Gus Dur Diusulkan Jadi Juru Damai Timur Tengah 

JAKARTA - Indonesia harus mengambil peranan penting untuk mengakhiri konflik 
Israel dan Palestina. Sejumlah elemen masyarakat meminta pemerintah mengirim 
duta untuk menjadi juru damai di tanah konflik, Timur Tengah. 

Salah satu tokoh yang diusulkan untuk menengahi konflik di Timur Tengah adalah 
mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Usul itu datang dari GP Ansor, 
Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), dan FKB DPR.. 

''Indonesia harus tampil sebagai pendamai utama. Gus Dur harus dimanfaatkan 
menjadi juru damai bagi dua kutub, Israel dan Palestina. Sebab, Gus Dur punya 
hubungan yang baik dengan kedua pihak,'' kata Ketua FKB DPR Effendy Choirie 
saat konferensi pers bersama di Kantor PP Gerakan Pemuda Ansor kemarin (30/12).

Ketua Umum PP GP Ansor Saifullah Yusuf menambahkan, usul mengirim Gus Dur itu 
merupakan terobosan baru untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang 
tidak pernah mengalami kemajuan. ''Ini bagian dari ikhtiar sehingga pemerintah 
Indonesia tidak sekadar mengutuk atau mengecam,'' kata Saifullah Yusuf.

Sementara itu, Ketua KISDI Ahmad Soemargono menambahkan, tidak ada salahnya SBY 
memberikan mandat kepada Gus Dur untuk menjadi juru damai di Timur Tengah. 
Dengan melakukan hal tersebut, Indonesia punya andil besar dalam mewujudkan 
perdamaian dunia.

Hanya, Ahmad Soemargono mengingatkan, Indonesia tetap harus mewaspadai kalau 
Israel meminta persyaratan-persyaratan khusus sebelum menerima kehadiran duta 
Indonesia menjadi juru damai. Misalnya, meminta pemulihan hubungan diplomatik. 
''Harus diantisipasi segala kemungkinannya,'' katanya.

Pemerintah dinilai kurang tegas dalam mengambil sikap terkait infasi Israel ke 
Jalur Gaza, Palestina. Kritikan tersebut muncul dari Ketua Umum DPP Partai Hati 
Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto yang melihat peristiwa penyerangan Israel 
sebagai bentuk penjajahan, di mana konstitusi Indonesia mengamanatkan untuk 
menghapus segala bentuk penjajahan di atas dunia.

''Pemerintah harus keras,'' ujar mantan Pangab tersebut saat mengunjungi Panti 
Asuhan Yayasan Dakwah Islamiah di kawasan Condet, Jakarta Timur, kemarin 
(30/12). Dia berharap tindakan tegas itu bukan hanya disimbolkan melalui 
kutukan dan pernyataan politik.(tom/cak/pri)
 
 
 
 http://jawapos.com/
 
 
 
 
  
salam
Abdul Rohim


      

Kirim email ke