Refleksi : Apakah bisa dikembalikan kehormatan dewan perwakilan, kalau yang  
berkuasa dan yang mencalonkan diri adalah  oknom-oknom yang sama  sejak zaman 
bahula rezim raja lalim? Kalau mereka ini bukan berkarakter akal bulus dan yang 
bernar-benar berniat baik terhadap  perbaikan hidup sesama manusia  dengan 
pedoman merubah keadaan buruk menjadi lebih baik,  hari ini lebih baik dari 
hari kemarin dan besok akan lebih baik dari ini hari, maka  paling tidak 
kehidupan masyarakat sudah selankah berada di ambang pintu kesejahteraan 
bersama.  Melihat sepak terjang usaha  oknom-oknom tsb  menciptkan dinasti 
kekuasaan, maka tentu saja apa yang disebut keinginan kehormatan dewan 
dikembalikan akan tetap sebagai fatamorgana di alam semesta!



http://www.sinarharapan.co.id/berita/0904/03/pol11.html

Hayono Isman
Ingin Kembalikan Kehormatan Dewan Perwakilan



JAKARTA-Demokratisasi dan reformasi pada hakikatnya merupakan perubahan menuju 
perbaikan. Namun, setelah 10 tahun lebih bangsa Indonesia menjalani proses 
reformasi, perubahan yang diharapkan masih tidak kunjung datang. Sebaliknya, 
rakyat merasa kecewa terhadap jalannya reformasi yang dianggap gagal memenuhi 
aspirasi mereka. Kekecewaan rakyat inilah yang coba dienyahkan calon wakil 
rakyat dari Partai Demokrat, Hayono Isman, yang bertarung di daerah pemilihan 
DKI Jakarta I, meliputi Jakarta Timur. 


Hayono yang juga mantan Menteri Pemuda dan Olahraga semasa pemerintahan 
Soeharto menilai, munculnya kekecawaan politik masyarakat terhadap proses 
reformasi sebagai sesuatu yang bisa mengancam masa depan demokrasi dan 
reformasi. Untuk itu, dia berjanji akan mencoba menghilangkan kekecewaan 
tersebut jika berhasil terpilih sebagai anggota Dewan periode 2009-2014. 


"Jadikan DPR sebagai mercusuar moral bangsa yang dicintai rakyat. Tujuannya, 
agar wakil rakyat yang terhormat tidak kehilangan kehormatannya," kata Hayono. 
Hayono ingin memperbaiki citra buruk lembaga perwakilan di hadapan masyarakat 
yang menilai DPR telah gagal mengawal perjalanan reformasi.  Dia mengatakan, 
dengan gaji yang besar dan berbagai tunjangan jabatan yang diterima setiap 
anggota Dewan, seharusnya para pemegang amanah rakyat itu bisa bekerja secara 
baik. 

Kontraproduktif
Namun yang terjadi di lapangan, kinerja anggota DPR justru kontraproduktif 
dengan semangat reformasi. Dia mencontohkan, banyaknya kasus korupsi yang 
melibatkan anggota Dewan sebagai cermin buruk kinerja dan moralitas anggota 
Dewan.Penyelewengan kekuasaan oleh anggota Dewan dinilai Hayono karena banyak 
anggota Dewan yang menganggap jabatan mereka sebagai arena lomba memenuhi 
kepentingan pribadi dan kelompok. Padahal, tugas utama seorang wakil rakyat 
adalah untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.


Pada tataran fungsional, Hayono menilai masih banyak produk legislasi DPR yang 
justru merugikan masyarakat. Hal itu bisa dilihat dari maraknya uji materi yang 
diajukan kelompok masyakat terhadap sejumlah UU yang telah disahkan DPR. Ke 
depan, dia ingin memperjuangkan hasil legislasi yang berkualitas dan memenuhi 
harapan masyarakat, tanpa harus menimbulkan keinginan melakukan uji materi. 
Hayono mengakui, sangat sulit mewujudkan agenda perbaikan kualitas moral dan 
intelektual anggota Dewan. Namun, dia yakin, kunci untuk mewujudkan hal itu 
terletak pada komitmen politik yang harus dimiliki setiap anggota Dewan. 
(wishnugroho akbar

Kirim email ke