--- Pada *Kam, 9/10/08, Vhirgo <[EMAIL PROTECTED]>* menulis:

Dari: Vhirgo <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: [mediacare] Jagonya PKS di sumsel inisiator suap Ke DPR
Kepada: "mediacare" <[EMAIL PROTECTED]>
Tanggal: Kamis, 9 Oktober, 2008, 2:57 AM

 Katanya calon2 yg diusung adalah yang bersih ??
bener juga kata bang ucok, PKS sekarang sudah mahal, jadi siapa pun calon
klo nilai parcelnya besar dijamin bakal didukung habis2-an contohnya
pilkada Jateng dan gagalnya Inu kencana dan gamawan fauzi dikarenakan nilai
parcelnya yg ora cocok alias kecil.

Pilkada lalu PKS kan jagoin Syahrial Oesman dan turut turun ke jalandalam
aksi protes setelah melihat hasil pilkada yg memenangkanAlex Noerdin jagonya
PDIP.

****

2008-10-09 07:09:00
*'Syahrial Oesman Inisiator Suap ke DPR' *

JAKARTA -- Mantan gubernur Sumatra Selatan (Sumsel), Syahrial Oesman,
diketahui sebagai orang yang pertama kali meminta pengusaha Chandra Antonio
Tan untuk menyediakan dana suap Rp 5 miliar bagi DPR. Dana yang kemudian
dibagi-bagikan kepada anggota dan pimpinan Komisi IV DPR tersebut sebagai
pelicin proses persetujuan pelepasan kawasan hutan lindung Pantai Air Telang
di Kabupaten Banyuasin untuk menjadi Pelabuhan Tanjung Api-api.

Mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel, Sofyan Rebuin, mengungkapkan hal
itu saat menjadi saksi dalam persidangan dengan terdakwa anggota Komisi IV
DPR, Sarjan Tahir (Partai Demokrat), di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
(Tipikor), Jakarta, Rabu (8/10). Direktur Utama Badan Pengelolaan dan
Pengembangan Pelabuhan Tanjung Api-api ini mengungkapkan, pada 2006 Syahrial
yang saat itu masih menjabat gubernur, memerintahkan dirinya untuk mencari
anggota DPR asal daerah pemilihan (dapil) Sumsel.
Sofyan menghubungi Sarjan Tahir yang sudah dikenalnya dengan baik. Kepada
Sarjan, Sofyan membicarakan tentang proses persetujuan pelepasan kawasan
hutan lindung Pantai Air Telang yang sudah lama terkatung-katung.

Sarjan meminta waktu untuk membicarakan dengan rekan-rekannya di Komisi IV.
Yang diajak bicara adalah Ketua Komisi IV Yusuf Erwin Faishal (PKB), serta
anggota Hilman Indra (PBB), Azwar Chesputra (Golkar), dan Fachri Andi
Laluasa (Golkar).

Beberapa hari kemudian, Sofyan terlibat pembicaraan lanjutan dengan Sarjan.
Saat itu, kata Sofyan, Sarjan meminta agar Pemprov Sumsel menyediakan dana
sebesar Rp 5 miliar.

''Uang Rp 5 miliar itu supaya menyatukan teman-teman di DPR, supaya semuanya
lancar. Teman-teman di DPR ini kan banyak macamnya, supaya semuanya bulat,"
kata Sofyan menirukan perkataan Sarjan.

Permintaan Sarjan kemudian disampaikan kepada Syahrial dalam pertemuan yang
dihadiri Direktur PT Chandratex Indo Artha, Chandra Antonio Tan, selaku
calon investor pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-api.

''Pak Gubernur mengatakan, 'Chandra, DPR itu tugas kamu'," imbuh Sofyan.
Permintaan Syahrial disanggupi Chandra. Namun, pengusaha yang kini ikut
menjadi tersangka menyusul penahanan Sarjan dan Yusuf Erwin Faishal,
menyanggupi dana sebesar itu akan disediakan dalam dua tahap. Masing-masing
Rp 2,5 miliar dalam bentuk cek perjalanan (travellers cheque) bank Mandiri.

*Semua dibagi
*Penyerahan pertama sekitar Oktober 2006 di ruang kerja Sarjan di Gedung
DPR. Dalam surat dakwaan jaksa, cek-cek perjalanan tahap pertama itu
dibagi-bagikan kepada Yusuf Erwin Faishal (Rp 275 juta), Hilman Indra (Rp
175 juta), Azwar Chesputra (Rp 325 juta), Fachri Andi Laluasa (Rp 175 juta),
dan Sarjan Rp 150 juta.

Ada 17 anggota Komisi IV lainnya yang juga mendapat bagian dengan nominal
antara Rp 25 juta sampai Rp 170 juta, termasuk sejumlah anggota Fraksi PDIP.
Namun, beberapa anggota Fraksi PKS mengembalikan gratifikasi itu ke KPK
sebelum kasus ini terungkap.
Untuk cek Rp 2,5 miliar tahap kedua diserahkan pada 25 Juni 2007. Dari uang
ini, Sarjan mendapat Rp 200 juta, Yusuf Erwin Faishal Rp 500 juta, Hilman
Indra Rp 260 juta, Azwar Chesputra Rp 125 juta, Fachri Andi Laluasa Rp 235
juta, Suswono Rp 150 juta, Sujud Siradjuddin Rp 25 juta, Ishartanto Rp 50
juta, dan Imam Syuja Rp 20 juta.

Syahrial Oesman sejauh ini masih berstatus sebagai saksi. Selepas diperiksa
KPK pada awal bulan lalu, ia menolak memberikan penjelasan ihwal aliran dana
ke DPR itu. ''Saya tidak akan menjawab, itu materi pemeriksaan. " ade
(-)

http://www.republik a.co.id/launcher /view/mid/ 22/kat/14/
news_id/6562<http://www.republika.co.id/launcher/view/mid/22/kat/14/news_id/6562>


"
------------------------------

Kirim email ke