Islam Adalah Ajaran Yang Membuat Rem Jadi Blong !!!
                                      
> Hartono Tjahjadi <ht2...@...> wrote:
> Agama itu seperti rem pada kendaraan,
> bayangkan kendaraan tanpa rem, bisa
> nabrak pohon atau masuk ke jurang.

Betul agama Islam itu merupakan brainwashing yang menanamkan fungsi2
rem didalam memori diotak kita sehingga mengakibatkan mobilnya tidak
bisa jalan karena fungsi remnya tidak boleh dilepaskan meskipun tidak
ada jurangnya.

Seharusnya rem-nya itu dikontrol oleh fungsi logic dan rasional bukan
disimpan dalam memori sehingga remnya itu menghentikan semua proses
logic dan rasionalnya.  Sewaktu sang umat berusaha melepaskan rem-nya,
karena tidak ada kontrol maka rem-nya jadi blong waktu ada jurang. 
Otaknya direm waktu belum ketemu jurang, tapi waktu dihadapannya itu
ada jurang malah rem-nya blong.

Paling tidak fungsi kontrol itu bisa mengontrol kita untuk bisa
membedakan antara angan2 dan realitas.

Ny. Muslim binti Muskitawati.



Brainwashing Dalam Ajaran Islam Merusak ALU dari CPU
Bukan cuma Islam, tapi semua agama dan ideology pada hakekatnya sama2
menggunakan tehnik brainwash untuk merusak ALU yang merupakan bagian
yang penting dari semua proses berpikir baik dari otak manusia maupun
dari CPU computer.

Tehnik Brainwash itu tanpa disadari anda sebenarnya bukan cuma
digunakan dalam agama Islam saja tapi juga agama lainnya bahkan
digunakan juga dalam dunia pendidikan, dunia periklanan dan dunia
entertainment.

Namun karena beda dalam cara dan tujuannya, maka hasilnya juga tidak
sama.  Misalnya dalam dunia pendidikan bertujuan untuk mempertajam
ALU, sebaliknya dalam dunia agama justru untuk merusak ALU.

Itulah sebabnya, dalam setiap pendidikan di-negara2 maju sekarang ini
diajarkan ilmu komputer dimana lebih dulu dijelaskan hardware-nya
sebagai komponen2 terpisah yang bisa menghasilkan input dan output
yang ingin dicapainya.

Otak manusia secara organic bisa di analogi-kan sebagai motherboard
sebuah computer yang memiliki CPU (=Central Processing Unit) untuk
menerima input dan untuk mengeluarkan output.  Computer bisa menerima
input dari berbagai media seperti dari monitor, dari keyboard, dari
mouse, dan lain2nya.  Demikian pula otak manusia juga bisa menerima
input dari persepsi pancaindera seperti dari hidung sebagai penciuman,
dari mata sebagai visual, dari telinga sebagai pendengaran, dan juga
dari berbagai reseptor sensorik lainnya yang ada diseluruh tubuh kita.

Namun semua proses input yang masuk kedalam sebuah CPU akan diproses
dulu oleh ALU (=Arithmetic Logic Unit) sebelum selanjutnya disimpan
dalam Memori untuk dikirim ke output.

Demikianlah, Otak manusia secara analogi bisa disamakan dengan
motherboard sebuah komputer yang terdiri dari CPU, ALU, dan Memory.

Latihan fisik akan mengembangkan kapasitas otot2 menjadi besar dan
kuat, dilain pihak latihan logik akan memperbesar kapasitas ALU. 
Sebaliknya brainwashing agama Islam justru memperbesar kapasitas
Memory dengan memperkecil kapasitas ALU karena bagian fungsi ALU
diubah menjadi storage untuk kebutuhan fungsi Memory.

Karena kapasitas otak itu fixed maka apabila anda memperbesar
kapasitas Memory akan berakibat mengecilnya kapasitas ALU.  Dan
apabila anda memperbesar kapasitas ALU maka kapasitas Memory itu tidak
mengecil bahkan bertambah besar karena karena ALU itu sendiri dalam
proses fungsinya juga menjadi storage Memory.

Lalu ada yang bertanya, kenapa hanya agama Islam dan bukan agama
lainnya ???  Jawabnya karena hanya agama Islam yang menanamkan
ajarannya melalui brainwashing sedangkan agama lainnya tidak
menggunakan teknik brainwashing dalam mendidik agama kepada umatnya.

Brainwashing itu sendiri juga merupakan bagian dari pendidikan, juga
merupakan bagian dari pelatihan otak.  Bedanya dalam pendidikan ilmu
pengetahuan kita mempertajam dan memperluas kapasitas kemampuan fungsi
ALU, maka brainwashing justru merusak atau memperkecil kemampuan
fungsi ALU.

Dalam brainwashing si pelaku ditekan jiwanya dalam depressi ketakutan
seperti takut akan Allah, takut akan hukum neraka, dan segala bentuk
ketakutan ancaman fisik berupa potong tangan, potong kepala, dan hukum
rajam di aplikasikan kepada si pelaku dalam memasukkan isi pendidikan
yang diingininya itu.  Akibat cara2 inilah sipelaku tidak lagi
dibolehkan menggunakan bagian ALU tetapi harus merusak bagian ALU ini
untuk menyimpan data2 ancaman2 itu dalam mengatasi depressinya dalam
bentuk "defense mechanism".

Demikianlah, dalam dunia entertainment fungsi ALU tidak dirusak
meskipun kapasitas memory yang dibutuhkan bisa secara sementara
memanfaatkan fungsi ALU sebagai storage sementara.

Islam dan Komunisme adalah ideology yang masih menggunakan teknik
brainwashing dalam memaksakan ajarannya meskipun dulu2nya hampir semua
ajaran agama menggunakan teknik brainwashing.  Namun dizaman sekarang
atau dalam kemajuan dunia yang sekarang, karena ingin mengejar
pengembangan ilmu pengetahuan, maka teknik brainwashing dilarang. 
Akibatnya, semua agama2 diluar Islam menanamkan ajarannya seperti apa
yang dilakukan dunia entertainment dan dunia pendidikan yaitu tidak
menggunakan stress mental sama sekali sehingga setiap pelaku tidak
lagi stress ketakutan sehingga seorang Kristen boleh tidak percaya
Yesus dan tetap akan diakui sebagai umat Kristen oleh dunia Kristen
itu sendiri.  Sebaliknya seorang umat Islam dianggap lingkungannya
sebagai orang murtad yang tidak boleh berada dalam lingkungan Islam
lagi dengan cara membunuhnya.


> "utusan.allah" <allah.berfir...@...> wrote:
> Tuhan itu adalah delusion dixit Dawkins.
> Semacam penyakit yang kudu disembuhkan... 
> Dan bukan kebutukan psikologis.
>

Itulah susahnya, banyak umat Islam menyangkal kalo saya katakan bahwa
Allah dan agama Islam itu hanyalah angan2 dan harus diberlakukan
sebagai angan2 dan tidak boleh keluar dari angan2 agar tidak
menimbulkan malapetaka.  Malapetaka akibat kepercayaan agama akan
terjadi apabila kepercayaan ini keluar dari angan2.

Agama sebagai angan2 adalah juga sama sebagai hiburan karena semua
hiburan yang kita ciptakan sekarang ini justru untuk konsumsi angan2
seperti halnya filem2 cerita dari "Snow White" hingga "Superman".

Angan2 merupakan konsumsi bagian dari otak kita yang aksesnya bisa
melalui persepsi pancaindera seperti visual, auditorial maupun
olfactorial.

DELUSION merupakan penyakit akibat brainwash dimana "angan2" dipaksa
untuk digerakkan atau di-"exercise" keluar menjadi realitas. 
Akibatnya, sang umat menjadi rusak bagian central persepsi otaknya
sehingga kemampuan visual, auditorial maupun olfactorial dari
Pancainderanya tidak mampu lagi membedakan antara "real" dan
"imagination".  Kondisi inilah yang merupakan symptom dimana penderita
kehilangan kemampuan membedakan antara "realitas" dan "imagination". 
Dalam kasus yang lebih parah si penderita akan mengalami hallucination
baik visual, auditorial, dan olfactorial.

Pada tingkat "Delusional" inilah sang penderita mampu melakukan
berbagai pelanggaran2 HAM seperti "Jihad", "Pemerkosaan", dan
"Pembunuhan2".

Secara singkat, DELUSIONAL adalah suatu symptom atau kumpulan gejala
dimana penderita kehilangan kemampuannya untuk membedakan "realitas"
dan "imagination" sehingga menimbulkan response reaktive motorik
normal dari "defense mechanisme".  Dan terror2 yang dilakukan para
pelakunya merupakan symptom dari "defense mechanism".

Ada tiga tingkat gangguan perception yang harus bisa kita sadari, yaitu:

1. Illustrasi: yaitu merupakan gangguan persepsi visual normal pada
orang yang sedang nonton filem.

2. Hallusinasi: yaitu gangguan persepsi visual, auditorial, maupun
olfactorial yang tidak normal yang dialami penderita penyakit2 yang
menyebabkan panas tinggi yang masih mudah diobati dengan obat2an
penurun panas.

3. Delusional: yaitu gangguan persepsi yang persistent akibat gangguan
persepsi visual, auditorial, dan olfactorial yang tidak bisa diobati.
 Gangguan ini bisa berasal dari penyakit2 yang bersifat Organic Brain
Syndrome, dan juga bisa bersifat non-organic brain syndrome.

Para fanaticus Islam mengalami Delusional state akibat brainwashing
hingga mengalami hal yang dinamakan "Delusional State of Non-organic
Brain Syndrome" akibat terjadinya "conflict of reality".

Ny. Muslim binti Muskitawati.






Kirim email ke