Janganlah Agama Dijadikan Sumber Malapetaka !!!
                                            
Meskipun beriman Islam, meskipun membaca Syahadat, meskipun meneriakkan adzan, 
meskipun rajin membaca Quran, meskipun bershalat lima waktu,..........  
TERNYATA TETAP ISLAM MENJADI SUMBER MALAPETAKA BAGI UMAT ISLAM ITU SENDIRI 
SEPERTI YANG TELAH DIALAMI OLEH JEMAAH AHMADIAH.

Meskipun umat Islam jemaah Ahmadiah menolak mengakui bahwa agama Islam adalah 
agama terror, menolak mengakui bahwa agama Islam adalah agama kebencian, 
menolak mengakui bahwa agama Islam adalah agama yang melestarikan permusuhan, 
NAMUN PENOLAKAN PENGAKUAN INI TIDAK MENGUBAH KEJADIAN YANG DIALAMINYA YAITU 
DIBENCI, DIMUSUHI, DAN DITERROR OLEH SESAMA UMAT ISLAMNYA SENDIRI MELALUI 
AJARAN ISLAM YANG DIPERCAYAINYA.

Mau dipercaya atau tidak dipercaya, Islam tetap menjadi sumber malapetaka dunia 
hingga sekarang ini.  Dan malapetaka yang terjadi ini bukanlah kepercayaan juga 
bukan pemahaman yang salah, tetapi sudah menjadi kenyataan yang disalahkan oleh 
semua umat manusia.

> vonny vitawati <vonv2...@...> wrote:
> Poll itu kan dilakukan secara umum
> dan bebas, dan pembaca sendiri yg
> menjawab, dan secara faktual,
> setelah dihitung, benar menempatkan
> Nabi Muhammad dalam urutan keempat.
> Dan Arswendo cuma melaporkan apa
> adanya saja. Tetapi, bahkan melaporkan
> pengumpulan pendapat yg menempatkan
> Nabi Muhammad sebagai tokoh dikagumi
> dalam urutan keempat sudah cukup
> untuk menghantar Arswendo ke penjara.
> 

Islam wajib berbohong kalo memang berbohong itu akan meningkatkan keimanan 
umatnya, begitulah yang selalu aku tulis selama ini sehingga Islam juga disebut 
"Agama kebohongan" karena umatnya memang selalu dibohongi untuk mempertahankan 
keimanannya.

Jadi dalam kasus Arswendo, andaikata dia berbohong menyatakan Muhammad berada 
diurutan kesatu, tentu dia tidak akan dipenjara.

Namun berbohong hanyalah merugikan umat Islam bukan umat diluar Islam begitulah 
yang selalu aku tekankan.  Oleh karena hal2 seperti inilah, umat Islam sendiri 
kebanyakan enggak pernah percaya kepada berita2 yang berasal dari dunia Islam, 
tidak percaya kepada khotbah2 Islam bahkan tidak percaya kepada kebenaran Quran 
karena semua cerita2 kebaikan itu sama sekali sebenarnya cuma bohong2 saja.

Marilah kita rujuk kepada terror 911, semua badan keselamatan di Amerika 
berhasil bekerja sama menangkap para pelakunya.  Bahkan pemerintah Amerika 
setelah menyelelidiki berhasil menggagalkan serangan terror2 baru. Arab dengan 
Islamnya terbukti merupakan pelaku utama, tetapi dunia Islam memberi laporan 
bahwa pelakunya adalah orang2 Yahudi dan Mossad meskipun mereka tidak pernah 
menyelidiki, tidak pernah membuktikannya.  Pembohongan ini bukan cuma sekali 
dua kali, kalo anda semua masih ingat bahwa pemerkosaan amoy2 juga terjadinya 
bersama dengan penjarahan toko2 Cina untuk kemudian dibakarnya setelah dijarah, 
orang2 bermata sipit dirampas motornya dan dibunuh yang melawan, yang naik 
mobil dirampas mobilnya dan dibunuh yang bertahan.  Padahal mata sipit bukan 
keturunan Cina saja banyak orang2 asing, investor asing yang juga bermata sipit 
dan mereka inilah yang lebih banyak jadi korban2nya karena mereka tidak 
menyangka hal ini bisa terjadi.  Justru keturunan Cina2 Indonesia ini malah 
lebih sedikit yang jadi korbannya karena memang kejadian beginian bukan pertama 
kali dialaminya.  Akibatnya korban2 yang jatuh ini adalah amoy2 dari bangsa 
asing seperti Singapore, Korea, Jepang, Hongkong, Taiwan, bahkan banyak yang 
berasal dari Australia, Filipine dll dimana mereka langsung dievakuasi keluar 
negeri berobat.

Pelaku2nya  sudahlah jelas yaitu orang2 yang sama yang selesai menjarah juga 
ikut memperkosa massal, dan ada yang tidak kebagian jarahan langsung memperkosa 
massal.  Jadi kalo memang mau ditangkap gampang sekali, semua penjarah itu 
harusnya ditangkap.

Tetapi katimbang menangkap malah dilindungi, pelakunya mula2 dikatakan adalah 
pemuda2 sebuah Gereja Kristen yang benci Islam dan mereka sengaja ingin 
men-jelek2kan Islam.  Setelah berita2 ini di-ulang2i kurang lebih tiga bulan, 
MUI kemudian meralat berit2 ini, mereka katanya menemukan bukti2 bahwa 
pelaku2nya bukanlah umat Islam melainkan orang2 berambut cepak, maksudnya 
anggauta kopasus yang berpakaian preman dibawah perintah Prabowo.  Tentu saja 
Prabowo marah jadinya, dia menculik beberapa orang2 MUI yang menyebar berita 
tsb., maka hasil penculikan ini membuat MUI meralat lagi sebulan kemudian, dan 
dinyatakan bahwa setelah penyidikan oleh Polisi ternyata TIDAK ADA BUKTI2 
TERJADINYA PEMERKOSAAN MASSAL, juga tidak ada penjarahan, semua foto2 itu 
adalah palsu ternyata itu foto kebakaran ditanah abang pada tahun yang lalu.

Wajar sejak kejadian itu, secara hati2 semua investor menarik diri satu persatu 
keluar dari Indonesia untuk mencegah agar jangan dinasionalisasi seperti 
dizaman Sukarno karena kalo sampai dinasionalisasi artinya dijarah besar2an 
oleh rakyat dibawah komando langsung negaranya.

Kebiasaan bohong ini banyak yang bisa dibuktikan, berlanjut dengan kebohongan2 
kejadian di Ambon dan Poso yang kebetulan saksi2 hidupnya berhasil berhasil 
memberi kesaksian dimuka senat di Amerika maupun di lembaga HAM di UN.

Jelas, ajaran agama yang boleh berbohong demi mencelakakan umatnya sendiri dan 
umat lainnya telah dianggap sebagai agama kebencian, dianggap agama biadab, 
dianggap agama terror, dan kesemua itu akhirnya bukan lagi merupakan anggapan2 
melainkan menjadi tekad dunia baik Islam dan bukan Islam untuk memeranginya 
dalam sebuah kubu yang disebut sebagai "Kubu Memerangi Jihad Terror Islam" yang 
anggauta2nya semua negara2 anggauta UN.  Bahkan Arab Suadia melalui caliphnya 
menyatakan bersedia dan telah membentuk team khusus untuk memperbaiki isi 
Quran-nya dan juga tafsir2nya untuk secara jangka panjang menjadikan atau 
merubah Islam tidak menjadi agama terror.

Sebagai seorang muslimah, saya mengambil keputusan dengan pertimbangan yang 
logis rasional bukan dengan pertimbangan religious prejudice, artinya, sebagai 
umat Islam saya tidak mungkin membela tindakan2 dan ajaran2 yang salah meskipun 
yang salah ini dianggap benar dalam ajaran agama saya.  Kepercayaan yang salah 
membawa kepada tindakan yang salah.  

Agama jangan digunakan untuk pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Agama jangan digunakan untuk mengadili benar salah.

Agama jangan digunakan untuk menghukum yang dianggap salah.

Agama jangan dijadikan UU negara.

Agama hanyalah angan2 seperti halnya filem cerita yang cukup untuk memberi 
hiburan dan memberi kebahagiaan kepada semua yang percaya maupun yang tidak 
percaya.  Menghukum orang yang tidak percaya Islam, sama halnya menghukum orang 
yang menolak nonton filem Superman yang beragama Islam.

Sepanjang sejarahnya Islam bukan agama yang memberi kebahagiaan tetapi telah 
menimpakan malapetaka kepada semua umatnya maupun umat diluarnya.

Marilah kita gunakan ajaran2 agama se-mata2 menjadi aktivitas untuk membangun 
hubungan sosial yang memberi kebahagiaan dan menjauhkan tindakan2 yang membawa 
malapetaka.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Kirim email ke