http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009021302075116
Jum'at, 13 Februari 2009 BURAS Citra Penguasa Berjuta Tangan! H. Bambang Eka Wijaya "KENAPA Batara Guru tangannya empat?" tanya Budi melihat lukisan di rumah kakek. "Karena dia dewa yang paling sibuk, banyak urusan harus ditangani, jadi harus banyak tangan!" jawab kakek. "Dia juga dewa pengasih, jadi butuh banyak tangan pula buat membagi-bagi pengasihannya!" "Rupanya itu yang ditiru pemerintah, ya? Memberi bantuan langsung kepada rakyat!" tukas cucu. "Juga politisi, menjelang pemilu, membagi-bagi langsung--by hand--sembako kepada rakyat, supaya dikenali wajahnya dan ingat nomornya saat menconteng di bilik suara pemilu!" "Beda!" entak kakek. "Banyaknya tangan Batara Guru itu cuma simbolis! Dia bukan membagi-bagi uang tunai dan kresek sembako secara langsung begitu, melainkan membagi kasihnya melalui hukum alam atau hukum sosial ekonomi masyarakat! Seharusnya pemimpin negara dan politisi juga begitu, rakyat memenuhi kebutuhannya melalui usaha sendiri dalam mekanisme sosial dan ekonomi masyarakat bernegara bangsa, bukan lewat pemberian langsung! Pemerintah dan politisi cukup menciptakan sistem dan mekanisme yang adil buat semua untuk mendapatkannya!" "Ternyata pemerintah dan politisi tak memaknai gambar wayang bertangan banyak yang simbolik itu, malah menirunya secara wadak--tanpa tafsiran yang bijak!" tukas cucu. "Maka itu, pemerintah pun bagi-bagi bantuan langsung hingga mencitrakan dirinya penguasa berjuta tangan--lebih 19 juta keluarga miskin menerima bantuan tunai langsung dari tangan pemerintah setiap bulan!" "Tapi itu cuma menjadikan negara sebagai 'republik wayang wadak' belaka!" tegas kakek. "Pemerintah yang benar, menciptakan sistem dan mekanisme kehidupan sosial dan ekonomi yang mampu secara adil memberi tempat dan kesempatan bagi setiap warga bangsanya meraih kehidupan sejahtera! Negara bisa disebut gagal ketika rakyatnya mau masak harus antre beras miskin, lalu antre minyak tanah harga subsidi, mampir lagi ke kantor pos mengambil uang belanja dengan antre BLT, lalu sambil pulang antre minyak goreng dan gula harga operasi pasar--semua atas bantuan langsung dan campur tangan negara!" "Maka itu kita butuh penguasa yang punya citra kesaktian dahsyat! Batara Guru punya tangan empat, Rahwana sakti punya kepala sepuluh, penguasa kita jauh lebih sakti lagi, punya berjuta tangan!" timpal cucu. "Kalau cuma sistem dan mekanisme sosial dan ekonomi yang diciptakan setiap warga negara bisa meraih kehidupan sejahtera, lalu merasa semua yang mereka capai itu atas usaha sendiri, saat menconteng di bilik suara pemilu dia tak punya bayangan dari tangan siapa semua itu dia peroleh!" "Jika citra penguasa berjuta tangan itu yang dijadikan cara untuk memenangi pemilu, akhirnya membuat rakyat makin bergantung pada bantuan negara, rakyat kian lemah tak mampu hidup mandiri lagi!" tegas kakek. "Tak perlu waktu terlalu lama, negara menjadi panti sosial terbesar di dunia!"
<<bening.gif>>
<<buras.jpg>>