HIJAB bagi Kaum LELAKI
Hijab untuk Pria 

Menutupi tubuh, piara jenggot & menghindari warna merah: kenapa lebih 
merepotkan busana pria yang tidak islami ketimbang mempedulikan pria yang 
memukuli istrinya?
Brian Whitaker 
20 Feb 2007, 9:07 AM 

Dalam debat yang tak berkesudahan tentang hijab, orang salah mengerti bahwa 
hijab hanya untuk wanita. 

Hal ini tidak mengejutkan karena cendekia Islam (semuanya pria !) sampai 
bertahun-tahun menghabiskan waktu mereka mempersoalkan etika berbusana secara 
rinci bagi wanita, daripada bagi pria. 

Dengan begitu banyaknya waktu yang dihabiskan untuk pengaturan pakaian wanita, 
sering orang berkesimpulan bahwa hijab adalah sebuah kasus diskriminasi atau 
lambang penindasan terhadap wanita. PADAHAL, hijab untuk pria juga ada dan 
keliatannya kepentingannya semakin meningkat. 

Alasan di belakang hijab adalah supaya Muslim berpakaian dengan layak -- dengan 
menutupi aurat mereka dan menghindari pakaian yang flashy (murahan, untuk 
pamer) atau berlebihan -- dan ini mencakup pria dan juga wanita. 

Meskipun Muslim sering bebeda pendapat tentang apa sebenarnya hijab pria, 
wikipedia memberikan sebuah ringkasan yang luas: 
Pendapat yang menyatakan bahwa muslim harus menutupi dirinya antara pusar dan 
lutut adalah yg paling utama, dan kebanyakan muslim percaya bahwa seorang pria 
yang tidak mampu mengikuti tuntutan ini pada waktu sholat harus mengulangi 
sembahyangnya lagi, dengan tertutup secara benar, supaya sholatnya sahih. Tiga 
dari empat madhab atau kumpulan hukum, menuntut lutut ditutupi; kelompok Maliki 
menganjurkan tapi tidak menuntut penutup lutut. 

Sebagian juga menganggap pria harus mengenakan lengan panjang di tempat umum, 
menutupi lengan sampai pergelangan. Hukum seperti ini diterapkan di Iran 
setelah revolusi 1979. 

Menurut beberapa hadist, pria muslim diminta untuk tidak mengenakan perhiasan 
emas atau pakaian sutra. Beberapa cendekiawan berkata bahwa larangan ini 
dimaksudkan secara umum untuk melarang seseorang memamerkan kekayaannya. 

Lihatlah di seputar internet dan anda akan menemukan lebih banyak lagi "aturan" 
yg jauh lebih rinci yg diresepkan situs2 muslim yg berpikiran kaku. Muttaqun 
Online, yg menggunakan istilah "unlawful clothing (pakaian haram)" dalam 
penjelasannya, berkata bahwa pakaian pria harus menutupi seluruh tubuh tapi 
tidak mencapai ke bawah mata kaki dan harus tidak boleh ketat. Putih dan hijau 
adalah warna yang baik untuk dipakai tetapi merah adalah buruk, kecuali 
digabung dengan warna lain dan anda tidak boleh memasukkan kemeja ke dalam 
celana panjang anda. 

Janggut adalah wajib dan tidak boleh dibentuk (akan tetapi sebagian kumis harus 
dipotong). Dgn dasar sains, Muttaqun berkata: "Laporan medis menunjukkan bahwa 
janggut melindungi tonsil dari sinar matahari" 

Situs lain memperingatkan agar pria jangan memakai perhiasan emas, pakaian 
sutra atau nampak "feminin". Menurut IslamOnline, pakaian feminin mencakup 
kalung pria, gelang dan anting. 

Banyak dari "aturan" ini sifatnya diragukan dalam Quran. Ini hanya diangap sbg 
hal yg diikuti umat secara sukarela karena mereka percaya bahwa penjaga pintu 
surga memiliki kebijakan yang ketat ("dilarang pakai tudung kepala, Nike, 
cincin emas, atau wajah yg tak bercukur"), tetapi di sisi yg lain mereka 
berusaha untuk memaksakannya kepada saudara-saudara muslim mereka. 

Kita telah melihat apa yang terjadi di Afghanistan di bawah Taliban, Iran 
setelah revolusi Islam dan Saudi Arabia, dengan mencanangkan pasukan polisi 
religius untuk memantau standar pakaian dan aspek-aspek pribadi yg lain. 
Sekarang, hal yg sama sedang terjadi secara tidak resmi di Irak, di mana kaum 
'militan' telah membunuhi tukang cukur rambut karena menyediakan potongan 
rambut "yg tidak Islami" kepada pelanggannya. 

Seseorang lelaki Irak yg mendapat suaka di Inggris menggambarkan bagaimana dia 
dibentak di dekat rumahnya di Baghdad oleh sekelompok orang. "Saya 
diperintahkan untuk memiara kumis dan janggut. Saya diperintahkan untuk tidak 
memakai jeans atau pakaian ketat, saya harus memakai pakaian tradisional dan 
memanjangkan rambut dan saya tak boleh memakai pakaian warna cerah atau kemeja 
dengan tulisan Inggris atau model barat." 

Dia kemudian dipukuli diiringi sorak-sorai penonton.

Meskipun hijab bukanlah sesuatu yg baru, usaha memaksakan etika berpakaian 
Islam ini kelihatannya merupakan trend beberapa dekade terakhir ini. 

Merunut sejarah, muslim di berbagai belahan dunia berpakaian dengan 
bermacam-macam cara -- sering mengikuti kebiasaan lokal yg lebih tua dari Islam 
-- dan tak ada orang yg terlalu memusingkan perbedaannya. Lihatlah pria-pria 
Muslim yg memakai jubah bergaris dan bunga di rambut mereka. Memang bukanlah 
"tradisional" Saudi Arabia -- tetapi memang tradisional, setidak-tidaknya di 
wilayah barat-daya kerajaan itu. 

Ada beberapa alasan untuk perubahan kelakuan sekarang ini. 

Dulu, komunitas-komunitas relatif terisolasi. Ini memungkinkan masing-masing 
memiliki tradisi dan kebiasaannya sendiri-sendiri. Dalam tiap komunitas, orang 
cenderung berpakaian mirip, lebih karena kepraktisan daripada dogma agama. 
Mereka akan memakai apa yg tersedia secara lokal, dan pilihannya terbatas. 
Mungkin ada orang nyentrik dan aneh yang berpakaian dengan cara berbeda, tapi 
mereka bisa diberi toleransi karena tidak ada yg menganggap mereka sebagai 
ancaman kepada cara hidup Islam. 

Sejak saat itu, komunikasi modern -- TV, perjalanan ke luar negri dan 
sejenisnya -- telah meningkatkan kontak, tidak hanya antara berbagai tradisi 
Islam, tapi antara berbagai kebudayaan. Para pemuda mengambil trend busana dari 
suatu tempat dan bereksperiman, sedangkan orang religius -- biasanya jenis yang 
berpikiran harafiah yang percaya sesiapa yang tidak sejalan dengan mereka akan 
berakhir di neraka -- tersentak pada apa yang mereka lihat dan merasa terancam 
karena otoritas mereka telah diabaikan. 

Sejalan dengan ini adalah situasi internasional dimana banyak muslim merasa 
atau berprasangka mereka sedang dikepung Barat dan membela diri melalui 
pemantapan kembali nilai-nilai tradisional Islam. Kenyataannya, beberapa dari 
nilai-nilai ini tidaklah setradisional yang dibayangkan orang tapi mereka 
cenderung sangat menyolok, dan ketentuan ketat tentang hijab untuk pria dan 
wanita adalah salah satunya. 

Dlm komunitas yang merasa terancam, ini bisa disebut sebagai "hijab 
solidaritas" -- setara dengan pengibaran bendera yg patriotis -- di mana 
barangsiapa yang tidak setuju dianggap sebagai berkhianat. 

Hijab juga dipandang sebagai cara untuk menegaskan identitas. Ini dapat dilihat 
di wilayah dimana muslim adalah minoritas, sehingga niqab -- suatu bentuk 
pakaian yang sangat praktis bila anda terjebak di tengah badai pasir -- berubah 
menjadi pernyataan religius/politis ketika dipakai di jalan-jalan Inggris. Ini 
terjadi di negara-negara muslim juga. Kaum Salafis Saudi contohnya, menggunakan 
"hijab identitas" untuk membedakan mereka dari muslim yg lain dan di negara 
lain dimana terjadi pembatasan terhadap perbedaan dalam politik, model pakaian 
menjadi suatu cara yang penting untuk menunjukkan oposisi terhadap pemerintah. 

Sebaliknya dari proses pemunculan tradisi Islam, hal-hal berikut kelihatannya 
telah dihilangkan dari konsep hijab yang asli: bahwa muslim harus berpenampilan 
seadanya. Dalam kasus-kasus ekstrim, ini juga menunjukkan sikap dangkal yg 
lebih mementingkan pria yang tidak berpakaian dengan benar daripada pria yang 
menerima suap di tempat kerja dan memukuli istrinya di rumah.
 
Dasar kepercayaan iman muslim dibangun diatas dusta,kebohongan dan teror 
pembunuhan yang biadab dimana saat zaman dan waktu sudah berubah kebenaran yang 
ada diungkapkan dan tidak bisa dihalangi ataupun dibendung serta kejahatan 
pembunuhan sudah dapat diantisipasi dan diminimalkan maka saat itu juga ambang 
kehancuran islam akan terjadi dan pada saatnya islam akan lenyap dan ini pasti 
terwujud. 
Feifei_fairy


      __________________________________________________________________ 
Tired of visiting multiple sites for showtimes? 
Yahoo! Movies is all you need
http://sg.movies.yahoo.com

Kirim email ke