----- Original Message ----- 
  From: abdul malik 
  To: publiks...@yahoogroups.com ; imc-jaka...@lists.indymedia.org ; 
k...@yahoogroups.com ; ozindoncult...@yahoogroups.com ; 
wartawanindone...@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, November 07, 2009 8:36 PM
  Subject: [wartawanindonesia] Dialog Nasional Situs Ibukota Mojopahit Sebagai 
Kawasan Cagar Budaya Nasional


    

        DIALOG NASIONAL
        TENTANG :
        SITUS IBUKOTA KERAJAAN MOJOPAHIT DAN PENGEMBANGANNYA 
        SEBAGAI "KAWASAN CAGAR BUDAYA NASIONAL"

        LANDASAN PEMIKIRAN 

        Bumi yang kita pijak ini sebelum menjadi Negara Kesatuan Republik 
Indonesia (NKRI) adalah "bumi Mojopahit". Mojopahit adalah "ikon" kebesaran 
sejarah dan budaya bangsa Indonesia yang patut menjadi warisan dunia. 

        Sejarah telah membuktikan bahwa kerajaan Mojopahit pada abad ke XIV di 
bawah pemerintahan raja "Hayam Wuruk" dan Mahapatih "Gajahmada" telah mencapai 
puncak kejayaan dan zaman keemasan. Salah satu bukti monumentalnya adalah 
disatukannya seluruh nusantara termasuk semenanjung Malaka di bawah kekuasaan 
Negara Mojopahit. 

        Perjalanan sejarah Mojopahit merupakan pelajaran yang amat berharga 
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemahaman tentang kebesaran dan 
kejayaannya akan menumbuhkan semangat juang, kepercayaan diri dan memperkokoh 
identitas bangsa. Mojopahit memiliki makna penting bagi Indonesia. Beberapa 
simbul kenegaraan diadopsi dari Mojopahit, diantaranya Bhineka Tunggal Ika, 
Sumpah Palapa, dll.

        Keberhasilan Mojopahit dalam mempersatukan bangsa yang heterogen telah 
memperkaya budaya bangsa yang amat besar dan berwibawa di mata negara-negara 
lain. Perbedaan suku, adat istiadat dan agama justru menjadi kekayaan bangsa 
menciptakan negara kokoh lahir dan batin. Kestabilan politik dan keamanan 
menciptakan kepercayaan tidak saja masyarakat nusantara, tetapi juga 
bangsa-bangsa lain yang berdagang dan melakukan transaksi ekonomi di 
bandar-bandar internasional di seluruh wilayah nusantara. Rakyat hidup 
sejahtera "gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo", adil dan aman 
dalam kerangka kesatuan pikiran dan perbuatan.

        Situs Mojopahit yang berada di Trowulan Jawa Timur, ternyata belum 
diperlakukan secara proporsional sebagai aset nasional. Seluk beluk ibukota 
kerajaan Mojopahit dan kehidupan masyarakatnya hingga sekarang belum dapat 
diketahui secara lebih pasti. Banyak peninggalan menunjukkan keberadaan ibukota 
kerajaan Mojopahit, tetapi banyak yang rusak, hancur dan hilang akibat 
aktivitas alam dan manusia. Banyak penelitian dilakukan oleh para ahli, tetapi 
belum ada kesepakatan akhir tentang ibukota kerajaan Mojopahit. Dalam 
perkembangannya masyarakat mulai mempertanyakan tentang keberadaan ibukota 
kerajaan Mojopahit dan apa yang semestinya dapat diperbuat oleh masyarakat 
terhadap potensi sumber daya budaya yang sangat potensial. Hal ini tentu 
merupakan suatu tahap "rasa memiliki" yang sangat perlu direspon secara 
proporsional.

        Penanganan terhadap situs Mojopahit dengan segala aspeknya perlu 
kesungguhan dan komitmen dari berbagai pihak dalam hal penelitian, pelestarian, 
dan pengelolaannya agar kondisinya tidak semakin rusak mengingat pemukiman di 
kawasan ini semakin padat. Perusakan situs terjadi setiap saat, baik disengaja 
maupun tidak, antara lain berupa pembuatan bata yang terdeteksi lebih dari 
3.000 lokasi, telah berlangsung sejak berpuluh-puluh tahun lamanya. Oleh karena 
itu diperlukan penanganan yang terpadu untuk dapat menampilkan bekas ibukota 
kerajaan Mojopahit. Salah satu alternatif strategisnya adalah dengan menetapkan 
kawasan tersebut sebagai "Kawasan Cagar Budaya Nasional".

        Perlu langkah-langkah strategis dan praktis untuk menyikapi kondisi 
yang ada, karena kawasan Mojopahit memiliki daya tarik luar biasa jika dapat 
dikemas dengan baik dan benar. Untuk itu dibutuhkan kepedulian, kerjasama serta 
dukungan semua pihak agar kekayaan sejarah dan warisan budaya bangsa tersebut 
dapat bermanfaat secara luas.

        MAKSUD DAN TUJUAN :

        Agar langkah strategis dan praktis dapat diwujudkan, maka perlu 
diadakan Dialog Nasional sebagai wahana diskusi dan musyawarah bagi berbagai 
pihak yang kompeten. Disamping itu Dialog Nasional ini juga dimaksudkan sebagai 
langkah awal bagi upaya penataan kawasan situs Trowulan.

        Tujuannya adalah untuk menetapkan situs ibukota kerajaan Majapahit 
sebagai "kawasan Cagar Budaya Nasional" yang dapat digunakan sebagai pijakan 
penyelamatan dan pemugaran ibukota kerajaan Mojopahit sesuai dengan konsep 
pengembangan dan pemanfaatannya kearah wisata budaya.

        HASIL YANG HENDAK DICAPAI :

        Tercapainya kesepakatan Nasional tentang "batas-batas" dan "tata ruang" 
Ibukota Kerajaan Majapahit;

        Rekomendasi kepada Pemerintah untuk menetapkan Situs Ibukota Kerajaan 
Majapahit sebagai "Kawasan Cagar Budaya Nasional";

        Terjadinya "kemitraan" dari Pemerintah (Pusat, Propinsi dan Daerah), 
Kelompok Peduli, masyarakat dan swasta secara harmonis agar terbentuk program 
kegiatan yang terpadu untuk penyelamatan, pelestarian, perlindungan, 
pengembangan dan pemanfaatan situs Mojopahit.

        NARASUMBER :

        Prof. Dr. Mundardjito., tentang "Perlunya Penelitian di situs Trowulan 
secara integratif".

        Drs. Nurhadi Rangkuti, M.Hum., tentang "Tata Ruang dan Batas-batas 
Ibukota Kerajaan Mojopahit".

        Drs. Daud Aris Tarmudiyo, Phd., tentang " Pentingnya Pengelolaan Situs 
Ibukota Kerajaan Mojopahit secara Nasional".

        Prof. Dr. M. Zaidun, SH. MSi., Tentang "Aspek Juridis Situs Ibukota 
Kerajaan Mojopahit". 


        PEMANDU DIALOG :

        Prof. Dr. Inayati Adrisijanti
        Dr. Agus Aris Munandar
        Direktur Purbakala Kementerian Budpar
        Gotrah Wilwatikta / Pemkab Mojokerto

        PESERTA :

        Dialog Nasional ini akan diikuti oleh peserta dari kalangan Eksekutif, 
Legislatif, Akademisi (arkeolog, antropolog, arsitek, planolog, dll), 
Sejarawan, Budayawan, Tokoh Masyarakat, raja-raja Nusantara serta pihak yang 
berkompeten lainnya.

        Selain itu juga diundang para peninjau dari Unesco dan beberapa 
Perwakilan Kebudayaan Negara sahabat yang ada di Indonesia.

        WAKTU DAN TEMPAT :

        Dialog Nasional ini diselenggarakan pada :

        Ha r i : Selasa s/d Kamis; 
        Tanggal : 10 s/d 12 Nopember 2009; 
        J a m : 08.00 WIB s/d selesai
        T e m p a t : Hotel "Sativa" Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. 

        PENYELENGGARA :

        Pemerintah Kabupaten Mojokerto bekerjasama dengan Perkumpulan Peduli 
Mojopahit "Gotrah Wilwatikta" Mojokerto - Jawa Timur, dengan dukungan 
Pemerintah. 


        Mojokerto, 5 Oktober 2009.-

        Sekretariat Panitia Pelaksana/Penyelenggara,

        Jl.Jayanegara 4 Kabupaten Mojokerto
        No. Fax. : 0321 322244 atau 0321 392655

        e-mail : ibukotamojopa...@gmail.com

        Kontak:

        Anam Anis,SH 

        08563079499,081230 132924
       




------------------------------------------------------------------------------
  Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 

  

Kirim email ke