan pertemuan
antara keluarga tokoh bangsa ini bisa terlaksana.(ddg/iy)

Kirim email ke