Dinar Emas Islam Juga Tidak Pernah Stabil Bahkan Lebih Merugikan !!! Komunitas Islam memang selalu menjadi korban dari para kapitalis Islam itu sendiri. Diberbagai komunitas Islam diberitakan dan didorong umat Islam untuk rame2 membeli Dinar Emas Islam, padahal setiap negara Islam tidaklah sama Islamnya dan semuanya memproduksi Dinar Emas yang tidak sama nilainya dan juga tidak sama kadar emasnya. Bahkan pemerintah RI juga memproduksi Dinar Emas Islam yang diborong oleh mayoritas umat Islam di Indonesia yang tertipu se-olah2 dengan membeli Dinar Emas ini uang simpanan mereka akan selamat.
Harga emas sekalipun tidak stabil bagaimana mungkin Dinar emas bisa stabil ??? Harga Emas turun naik tidak menentu, dan dengan naiknya harga dollar harga emas malah jatuh sehingga otomatis mereka yang menyimpan Dinar Emas juga malah lebih dirugikan sebagai akibatnya. Dinar Emas Islam tidak mendapatkan pengakuan dalam peredaran uang Emas didunia dalam hal ini bisa anda baca sendiri informasi diwebsite dibawah ini dimana tidak ada satupun mata uang emas produksi negara2 Islam yang mendapatkan pengakuan dunia dalam pasaran mata uang emas. http://www.taxfreegold.co.uk/index.html Penjualan Dinar Emas Islam oleh pemerintah RI benar2 penipuan besar2an dan merugikan umat Islam di Indonesia. Kunci keberhasilannya terletak dari kepercayaan buta umat Islam kepada agamanya. Dimuka mata uang Dinar Emas Islam itu tertulis huruf Arab "Allahuakbar" sehingga mendorong umat Islam memborongnya karena menganggap uang ini berasal dari sorga sebagai uang Allah. Kadar uang Dinar Emas Islam itu adalah 22 karat, tetapi dijual kepada umatnya seharga sama dengan emas 24 karat. Apabila sipemegang membutuhkan uang dan kemudian menjualnya kembali uang tsb kepada bank Syariah, maka uang itu dibeli dengan harga emas senilai kurang dari 17 karat. Sedangkan kalo anda jual keluar dari bank Syariah, maka tidak ada yang mau membelinya dengan kata lain tidak laku. Lalu dimana letak untungnya umat yang menyimpan uang Dinar Emas Islam ini ??? Ny. Muslim binti Muskitawati.