Dalam Islam Nakhoda Kapal Berhak Mencari Banyak Penumpang2 Islam menempatkan suami dalam keluarga sebagai halnya nakhoda kapal yang berhak mencari banyak penumpang2, dan isteri2 dalam Islam hanyalah penumpang kapal saja yang dalam perjalanan waktunya harus turun dari kapalnya apabila waktu dalam tiket sudah berakhir.
Memang fungsi Nakhoda dalam kapal apapun selalu memiliki kekuasaan yang paling tinggi dalam sebuah kapal. Apabila isteri bisa menjadi nakhoda yang berhak memasukkan banyak laki2 jadi penumpang kapalnya, maka laki2 yang jadi penumpang kapal bisa saling bersaing yang menenggelamkan kapal itu sendiri karena pada kodratnya laki2 itu selalu bersaing seperti dua ayam jago yang senang bertarung. Itulah, dalam kehidupan maupun ajaran Islam, dilarang isteri2 menjadi nakhoda kapal untuk mencegah kapalnya karam. Supremasi suami dalam kehidupan keluarga yang Islamiah sangatlah rapuh bagi negara maupun generasi masa depan keturunannya. Karena kehidupan kekeluargaan dalam jangka panjang haruslah mempersiapkan generasi penerusnya dalam mempertahankan eksistensi negara maupun bangsanya. Kehidupan religius Islam justru menghambat perkembangan lapangan pekerjaan dan juga menghambat berkembangnya ilmu pengetahuan yang akibatnya menyebabkan negara2 Islam menjadi sangat tergantung kepada negara2 kapitalist yang bisa memberi atau membuka lapangan pekerjaan demi mempertahankan kehidupan negara ybs. Itulah sebabnya, negara2 Islam selalu jatuh bangun karena sangat rapuhnya komponent dasar kehidupan keluarga yang menjadi dasar utama kehidupan negaranya. Supremasi suami dalam kehidupan keluarga yang Islamiah akan hancur bersama hancurnya supremasi itu sendiri. Hal ini diakibatkan karena investor bisa menghancurkan supremasi suami dan menggantinya dengan supremasi isteri. Dimanapun diseluruh dunia, investor berhak memilih, menerima, dan menempatkan tenaga kerja wanita ataupun laki2, apalagi, pekerjaan laki2 sekalipun bisa dengan mudah dialihkan kepada wanita melalui training2. Bahkan untuk menghambat ledakan populasi dunia-pun salah satu caranya adalah menempatkan lebih banyak tenaga kerja wanita yang menyebabkan wanita2 ini tidak suka lagi untuk hamil, karena kehamilan itu sendiri akan membatasi kemampuan maupun kesempatannya dalam berebut pekerjaan. Kehidupan keluarga yang Islamiah maupun eksistensi negara2 Islam dengan mudah dihancurkan dengan berkembangnya, tumbuhnya atau masuknya investor2 yang membuka lapangan pekerjaan lebih banyak kepada wanita daripada laki2. Karena dengan makin banyaknya wanita atau isteri2 yang bekerja, menyebabkan Nakhoda kapal Islam beralih berada dalam supremasi Isterinya dimana suami hanya menjadi penumpang kapal yang setiap saat bisa ditendang nakhodanya kelautan yang untuk bisa menyelamatkan dirinya terpaksa menjadi terorist Jihad Islam, dan kemudian terroist ini akhirnya harus mati ditembak oleh tentara yang dipersiapkan dalam kubu "War on Terror". Begitulah kenyataan ajaran agama Islam dimana suami yang menjadi nakhoda keluarga nantinya diakhirat yang bisa membuka dan mengizinkan isterinya masuk kesorga bersama suaminya. Oleh karena itu, apabila kebalikannya dimana isterinya yang menjadi nakhoda keluarga, maka sang isteri cuma bisa menunjukkan suaminya jalan keneraka sementara isterinya sendiri akan berjalan masuk kesorga sendirian. Ny. Muslim binti Muskitawati.