Harta Yang Berkah 
 
 
 





Oleh: 
Dr. Amir Faishol Fath
Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Maha baik, 
dan tidak menerima kecuali yang baik…" (HR. Bukhari Muslim). 
Harta yang berkah adalah harta yang disenangi Allah. Ia tidak harus banyak. 
Sedikit tapi berkah lebih baik dari pada yang banyak tetapi tidak berkah. Untuk 
mendapatkan keberkahan harta harus halal. Karena Allah tidak mungkin memberkahi 
harta yang haram. Dalam surat Al Maidah : 100 Allah menjelaskan bahwa tidak 
sama kwalitas harta haram dengan harta halal, sekalipun harta yang haram begitu 
menkajubkan banyaknya. Benar, harta haram tidak akan pernah sama dengan harta 
halal. Harta haram dalam ayat di atas, Allah sebut dengan istilah khabits. Kata 
khabits menunjukkan sesuatu yang menjijikkan, seperti kotoran atau bangkai yang 
busuk dan tidak pantas untuk dikonsumsi karena akan merusak tubuh: secara fisik 
maupun mental. Sementara harta halal disebut dengan istilah thayyib, artinya 
baik, menyenangkan dan sangat membantu kesehatan fisik dan mental jika 
dikonsumsi.

Harta haram apapun bentuknya: hasil mencuri, merampok, menipu, korupsi, illegal 
loging dan lain sebaginya, hanya akan menuntun pemiliknya untuk menjadi rakus 
dan kejam. Seorang yang terbiasa mengkonsumsi harta haram jiwanya akan 
meronta-ronta. Merasa tidak tenang, tanpa diketahui sebabnya. Kegelisahan demi 
kegelisahan akan terus menyeretnya ke lembah yang semakin jauh dari Allah. Lama 
kelamaan ia tidak merasa lagi berdosa dengan kemaksiatan. Berkata bohong 
menjadi akhlaknya. Ia merasa tidak enak kalau tidak berbuat keji. Karenanya 
tidak mungkin harta haram -sedikit apalagi banyak- mengandung keberkahan. Allah 
sangat membenci harta haram dan pelakunya. Seorang yang terbiasa menikmati 
harta haram doanya tidak akan Allah terima: Rasulullah SAW pernah menceritakan 
bahwa ada seorang musafir, rambutnya kusut, pakaiannya kumal, menadahkan 
tangannya ke langit, memohon: yaa rabbi yaa rabbi, sementara pakaian dan 
makanannya haram, mana mungkin doanya diterima (HR.
 Muslim)

Bukan hanya doanya yang ditolak, sedekahnya pun Allah tolak. Ibn Hibban 
meriwayatkan Rasulullah bersabda: "Orang yang mendapatkan hartanya dengan cara 
haram, lalu ia bersedekah dengannya, ia tidak akan mendapat pahala dan dosanya 
tetap harus ia tanggung". Imam Adz Dzahaby menambahkan dalam riwayat lain: 
"Bahwa harta tersebut kelak akan dikumpulkan lalu dilemparkan ke dalam neraka 
Jahannam". Maka tidak ada jalan lain untuk meraih keberkahan kecuali hanya 
dengan merebut harta halal sekalipun sedikit dan nampak tidak berarti.

Ciri utama harta yang berkah adalah jika ia selalu membuat pemiliknya semakin 
dekat kepada Allah SWT:

a. Menambah ketakwaan

Katakanlah:"Tidak sama yang buruk (harta yang haram) dengan yang baik (harta 
halal), meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertaqwalah 
kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan" 
(QS.5:100).
Perhatikan dalam ayat ini, setelah Allah menegaskan pentingnya kwalitas harta 
halal, Ia lalu memrintahkan, untuuk bertakwa, suatu indikasi bahwa tidak 
mungkin harta haram akan membantu mencapai ketakwaan.

b. Memberikan rasa aman

dalam surat Ibrahim: 24-26, Allah mengumpamakan setiap kebaikan (kalimatun 
tayyibah) termasuk di dalamnya harta halal dengan sebuah pohon yang kokoh, 
akarnya menghunjma ke bumi, cabangnya menjulang ke langit, memberikan buahnya 
setiap saat. Sebaliknya setiap keburukan (kalimatun khabitsah) termasuk harta 
haram, akan menjadi seperti pohon yang goyah, akarnya hanya melingkar 
dipermukaan bumi, tidak berbuah serta tidak memberikan rasa aman bagi siapa 
saja yang berteduh dibawahnya.

c. Mengantarkan kapada amal shaleh

Hai para rasul, makanlah yang baik-baik (halal), dan kerjakanlah amal yang 
saleh (QS, 23:51). Perhatikan hubungan harta halal dengan amal saleh.

d. Mendorong untuk bersyukur

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami 
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah. Di sini tergambar bahwa hanya 
harta halal yang bisa membuat seorang hamba padai bersyukur. Wallahu alam 
bishshawab. (sumber: www.alhikmah.ac.id)
 
 
_______________________________
 
 
Kasus Nyata:
 




Aku Ingin Bersedekah 
 
 
 



 


 Di Bontang, Kalimantan Timur ada sebuah perusahaan kaya raya dengan fasilitas 
yang luar biasa bagi karyawannya. Penghasilan para pegawainya berlipat-lipat 
dibanding dengan perusahaan swasta maupun nasional lainnya. Tunjangan berupa 
rumah, mobil, pendidikan anak bahkan makan pun diberikan. Beberapa kali saya 
berkunjung ke sana maka saya hanya berkomentar, "Betapa beruntungnya mereka 
yang tinggal dan bekerja di tempat ini!" Mereka hidup di sebuah komplek yang 
terisolir dari dunia Bontang. Pagar-pagar mereka kokoh berdiri dan lengkap 
dengan petugas keamanan yang membuat komplek perumahan itu terisolir dari dunia 
luar. Penghasilan besar yang mereka dapat, -mungkin sebab sulit untuk 
mendapatkan mustahik-, maka kewajiban zakat dan sedekah pun barangkali tak 
tersalurkan. Namun meski demikian hal yang menjadi hak Allah adalah tetap 
menjadi hak-Nya. Di mana suatu saat Dia pun akan menagihnya.
 
Kira-kira 17 tahun yang lalu Reni hamil untuk pertama kali. Allah Swt 
menakdirkan bahwa Reni keguguran. Maka dari Bontang, ia pun diantar oleh 
suaminya pergi ke Balikpapan dengan pesawat untuk berobat ke seorang dokter 
terkenal di sana bernama Yusfa. Akhirnya Reni dikuret rahimnya.
Sepulangnya dari Balikpapan, Reni mendapati dari qubulnya selalu keluar darah 
dalam jumlah banyak. Bahkan lebih banyak dari menstruasi rutin. Apalagi bila ia 
bangun tidur, ia dapati kasur dan sprei selalu bersimbah darah. Ia panik dan 
kalut mengatasi hal ini. Maka ia pun kembali lagi ke Balikpapan bersama 
suaminya untuk berobat ke dokter Yusfa.
Sayangnya sang dokter tidak mengerti sebab pendarahan hebat ini. Maka yang 
terjadi adalah kali itu Reni dikuret lagi. Sakit dan perih, itulah yang 
dirasakan Reni!
Namun pendarahan itu masih tetap saja terjadi, padahal hampir setiap dua hari 
sekali Reni dan suami terbang Bontang-Balikpapan untuk mengkonsultasikan 
penyebab pendarahan ini. Namun tindakan yang diambil oleh dokter Yusfa hanyalah 
mengkuret rahim Reni. Reni dan suami hanya bisa pasrah dan berharap pertolongan 
Allah Swt atas musibah ini.
Kejadian ini berlangsung cukup lama. Hingga tubuh Reni bertambah ringkih, rumah 
tangga tak terurus, uang tabungan terkuras dan suami tidak bisa bekerja tenang 
sebab harus sibuk mengurusi Reni. Sepertinya ada sebuah cobaan besar yang 
sedang Allah Swt timpakan kepada Reni dan suaminya.
Reni & suami terus berdoa kepada Allah Swt agar diberi jalan keluar dari 
masalah ini.

Hingga akhirnya Allah Swt pun mendengar dan mengijabah doa mereka
Hari itu Reni dan suami hendak terbang ke Balikpapan untuk berkonsultasi dengan 
dokter Yusfa. Namun ada suara hati yang berbisik pada diri Reni. Ia bawa 
sejumlah uang dalam jumlah besar. Uang itu bukan ia niatkan untuk bayar biaya 
pengobatan, akan tetapi ada sebuah cita-cita mulia di sana yang ingin ia 
wujudkan. Cita-cita itu adalah, "AKU INGIN BERSEDEKAH!" Sejumlah uang itu pun 
ia masukkan ke dalam tas tangan yang Reni bawa.
Pesawat telah membawa Reni dan suaminya pergi menuju Balikpapan. Setibanya di 
bandara Sepinggan, Balikpapan Reni berjalan tertatih dipapah oleh sang suami. 
Dengan susah payah, Reni pun akhirnya tiba di dalam ruang bandara. Di dalam 
hati Reni berdoa kepada Tuhannya, "Ya Allah, datangkan untukku seorang pengemis 
yang bisa menerima sedekahku. Izinkan aku untuk bersedekah di hari ini!"
Keinginan untuk bersedekah itu membuncah lagi di hati Reni. Sungguh ia amat 
berharap untuk bisa bersedekah kali itu.
Pintu keluar bandara sudah dilalui oleh Reni dan suami. Subhanallah, tiba-tiba 
ada seorang pria berpakaian lusuh menyapa Reni dan menjulurkan tangan tanda 
minta sedekah. Reni bergembira dan yakin bahwa inilah ijabah doa dari Allah 
Swt. Tanpa banyak berpikir, ia merogoh tas tangannya. Sejumlah uang yang sudah 
disiapkan ia berikan ke tangan pengemis itu. Maka pengemis dan suami Reni 
melongo melihat jumlah uang yang Reni sedekahkan. Reni pun melanjutkan 
langkahnya bersama suami dan kemudian mereka masuk ke dalam sebuah taksi untuk 
pergi ke rumah sakit tempat dokter Yusfa berpraktek.
"Untuk apa uang sebanyak itu kau sedekahkan?!" tanya sang suami. Reni menjawab 
dengan yakin, "Boleh jadi dengan sedekah itu Allah Swt menyembuhkan penyakitku, 
Pa!" Mendapati jawaban seperti itu suami Reni tidak banyak mendebat. Memang di 
saat-saat seperti ini, hanya pertolongan Allah saja yang dapat menyelamatkan 
mereka.
Seperti kali sebelumnya, tidak ada jawaban positif dari dokter Yusfa atas 
penyebab pendarahan yang keluar dari qubul Reni. "Hingga saat ini, saya belum 
tahu pasti apa penyebabnya" jelas dokter Yusfa.
Maka Reni dan suami pun kembali ke Bontang tanpa hasil memuaskan.
Pendarahan hebat masih terus terjadi dari rahim Reni setiap hari. Reni hanya 
bisa bersabar dan pasrah atas takdir yang telah Allah Swt tetapkan pada 
dirinya. Pagi itu, Reni tengah berada di dapur untuk membuat masakan ringan. 
Tiba-tiba terasa olehnya ada sesuatu yang tidak beres di perutnya dan ia pun 
ingin pergi ke toilet. Rasa ingin buang air itu seperti tak terkendali... 
Hingga Reni harus berlari sebab khawatir ia tak kuasa menahannya. Atas izin 
Allah Swt ia kini sudah berada di kamar mandi. Namun hanya pakaian luar saja 
yang sempat ia buka, sedangkan pakaian dalam tak sempat ia tanggalkan. Rupanya 
ada segumpal daging penuh darah yang keluar dari qubul Reni dan ternyata ia 
tidak mau buang air. Segumpal daging penuh darah itulah rupanya yang membuat 
Reni terdesak untuk buang air.

Merasa aneh dengan segumpal daging itu, maka Reni mengambil sebuah kantong 
plastik kecil dan memasukkannya ke dalam kantong tersebut. Reni berpikir bahwa 
ia harus menanyakannya kepada dokter Yusfa tentang benda aneh ini.
Pagi itu adalah jadwal Reni berkonsultasi dengan dokter Yusfa. Ia seperti biasa 
pergi ke Balikpapan didampingi oleh suaminya. Konsultasi kali itu, seperti 
biasa tidak memberikan perkembangan ke arah positif sama sekali. Hampir saja 
Reni putus asa dengan keadaan ini. Namun tiba-tiba ia teringat akan kejadian 
aneh kemarin pagi. Lalu ia pun merogohkan tangannya ke dalam tas dan 
mencari-cari plastik kecil berisi segumpal daging penuh darah. Ia keluarkan 
plastik kecil itu dan ia sodorkan kepada dokter Yusfa. Kejadian aneh kemarin 
pagi itu diceritakan oleh Reni kepada dokter Yusfa. Dokter Yusfa menerima 
plastik berisikan benda aneh itu. Dahinya berkerut tanda bahwa ia berpikir 
keras tentang benda ini. Dan beliau pun berkata, "Ibu dan bapak mohon tunggu 
sebentar di sini. Saya akan pergi ke laboratorium untuk memeriksakan hal ini!"

Saat dokter Yusfa pergi meninggalkan ruangannya, Reni dan suami hanya berharap 
bahwa dokter Yusfa akan datang membawa sebuah berita gembira untuk mereka.
Kira-kira 20 menit kemudian dokter Yusfa datang sambil berlari. Ya berlari, 
bukan berjalan! Begitu pintu terbuka dokter pun berteriak dengan nada keras, 
"Alhamdulillah bu Reni.... Alhamdulillah....!!! Saya baru mengerti rupanya 
pendarahan selama ini disebabkan kanker rahim yang ibu alami... dan benda ini 
adalah kanker rahim tersebut. Cuma saya hanya mau bertanya bagaimana cara 
kanker ini bisa gugur dengan sendirinya...?!"
Subhanalllah.... rupanya penyebab pendarahan hebat selama ini adalah sebuah 
kanker yang tidak dapat terdeteksi. Pertanyaan terakhir dari dokter Yusfa tak 
mampu dijawab langsung oleh Reni. Namun Reni hanya mampu bersyukur kepada Allah 
bahwa akhirnya pertolongan itu datang juga untuknya setelah penantian yang 
cukup lama. Akhirnya pendarahan pun terhenti begitu saja, dan rupanya 
pertolongan Allah Swt tiba setelah Reni bersedekah dengan sejumlah harta yang 
sudah ia cita-citakan.

"Sembuhkan penyakit kalian dengan cara sedekah. Lindungi harta yang kalian 
miliki dengan zakat." (HR. Baihaqi)
Sedekah sungguh sebuah perkara yang mengagumkan. Apakah anda pernah 
mengalaminya?!


      

Kirim email ke