http://www.poskota.co.id/redaksi_baca.asp?id=1768&ik=32
Istri Baru dari Gusuran Rabu 19 November 2008, Jam: 14:07:00 Kalau orang biasa hidup susah, dapat rejeki gede kemauannya macem-macem. Lihat saja kelakuan Jamus, 48, dari Mojokerto (Jatim) ini. Menyusul keributan rumahtangganya yang selalu terjadi, saat dapat gusuran tanah langsung dibawanya minggat buat kawin lagi. Bahkan ketika ambil uangpun, istri ditilapke (tak diberi tahu). Usia perkawinan Jamus - Watik, 43, sebetulnya sudah lumayan lama, dua dekade (20 tahun). Tapi sepanjang usia perkawinan mereka, tak pernah dapat rejeki gede barang sedikit. Sebagai buruh serabutan, penghasilan Jamus memang tidak menentu.Pernah sih dia dapat sabetan gede, tapi bukan berarti uang segepok. Sebab sewaktu tetangganya beli sapi, dia dimintai tolong untuk mengawal dari pasar hingga ke rumah. Nah, dari jasa menyabet sapi sepanjang jalan itulah Jamus kemudian memperoleh uang barang Rp 25.000,- Lumayan, kan? Rupiahan kertas merah bernilai Rp 100.000,- jarang sekali mampir ke saku Jamus. Dari pekerjaan angkut barang, mencangkul sawah orang, paling banter dapat 20-30 ribu sehari. Dia selalu berkeringat, tapi hasilnya sedikit. Bandingkan dengan bapak-bapak wakil Jamus di Senayan. Sekali telepon dan gebrak-gebrak meja sedikit pada pejabat tertentu di daerah, dia bisa langsung terima transveran ratusan juta. Bahkan hanya dimintai persetujuan untuk mengangkat pejabat negara, pundi-pundinya langsung menggelembung. Tapi ketika tercium pers, mulutnya pun membuka: no coment, no coment! Istri Jamus si Watik sudah berulangkali minta suaminya mencari pekerjaan yang lebih berarti. Tapi tak pernah berhasil. Gara-gara ekonomi sungsang sumbel sedangkan kebutuhan banyak, suami istri ini sering ribut. Istri menuduh suaminya pemalas, sebaliknya suami menuduh bininya pemboros. Tahu penghasilan suami tak menentu, kan mestinya bisa memperketat anggaran. "Diberi uang Rp 50.000,- belum seminggu sudah habis?" teriak Jamus sambil melotot. Dia rupanya tak tahu bahwa nilai rupiah makin merosot, lama-lama seperti Zimbabwe. Nasib orang memang tak harus selamanya di bawah. Ibarat roda, sekali tempo Jamus berada di atas, yakni ketika sebagian tanahnya di kampung terkena jalan tol Mojokerto - Kertosono. Setelah diukur-ukur dan dihitung-hitung, dia bakal terima ganti rugi Rp 75 juta. Langsung mendadak pikiran Jamus mengkhayal ke langit sap pitu (lapis tujuh). Bukan untuk modal usaha atau memperbaiki rumah dan memanjakan keluarga, tapi uang tersebut mau digunakan untuk..kawin lagi. Jamus sudah bosan rupanya dengan bini yang mulai menua, dan pemarah lagi. Prinsipnya kemudian: ada uang perempuan bisa digoyang. Dara atau gadis mana yang diincar, belumlah jelas. Tapi Jamus yakin bahwa dengan uang berjut-jut, gadis kampung yang secantik Rahma Sarita presenter TV One pun akan bertekuk lutut dan berbuka paha untuknya. Karena itulah, saat hari pembayaran ganti rugi tiba, warga Desa Banjarsari itu pun diam-diam mengambil sendiri uang tersebut ke kantor Kecamatan Kedungmulyo. Begitu uang Rp 75 juta dikantongi, Jamus langsung minggat. Padahal, beberapa menit kemudian Ny. Watik datang ke Kecamatan, tapi semuanya sudah ludes. "Tuh kan, dari kemarin dia sudah ngigau melulu, mau kawin lagi..," kata Watik sambil menangis. Udah mbak, nggak usah nangis. Kejar dia pakai ojek!