Tanggal: Sabtu, 14 Juni 2008
Ayat SH: 1 Samuel 4:1-22

Judul:  Ikabod

 1Samuel 4:1-22

1. Dan perkataan Samuel sampai ke seluruh Israel. (4-1b) Orang
   Israel maju berperang melawan orang Filistin dan berkemah dekat
   Eben-Haezer, sedang orang Filistin berkemah di Afek.
2  Orang Filistin mengatur barisannya berhadapan dengan orang
   Israel. Ketika pertempuran menghebat, terpukullah kalah orang
   Israel oleh orang Filistin, yang menewaskan kira-kira empat ribu
   orang di medan pertempuran itu.
3  Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para
   tua-tua Israel: "Mengapa TUHAN membuat kita terpukul kalah oleh
   orang Filistin pada hari ini? Marilah kita mengambil dari Silo
   tabut perjanjian TUHAN, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita
   dan melepaskan kita dari tangan musuh kita."
4  Kemudian bangsa itu menyuruh orang ke Silo, lalu mereka
   mengangkat dari sana tabut perjanjian TUHAN semesta alam, yang
   bersemayam di atas para kerub; kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas,
   ada di sana dekat tabut perjanjian Allah itu.
5  Segera sesudah tabut perjanjian TUHAN sampai ke perkemahan,
   bersoraklah seluruh orang Israel dengan nyaring, sehingga bumi
   bergetar.
6  Dan orang Filistin yang mendengar bunyi sorak itu berkata:
   "Apakah bunyi sorak yang nyaring di perkemahan orang Ibrani itu?"
   Ketika diketahui mereka, bahwa tabut TUHAN telah sampai ke
   perkemahan itu,
7  ketakutanlah orang Filistin, sebab kata mereka: "Allah mereka
   telah datang ke perkemahan itu," dan mereka berkata: "Celakalah
   kita, sebab seperti itu belum pernah terjadi dahulu.
8  Celakalah kita! Siapakah yang menolong kita dari tangan Allah
   yang maha dahsyat ini? Inilah juga Allah, yang telah menghajar
   orang Mesir dengan berbagai-bagai tulah di padang gurun.
9  Kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki, hai orang
   Filistin, supaya kamu jangan menjadi budak orang Ibrani itu,
   seperti mereka dahulu menjadi budakmu. Berlakulah seperti
   laki-laki dan berperanglah!"
10. Lalu berperanglah orang Filistin, sehingga orang Israel
   terpukul kalah. Mereka melarikan diri masing-masing ke kemahnya.
   Amatlah besar kekalahan itu: dari pihak Israel gugur tiga puluh
   ribu orang pasukan berjalan kaki.
11  Lagipula tabut Allah dirampas dan kedua anak Eli, Hofni dan
   Pinehas, tewas.
12. Seorang dari suku Benyamin lari dari barisan pertempuran
   dan pada hari itu juga ia sampai ke Silo dengan pakaian
   terkoyak-koyak dan dengan tanah di kepalanya.
13  Ketika ia sampai, Eli sedang duduk di kursi di tepi jalan
   menunggu-nunggu, sebab hatinya berdebar-debar karena tabut Allah
   itu. Ketika orang itu masuk ke kota dan menceritakan kabar itu,
   berteriaklah seluruh kota itu.
14  Ketika Eli mendengar bunyi teriakan itu, bertanyalah ia:
   "Keributan apakah itu?" Lalu bersegeralah orang itu mendapatkan
   Eli dan memberitahukannya kepadanya.
15  Eli sudah sembilan puluh delapan tahun umurnya dan matanya
   sudah bular, sehingga ia tidak dapat melihat lagi.
16  Kata orang itu kepada Eli: "Aku datang dari medan
   pertempuran; baru hari ini aku melarikan diri dari medan
   pertempuran." Kata Eli: "Bagaimana keadaannya, anakku?"
17  Jawab pembawa kabar itu: "Orang Israel melarikan diri dari
   hadapan orang Filistin; kekalahan yang besar telah diderita oleh
   rakyat; lagipula kedua anakmu, Hofni dan Pinehas, telah tewas,
   dan tabut Allah sudah dirampas."
18  Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang
   dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia
   mati. Sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun
   lamanya ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel.
19. Adapun menantunya perempuan, isteri Pinehas, sudah hamil
   tua. Ketika didengarnya kabar itu, bahwa tabut Allah telah
   dirampas dan mertuanya laki-laki serta suaminya telah mati,
   duduklah ia berlutut, lalu bersalin, sebab ia kedatangan sakit
   beranak.
20  Ketika ia hampir mati, berkatalah perempuan-perempuan yang
   berdiri di dekatnya: "Janganlah takut, sebab engkau telah
   melahirkan seorang anak laki-laki." Tetapi ia tidak menjawab dan
   tidak memperhatikannya.
21  Ia menamai anak itu Ikabod, katanya: "Telah lenyap
   kemuliaan dari Israel" --karena tabut Allah sudah dirampas dan
   karena mertuanya dan suaminya.
22  Katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut
   Allah telah dirampas." 
============ ========= ========= ========= ========= ========= ========= ====
Dalam beberapa catatan Alkitab tentang peperangan Israel melawan
   musuh-musuhnya, inilah salah satu catatan paling kelabu. Israel
   kalah secara memalukan, baik secara militer, tetapi terutama
   dalam perspektif rohani: Israel telah diserahkan Tuhan kepada
   musuh mereka.

Kekalahan Israel terjadi karena mereka berdosa terhadap Tuhan. Para
   pemimpin mereka telah melecehkan Tuhan dengan menajiskan ritual
   kurban di rumah Tuhan. Mereka memang kemudian menyadari bahwa
   kekalahan mereka (ayat 2) disebabkan Tuhan tidak menyertai
   mereka (ayat 3). Namun bukan bertobat, mereka justru bertindak
   konyol dengan memperlakukan Allah seakan-akan bisa diatur untuk
   membela umat-Nya. Dengan mengusung Tabut Perjanjian ke medan
   perang, mereka sudah merendahkan lambang kehadiran Allah itu.
   Mereka menyamakan Tabut Perjanjian dengan berhala bang-sa kafir
   yang biasa diusung untuk ikut berperang. Bangsa kafir memang
   percaya bahwa saat mereka berperang, dewa mereka pun ikut
   berperang melawan dewa musuh. Kalau dewa mereka menang perang,
   berarti mereka pun akan menang. Lihat saja sikap orang Filistin
   ketika melihat tabut perjanjian Allah dibawa ke medan
   pertempuran (ayat 7-9).

Allah tidak dapat diatur-atur, apalagi dipermainkan. Justru akibat
   malang dialami secara dahsyat oleh Israel. Menurut laporan yang
   disampaikan oleh seorang prajurit yang luput dari pertempuran
   kepada Imam Eli: "Orang Israel melarikan diri..., kekalahan yang
   besar telah diderita..., kedua anakmu Hofni dan Pinehas, telah
   tewas, dan tabut Allah sudah dirampas" (ayat 17). Tepat kalau
   kekalahan Israel terjadi karena ikabod, kemuliaan Allah,
   meninggalkan Israel.

Sungguh mengerikan akibat ditinggalkan Tuhan. Hal ini hanya akan
   terjadi kalau kita tidak merespons anugerah dan kesempatan
   melayani Tuhan dengan benar. Mari kita mendoakan para pemimpin
   kita agar memimpin bangsa kita dalam kebenaran dan keadilan,
   dengan sikap hati yang takut dan hormat akan Tuhan.

e-SH versi web:          http://www.sabda. 
org/publikasi/ sh/2008/06/ 14/








MARI KITA BERSATU PADU
UNTUK MEMBANGUN BANGSA DAN NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA






      

Kirim email ke