Ide MTQ Berasal Dari Perlombaan Paduan Suara Gereja2
                              
Lomba nyanyi di Gereja memang sudah lama diketahui khalayak baik muslimin 
maupun bukan muslimin.  Semua penyanyi top Indonesia yang bukan Islam biasanya 
bekas juara2 nyanyi solo dalam perlombaan nyanyi2an Gereja dan Paduan Suara.

Seorang mualaf katolik, setelah masuk Islam kebetulan dekat dengan Suharto dan 
Menteri Agama, kemudian dialah yang mengusulkan adar diadakan perlombaan 
MTQ....  idenya tentu diterima karena menjadi pemasukan baru bagi penguasa yang 
merupakan kesempatan Korupsi tanpa bisa dilacak.  Begitulah akhirnya MTQ bisa 
berlangsung lebih dari 20 tahun meskipun tidak ada kemajuannya.


> "Y. Adam Prasetyo" <yad...@...> wrote:
> Emang asal... mualaf murtad
> dan ga beres otaknya memurtadkan muslim !!!

Lomba baca Quran itu apanya yang dinilai oleh jury2nya? Karena itu bahasa Arab 
tentunya berbeda dialeknya dari Arab yang satu ke Arab yang lain.  Karena orang 
Arab itu banyak suku2nya dan banyak clan2nya yang pasti memiliki dialeknya 
masing2.

Tentu kalo mau pakai dialek Quraish maka jury2nya harus fasih bahasa Arab 
Quraish itu sendiri.  Masalahnya, untuk memiliki jury yang fasih bahasa 
Quraish, tidak ada tempat lain, haruslah diambil dari Arab Saudia yang memang 
bahasanya fasih dalam dialek tsb.  Juga Arab Saudia sendiri enggak semuanya 
sama, karena ada juga orang Indonesia yang kemudian jadi warganegara Arab 
tentunya tidak bisa dimasukkan jadi Jury.

Lebih2 lagi, bahasa Arab Quran ini tetap enggan persis sama dengan bahasa Arab 
sekarang.

Itu semua baru kita membicarakan pronounciation-nya bahasa Arab.  Lalu dalam 
membaca Quran itu khan ada iramanya, apakah iramanya sudah dicoding menjadi 
angka2 irama seperti pada umumnya lagu ???  Ternyata belum, tidak ada ahli 
musik dalam umat Islam karena Islam melarang musik.  Lalu kalo enggak ada 
coding dari irama yang dijadikan patokan oleh para jury, bagaimana mau 
menilainya ???

Akhirnya antar jury itu sendiri bertengkar, masing2 punya standard ukuran 
sendiri2, lebih2 para jury itu khan diangkat berdasarkan teamnya juga ikut 
berpartisipasi.

Wajar kalo Arab Saudia mengutuk perbuatan bidah dalam penyelenggaraan MTQ ini, 
karena wahyu Allah itu suci dan merupakan penghinaan apabila diperlombakan 
dengan hadiah seperti lomba lompat karung dalam tujuhbelasan.  Itu namanya 
merusak kesucian alQuran itu sendiri.

Padahal, saya diberitahu ulama besar dari Arab Saudia, katanya membaca Quran 
itu sebenarnya dengan perasaan, dan perasaan si pembaca tidak bisa dilihat atau 
didengar oleh jury selain Allah sendiri.

Lalu saya tanya ulama besar Arab Saudia itu, bahwa kalo memang MTQ itu dilarang 
dalam Islam, kenapa di Indonesia bisa kreatif-nya tinggi bisa menciptakan MTQ 
ini ????  Bahkan pencipta MTQ di Indonesia itu khan menimba ide2nya juga dari 
Quran.

Si Ulama Arab kaget, dia bilang bukan...bukan...bukan, tidak ada ide begitu 
dalam Quran, ide2 itu kata si Ulama Arab Saudia, asalnya bidah yaitu berasal 
dari mualaf katolik yang masuk Islam di Indonesia, yang kemudian mengusulkan 
idenya kepada menteri agama untuk mengeruk duit alias korupsi.  Ide MTQ itu 
hanya menjiplak perlombaan paduan suara di Gereja yang berlangsung tiap tahun.  
Mereka mengadakan perlombaan menyanyi lagu2 gereja secara solo dan secara 
paduan suara.

Oleh karena itulah kata si ulama Arab...  MTQ itu bidah, musyrik, haram 
hukumnya, dosa pelakunya.  Saya jawab saja Amieeeeeeeen.

Ny. Muslim binti Muskitawati.





Kirim email ke