Tulisan ini juga disajikan dalam website http://kontak.club.fr/index.htm


Catatan A. Umar Said


Arti pemilu legislatif  9 April
bagi kita semua





      Sebentar lagi (tanggal 9 April) akan dilangsungkan Pemilu 2009 guna
memilih wakil partai-partai untuk menduduki kursi badan-badan legislatif.
Dalam pemilu yang akan datang ini ikut serta 38 partai politik. Menjelang
pemilu ini sudah banyak tulisan-tulisan, atau prediksi-prediksi, atau
berbagai survei-survei (jajak pendapat) yang sudah beredar.



      Seperti biasa, dan di mana-mana di dunia, di antara hasil-hasil survei
yang diadakan di Indonesia ini juga ada perbedaan-perbedaan, sehingga kita
semua tidak perlu memandangnya sebagai kebenaran yang mutlak bisa dipakai
sebagai pegangan.



      Dengan pandangan yang seperti itulah disajikan berikut di bawah ini
hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN). Informasi yang dipaparkan oleh
LSN ini perlu diuji atau dibandingkan dengan hasil survei-survei lainnya,
untuk bisa membuat analisa atau pendekatan yang lain, yang relatif lebih
cocok dengan kenyataan nantinya. Sebab, akhirnya toh hasil pemilihan tanggal
9 April itulah yang akan merupakan bukti apakah berbagai tulisan, analisa,
prediksi , atau survei itu ternyata mengandung kebenaran atau tidak.



      Sebagai tanggapan terhadap survei LSM di bawah ini, disajikan
komentar, yang berusaha melihat masalah pemilu legislatif 2009 ini dari
berbagai segi, yang sebaiknya harap dianggap hanya sebagai bahan pemikiran
bersama mengenai persoalan bangsa dan negara yang amat penting ini. Mohon ma
’af terlebih dulu, kalau dalam komentar di bawah ini terdapat
ungkapan-ungkapan yang terasa  terlalu polos atau kurang “senonoh”. Itu
semua hanya dengan maksud untuk menekankan atau menggarisbawahi
persoalan-persoalan yang dikemukakan.



      Tulisan soal hasil survei LSM yang disiarkan INILAH. COM (tanggal 26
Maret 2009) itu antara lain berbunyi sebai berikut (disingkat sedikit) :



      Siapa Bisa Kalahkan SBY? (judul asli)





      INILAH.COM, Jakarta – Popularitas Susilo Bambang Yudhoyono, oleh
lembaga survei, mendekati Pemilu kian naik saja. Hampir semua menempatkan
SBY sebagai kandidat pemenang. Hanya satu kandidat calon presiden yang bisa
mengalahkannya. Siapa dia?



      Survei Lembaga Survei Nasional (LSN) seperti mengkonfirmasikan hasil
survei lembaga-lembaga sebelumnya, yaitu menempatkan SBY sebagai pemenang
jika pemilu dilaksanakan saat survei. Terungkap, SBY meraih hampir separuh
dukungan di republik ini, yakni 45,1%.

      Kandidat capres lainnya berada cukup jauh di bawah. Megawati
Soekarnoputri hanya memperoleh 15,3%. Prabowo Subianto 10,2%, Sri Sultan
Hamengkubuwono X 5,8%, M. Jusuf Kalla 3,3%, Rizal Ramli 3,2%, dan Wiranto
1,5%. Hidayat Nur Wahid? Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini
menduduki posisi buncit, hanya disukai 1,2% responden.



      Survei LSN berlangsung pada 5-15 Maret 2009 di 33 provinsi di seluruh
Indonesia. Jumlah sampel 1.230 responden yang diperoleh melalui teknik
pengambilan sampel acak bertingkat (multistage random sampling). Margin of
error 2,8 % dan pada tingkat kepercayaan 95%. Pengumpulan data dilakukan
melalui teknik wawancara tatap muka dengan bantuan kuesioner.



      Menurut Direktur Eksekutif LSN, Umar S Bakry, menjelang pemilu ini
elektabilitas SBY melesat cukup fantastis. Isu ekonomi seperti kenaikan
harga BBM dan krisis ekonomi global, tak menyurutkan popularitas SBY.
“Survei saat ini cukup fantastis hingga 45,1%. Padahal Desember 2008, SBY
hanya mendapat 32%,” jelasnya kepada INILAH.COM, Rabu (25/3) di Jakarta.



      Menurut dia, capres lainnya belum bisa menandingi popularitas dan
elektabilitas SBY. Lawan terdekat SBY seperti Megawati hanya meraih 15,3%.
Umar menyatakan sulit bagi Mega untuk mengalahkan SBY. “Karena sejak 2007,
elektabilitas Mega hanya stagnan di kisaran 15-17%,” katanya. Jika pun
Megawati mampu hingga putaran kedua, takkan mampu mengalahkan SBY.



      Sedangkan calon presiden lainnya seperti Rizal Ramli, Prabowo Subianto
dan Sultan HB X, Umar menjelaskan sebenarnya ketiga capres tersebut
berpotensi menjadi capres alternatif. “Namun sayang, ketiganya memiliki
persoalan tentang kendaraan politik,” jelasnya.



      Lalu siapa yang berpotensi mengalahkan figur SBY? Umar menegaskan
tokoh yang belum terlibat dalam Pemilu 2004 dan belum terlibat dalam
kontestasi 2004. Menurut dia, figur tersebut harus memberi inspirasi ke
banyak orang. “Figur yang inspiring dan kedatangannya ditunggu-tunggu banyak
orang,” jelasnya.



      Siapa? Itu dia persoalannya. Rasanya mustahil menemukan figur semacam
‘Ratu Adil’ dalam waktu sesingkat ini. Kalaupun ada dan inspiratif, maka dia
akan tenggelam dalam pertarungan. Pasalnya, figur tersebut jelas kalah
start. (Kutipan dari INILAH. COM selesai)



      Komentar (dilihat dari berbagai segi) :



      Membaca hasil survei LSM seperti tersebut di atas, orang bisa saja
mengomel atau bergumam (atau nyeletuk)  : “Mungkin saja SBY akan bisa
terpilih kembali karena tidak ada yang bisa menyainginya, tetapi, apa SBY
akan bisa dan juga berani mengadakan terobosan atau gebrakan baru. dari pada
yang sudah-sudah ?” Rasanya, tidak! Pemerintahan SBY (tidak peduli ia akan
didampingi oleh wakil presiden yang mana saja, atau didukung oleh koalisi
dengan partai yang manapun juga) tidak akan bisa melakukan hal-hal besar
untuk mengadakan perubahan  drastis dan fundamental, karena terikat oleh
keterbatasan-keterbatasan yang melilitnya. Jadi tidak akan ada hal-hal besar
dan spektakuler yang baru. Yang akan ada hanyalah yang itu itu juga.



      Pemerintahan SBY-JK sudah “mendingan” dari pada
pemerintahan-pemerintahan Habibi, Abdurahman Wahid, dan Megawati, dalam hal
pemberantasan korupsi, meskipun korupsi masih tetap terus merajalela.
Tetapi, persoalan-oersoalan parah lainnya, masih banyak sekali yang tidak
bisa atau belum bisa ditangani. Di antaranya :  masalah pengangguran yang
hampir 40 juta orang, jumlah orang miskin, menurut BPS,  ada sekitar 52 juta
orang (sedangkan angka-angka yang sebenarnya jauh melebihi itu).



      Hari kemudian tetap tidak akan cerah



Di samping itu, selama 5 tahun pemerintahan SBY-JK  yang telah lewat banyak
persoalan-persoalan besar dan parah tidak dapat diatasi, antara lain  :
persoalan Munir, penanganan korban Lapindo, soal pelanggaran HAM yang sedang
ditangani IKOHI, tak berani membongkar kebusukan-kebusukan di kalangan
pimpinan militer, masalah keluarga korban 65 yang jumlahnya jutaan orang,
masalah rehabilitasi nama dan kehormatan sepenuhnya untuk Bung Karno.



Selama 5 tahun  yang lalu, tidak ada atau tidak banyak perubahan drastis dan
besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintahan SBY-JK. Mungkin saja, Golkar
(dan golongan tertentu di  kalangan pimpinan militer yang masih setia kepada
garis politik  Suharto)  merupakan ganjalan yang utama bagi SBY untuk
bertindak, sehingga SBY kelihatan lemah, ragu-ragu, atau lambat. Lalu,
apakah kalau seandainya (sekali lagi,seandainya, terpilih lagi !)  akan bisa
ada terobosan-terobosan baru, gebrakan-gebrakan yang lain dari pada yang
sudah-sudah,? Inilah yang patut sekali disangsikan atau perlu sekali
diragukan.



Jadi, apapun hasil pemilu legislatif tanggal 9 April nanti, dengan adanya 38
partai-partai yang bertanding itu, perspektif situasi negara dan bangsa kita
tetap tidak akan cerah.Sebab, dari kampanye partai-partai sebelum pemilu 9
April (termasuk pernyataan-pernyataan berbagai tokoh) sudah kelihatan sekali
betapa rendahnya kualitas isi dan cara  kerja kebanyakan sebagian besar
partai-partai tersebut.



Isi banyak kampanye itu umumnya hanya berupa janji-janji kosong, atau uraian
yang muluk-muluk tentang perbaikan hidup rakyat banyak, atau
kebohongan-kebohongan tentang kesejahteraan bagi masyarakat luas, atau
tentang cerahnya hari kemudian bagi banyak orang, atau omong kosong dan
bualan lainnya (termasuk kampanye capres Prabowo lewat partainya GERiNDRA,
yang menyajikan program-program atau gagasan-gagasan atau “mimpi” yang serba
hebat, besar, dan galak, yang sulit dilaksanakan dalam praktek).



Kerusakan moral di kalangan partai-partai


Tidak lama lagi, yaitu tanggal 9 April nanti, akan nampak dengan nyata
sekali betapa parahnya dan luasnya kebohongan atau pembodohan oleh
partai-partai ini, yang sudah mengeluarkan dana bermilyar-milyar (atau
bahkan ada yang puluhan milyar atau ratusan milyar) rupiah untuk
mempengaruhi  (atau menipu ?) fikiran orang banyak. Hasil 9 April akan
menunjukkan bahwa perubahan besar atau fundamental di Indonesia tidak akan
bisa dilakukan oleh partai-partai yang ikut dalam pemilu itu nantinya.



Akibat pengkhianatan Suharto beserta para jenderalnya terhadap Bung Karno
(beserta golongan kiri – terutama PKI – yang merupakan pendukung utamanya)
maka kehidupan kepartaian di Indonesia sudah kehilangan sama sekali jiwa
revolusionernya, dan sudah rusak sekali semangat mengabdi dengan
sungguh-sungguh kepada kepentingan rakyat dan negara.  Jadi, kerusakan
mental atau pembusukan moral tidaklah hanya terjadi di kalangan
pejabat-pejabat pemerintahan, melainkan juga sudah sangat parah di kalangan
partai-partai politik. Banyak partai dewasa ini menjadi alat kotor dan busuk
untuk mengejar kursi-kursi dalam badan legislatif, hanya untuk mendapat gaji
yang tinggi (sampai Rp 50 juta, dengan segala macam tambahan  atau
“tunjangan” )  tanpa peduli kepada kepentingan bangsa dan negara.



Patutlah kiranya kita sadari bersama-sama bahwa kerusakan mental dan
pembusukan moral di kalangan partai-partai adalah sumber utama dari rusaknya
atau bobroknya DPR atau DPRD kita (juga DPD). DPR kita sering
mempertontonkan banyak hal-hal yang mengecewakan atau memalukan (ingat,
antara lain  ; studi banding ke luarnegeri yang tidak perlu, korupsi dan
jual beli mengenai pengesahan dan pembuatan undang-undang, dan sering mbolos
atau tidur dalam sidang-sidang).



Dengan rendahnya kualitas wakil partai-partai dalam badan-badan  legislatif,
maka tercermin juga rendahnya kualitas DPR atau DPRD kita. Dengan DPR yang
banyak boroknya semcam itu akan sulitlah kiranya  diharapkan adanya peran
untuk membela sungguh-sungguh kepentingan rakyat banyak, atau mengontrol
pemerintah, atau menjadi juru bicara rakyat yang sesungguhnya.



Tugas pemerintah dan DPR akan berat sekali


Karena banyaknya masalah-masalah parah yang tidak bisa ditangani oleh
pemerintah dan DPR dengan tuntas atau secara baik selama ini, ditambah
dengan adanya krisis keuangan dan ekonomi di skala dunia yang juga parah dan
berkepanjangan akhir-akhir ini dan di masa depan, maka tugas yang dihadapi
oleh DPR dan pemerintahan hasil pemilu 2009 akan berat dan besar sekali !!!
Krisis ekonomi di berbagai negeri sekarang sudah terasa dampaknya yang hebat
di negeri kita, yang menyebabkan makin memperparah penderitaan sebagian
terbesar rakyat kita, karena makin meluasnya kemiskinan, membengkaknya
pengangguran, dan banyaknya penutupan perusahaan-perusahaan.



Dalam menghadapi situasi yang akan makin parah bagi sebagian terbesar rakyat
kita itu, wajarlah kalau perlawanan rakyat juga akan makin menggelora, yang
dilakukan terutama sekali oleh gerakan buruh, tani, pemuda, perempuan,
pegawai negeri, mahasiswa, rakyat miskin  dan lain-lain golongan dalam
masyarakat. Oleh karena krisis ekonomi dan keuangan di negeri kita akan
berkepanjangan lama sekali, dan akan menimpa banyak sekali kalangan, maka
perlawanan untuk membela nasib sebagian terbesar rakyat kita itu akan
merupakan dorongan untuk mempertinggi kesedaran politik kalangan luas di
masyarakat atau merevolusionerkan jiwa rakyat umumnya.



Pentingnya gerakan ekstra parlementer


Dalam rangka merevolusionerkan jiwa rakyat ini, sumbangan dan  peran gerakan
ekstra parlementer yang perkasa dan meluas -- dalam segala cara dan
bentuknya --  adalah mutlak perlu sekali. Ini dapat dilakukan oleh semua
golongan dalam masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
masing-masing, dengan tujuan bersama-sama untuk mengadakan perubahan radikal
dan fundamental. Gerakan ekstra parlementer yang betul-betul kuat dan
menjadi satu dengan rakyat, dan dengan kerjasama dengan kekuatan-kekuatan
pro-rakyat dalam parlemen, akan bisa mendorong lahirnya kekuatan
revolusioner untuk mengadakan perubahan besar dan fundamental, demi
kepentingan sebagian terbesar rakyat kita.



Seperti sudah diutunjukkan oleh pengalaman selama 32 tahun Orde Baru
ditambah dengan 10 tahun pasca-Suharto, gerakan ekstra-parlementer untuk
menyiapkan situasi revolusioner guna mengadakan perubahan-perubahan besar
dan fundamental ini tidak bisa dilahirkan atau tidak mungkin dikembangkan
oleh kalangan atau golongan yang pro Orde Baru, atau yang anti ajaran-ajaran
Bung Karno. Situasi revolusioner yang bisa mendatangkan perubahan besar dan
fundamental hanya bisa diciptakan bersama-sama  dengan arahan atau bimbingan
ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno (ingat , antara lain : “samenbundeling
van alle revolutionaire krachten”, Pancasila, Nasakom, Dekon, Berdikari,
Tavip, Manipol-Usdek, Revolusi Belum Selesai).



Setelah mengamati praktek berbagai partai yang selama ini sudah ikut pemilu
atau sudah ikut memerintah di negeri kita , maka kiranya banyak di antara
kita yang yakin bahwa partai-partai itu kebanyakan adalah partai-partai yang
tidak patut mendapat kepercayaan rakyat banyak atau tidak layak menjadi
wakil rakyat.  Dan ketika partai-partai atau DPR (dan DPRD) beserta
pemerintah sudah tidak dapat dipercayai lagi, maka rakyat berhak dan
terpaksa harus mencari jalan sendiri, melalui berbagai cara dan bentuk
extra-parlementer, untuk membela diri dan mendatangkan perubahan. Dengan
memegang teguh dan mentrapkan ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno, kita
semua  dapat mempersiapkan  kedatangan situasi revolusioner yang
memungkinkan perubahan besar di negeri kita.. Jalan lain tidak ada!





Paris, 31 Maret 2009




















No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.557 / Virus Database: 270.11.31/2028 - Release Date: 28/03/2009
07:16

Kirim email ke