T = Mas Leo, kenapa sekarang ada banyak foto-foto orang dipajang di pinggir 
jalan?
 
J = Karena kita sedang dalam masa kampanye pemilihan caleg untuk 
lembaga-lembaga perwakilan rakyat di NKRI.
 
T = Kenapa ada banyak partai politik?
 
J = Karena ini namanya demokrasi, siapa saja yg mau dan mampu secara legal dan 
illegal, akan bisa bikin parpol. Bisa berdasarkan Pancasila, Islam, atau 
ideologi apapun. Pancasila itu ideologi, Islam itu ideologi, Komunis itu juga 
ideologi. 
 
Sayangnya, sampai saat ini Indonesia masih menginjak-injak HAM dengan 
meng-haram-kan ideologi Komunis untuk bersaing secara terbuka dalam politik. 
Pedahal Komunis itu ideologi yg sah, tidak ada bedanya dengan Pancasila, Islam, 
dan bahkan Kristen juga.
 
T = Pancasila itu apa?
 
J = Pancasila itu dasar negara Indonesia yg isinya 5 sila, al. Ketuhanan yg 
Maha Esa, blah blah blah... Kalau sudah di-uraikan menjadi program tingkah laku 
kemasyarakatan, namanya sudah bukan dasar negara lagi, melainkan ideologi. 
Ideologi Pancasila itu mengakui keberagaman latar belakang WNI tanpa membedakan 
Suku, Agama, Ras, Golongan, dan Jenis Kelamin. 
 
T = Lalu kalau di Indonesia sudah ada Pancasila yg memuat Ketuhanan yg Maha 
Esa, blah blah blah... apa gunanya ada parpol yg berdasarkan Islam?
 
J = Karena ada WNI yg tidak puas dengan Pancasila dengan alasan Pancasila tidak 
membedakan manusia berdasarkan agamanya, sedangkan Islam adalah agama yg 
terakhir dan sempurna. 
 
Parpol yg berdasarkan Islam beranggapan bahwa manusia harus dibedakan 
berdasarkan agamanya. Kalau beragama Islam maka akan menjadi WNI kelas satu, 
dan kalau beragama bukan Islam akan menjadi WNI kelas kambing. Begitu jalan 
pikirannya, dan menurut mereka harus diwujudkan dengan se-segera mungkin.
 
Apabila WNI beragama Islam bisa menjadi warganegara kelas satu, dan WNI 
beragama bukan Islam menjadi warganegara kelas kambing, maka akan terbuktilah 
klaim mereka bahwa mereka di-ridhoi oleh Allah.
 
T = Apa bener Islam agama terakhir dan sempurna?
 
J = Nggak lah, itu kan slogan saja. Agama-agama itu semuanya buatan manusia dan 
tidak ada yg jatuh gedebuk dalam bentuk gelondongan dari atas langit. Kitab 
Suci itu buatan manusia, walaupun dibilang dibawa oleh Jibril dan sebangsanya. 
 
Kalau ada agama dan kitab sucinya yg jatuh gedebuk dari atas langit serta 
bertuliskan "Paket dari Allah, Islam sebagai agama yg terakhir dan sempurna" 
maka saya akan memilih parpol yg berbasis Islam. Ternyata tidak ada itu, dan 
segalanya cuma rekayasa saja. Tetapi mau bilang apa lagi, itulah yg namanya 
iklan.
 
T = Walah, walah... berarti parpol yg berbasis Islam itu maunya apa dong?
 
J = Mereka maunya supaya semua manusia menjadi Islam sehingga bisa menjalankan 
Syariat Islam yg diridhoi Allah.
 
T = Apakah kalau semua manusia menjadi Islam segalanya akan menjadi bersih, 
perduli dan professional seperti slogan PKS ?
 
J = Nggak juga. PKS kan cuma beriklan doang. Bisa aja mereka beriklan dengan 
slogan apapun, tidak ada yg larang. Termasuk di sini dengan menampilkan para 
caleg wanita dari PKS dengan busana yg menurut saya termasuk kategori 
astagfirullah, yaitu berbentuk mirip mukenah. Mukenah style kok dipake untuk 
tampil di muka umum?
 
Kalo baru untuk berfoto saja sudah pakai busana mukenah style, apanya yg 
professional? Apakah mereka mau mengadakan pengajian di Gedung DPR/MPR? Apakah 
mereka tidak sadar bahwa Islam itu agama, dan itu urusan pribadi orang. Orang 
mao jadi Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Kejawen, Konghucu, atau bahkan Atheis 
merupakan urusan pribadi masing-masing dan tidak ada urusannya sama negara. 
Negara itu institusi dan bukan manusia. Yg beragama itu manusia dan bukan 
negara. 
 
Nah, menurut saya justru parpol yg berbasis-kan Islam itu perlu diberikan 
pengarahan sampai benar-benar mengerti bahwa latar belakang warganegara 
Indonesia ini plural, majemuk, bermacam-macam, dan sama sekali tidak pantas 
untuk petantang petenteng membawa-bawa agama kita sendiri sebagai dasar bagi 
pengaturan kemasyarakatan. Tidak pantas. No manners.
 
Tapi kalau mau dilakukan juga, memang tidak ada yg larang. Namanya demokrasi, 
HAM untuk berpolitik. HAM untuk berpendapat dan meng-ekspresikannya. 
 
Parpol yg berbasiskan Pancasila juga berlaga dan tidak mau kalah dalam hal 
beragama, by the way, seolah mau menciptakan image seakan-akan orang yg 
berpakaian dengan jenis tertentu merupakan orang yg kompeten, pedahal tidak.
 
Contohnya, lihat saja foto-foto caleg wanita dari parpol berbasiskan Pancasila. 
Kecuali di Bali, hampir semua caleg wanita dari parpol berbasiskan Pancasila 
difoto dengan jilbab. Ini kampanye caleg atau jualan jilbab?
 
T = Mas Leo sendiri mau pilih partai apa?
 
J = Saya tidak mao pilih partai apapun karena semuanya tidak jelas. Memangnya 
saya orang bodoh mao percaya saja segala macam slogan parpol yg seperti orang 
jualan kecap nomor satu itu? Saya tidak kenal siapa caleg yg ditampilkan, saya 
tidak tahu pemikirannya seperti apa, kelakuannya seperti apa.
 
Yg saya tahu, kalau caleg pria maka akan pakai peci, dan kalau caleg wanita 
akan pakai jilbab. Lalu apanya yg mao dipilih? Ini pemilihan caleg atau kontes 
raja peci dan ratu jilbab?
 
+
 
Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia 
http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia.
 


      Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. 
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Kirim email ke