TEMPO, 
33/XXXII 13 Oktober 2003
Jaring-Jaring Jamaah Pengebom
Pengungkapan kasus bom Bali dan penangkapan sejumlah petinggi Jamaah Islamiyah 
(JI) membuat organisasi bawah tanah itu kocar-kacir. Namun, ada beberapa 
pentolan yang belum tertangkap. Mereka punya potensi mengkonsolidasi diri dan 
kembali beraksi melakukan pengeboman. Berikut ini kelompok-kelompok dalam JI 
dengan beberapa pentolannya yang tertangkap atau yang masih buron. 

Pekanbaru dan Medan 
Tokoh: 
Pekanbaru: Datok Raja Ame, Ketua Wakalah Pekanbaru (ditangkap pada 20 Mei 
2003). 
Medan: Abu Hanifah, Ketua Wakalah Sumatera Utara (buron). 
Aksi: 

  a.. Peledakan bom 15 lokasi di Pekanbaru dan Medan, 24 Desember 2000. 
  b.. Penembakan sopir pendeta, Chaleb Situmorang. 
  c.. Bersama kelompok Tony Togar merampok money changer di Dumai, 2002, dan 
nasabah Bank Lippo, 6 Mei 2003.

Anggota kelompok lain yang ditangkap: Mantan Kapten Yasid Safaat (Malaysia). 
Mereka yang ditangkap di Medan dan Pekanbaru: Indra Warman alias Tomy Togar (33 
tahun), Fadli Sadama alias Acin (21), Purwadi alias Sony (33), Ramli alias Tono 
alias Regar (30), Syahrudin Harahap alias Aan alias Ramses alias Chandra (30), 
Tatang alias Aryo alias Jono (24), Ramli alias Gogon alias Agus (30), Mustafa 
alias Hendra (30), Bima Ary Surjanto alias Karyo (32), dan Imbalo Hasibuan 
(30). 
  a.. Batam merangkap Banten-Imam Samudra (terpidana vonis mati). 
  b.. Bengkulu dan Padang-Asmar Latin Sani (tewas dalam ledakan di Hotel JW 
Marriott). 
  c.. Bandung-Alm. Fatih alias Jabir (tewas pada ledakan Antapani, Bandung). 
  d.. Semarang-Mustofa (tertangkap). 
  e.. Sulawesi, Palu-Chairuddin alias Moh. Nasir Abbas (tertangkap).
Serang, Banten 
Tokoh: Abdul Azis alias Imam Samudra (divonis mati). Sebelum ditangkap 11 
November 2002, ia tokoh misterius, namanya selalu disebut dalam berbagai 
ledakan bom. 
Aksi: 

  a.. Perampokan Toko Mas Elita, Serang. 
  b.. Peledakan bom Legian Kuta, Bali, 12 Oktober 2002. 
  c.. Pelatihan militer di Saketi, Pandeglang.

Anggota kelompok yang ditangkap di Serang: Abdul Rauf, Andri Octavia, Andi 
Hidayat, dan Junaedi. 
Keterangan: Diduga masih banyak tokoh dalam kelompok ini yang belum ditangkap. 
Bengkulu dan Padang 
Tokoh: Mohamad Rais (tertangkap) dan Asmar Latin Sani (tewas dalam bom di Hotel 
JW Marriott). 
Aksi: Meledakkan Hotel JW Marriott, 10 korban tewas dan ratusan terluka. 
Kelompok yang ditangkap: Jumlahnya 11 orang, empat di antaranya Mohamad Rais, 
Solikin, Malikul, Sadona, dan Fadli. 
Keterangan: Kelompok Bengkulu dan Padang sebelumnya merupakan sel tidur yang 
belakangan diaktifkan oleh Dr. Azahari, Nurdin M. Top, dan Dulmatin. 

Batam 
Tokoh: Imam Samudra alias Kudama (divonis mati), Heri Hafidin (buron), Basuki, 
Fafar bin Mashudi dan Hasan bin Abbas (tertangkap). 
Imam Samudra adalah Komandan Tim Peledakan Bom Bali, tokoh penting Jamaah 
Islamiyah dan kawan dekat Hambali. Heri Hafidin adalah perekrut anggota baru. 
Aksi: Peledakan empat gereja di Batam (Gereja Pantekosta Pelita, Gereja GKPS 
Sei Panas, Gereja Betani May Mart, dan Gereja Beato Damian).Total melukai 23 
orang. 
Keterangan: Kelompok kocar-kacir, satu anggota masih buron, Heri Hafidin. 

Jakarta 
Tokoh: Abdul Jabar dan Asep alias Darwin. 
Darwin pernah aktif di Gerakan Pemuda Islam, organisasi yang pernah mengirim 
relawan jihad ke Afganistan. Abdul Jabar adalah anak Ahmad Kandai, pelaku 
penggranatan Presiden Sukarno di Cikini, 1957. Ia menyerah kepada polisi Dompu, 
Nusa Tenggara Barat, 17 Januari 2003 lalu. 
Aksi: Bersama Amrozi (kelompok Lamongan) dan Fathur Rohman Al-Ghozi (Filipina) 
meledakkan rumah Duta Besar Filipina, Leonides Caday, Agustus 2000 dan malam 
Natal 2000. 
Anggota lain yang ditangkap: Adbul Jabar alias Ahmad Kandai, Amrozi bin 
Nurhasyim, Farihin. 
Keterangan: Kelompok ini masih aktif karena masih ada yang belum tertangkap, 
seperti Asep alias Darwin alias Abdullah. 

Bandung 
Tokoh: Hambali (tertangkap) dan Fatih alias Jabir (tewas dalam ledakan di 
Bandung). 
Hambali adalah Sekjen Organisasi Jihad se-Asia Tenggara dan koordinator 
peledakan bom malam Natal 2003 di 34 lokasi di Indonesia. Pemuda asal Cianjur, 
Jawa Barat, itu ditangkap polisi Thailand dan dinas intelijen Amerika, CIA. 
Sedangkan Jabir adalah kawan dekatnya selama di Malaysia dan Afganistan. 
Aksi: Peledakan malam Natal 2000 di Bandung, Sukabumi, Pangandaran, Ciamis. 
Anggota kelompok yang ditangkap di Jawa Barat: H. Aceng, Roni Miliar, dan Dedi 
Mulyadi. 

Semarang 
Tokoh: Mustofa (tertangkap). Mustofa adalah Komandan Detasemen Markas JI di 
Semarang, dan pemilik tempat perakitan bom di Jalan Taman Sri Rejeki. Dia 
mantan Ketua Wakalah III wilayah Sulawesi. Posisinya kemudian digantikan oleh 
Muchlas alias Ali Gufron dan Chairuddin alias Moh Nazir Abbas. 
Aksi: Perakitan bom di perumahan Sri Rejeki, Semarang. 
Anggota yang ditangkap: Mustofa, Mahmudi, Heri S., Joko, Siswanto. 
Keterangan: Kelompok ini kocar-kacir. 

Solo, Jawa Tengah 
Tokoh: Hernianto. Hernianto termasuk orang dekat Panglima Askary Zulkarnaen 
Daud. Hernianto pernah membantu Daud berjualan kue roti di Tandjung Pinang, 
Riau. 
Aksi: Tim pembantu peledakan bom Bali, 12 Oktober 2002. 
Anggota yang ditangkap: Hernianto, Mahmuri, Najib alias Muhnawawi, Saeful alis 
Bambang Setiono alias Suroso, Abdul Hamid, dan Ahmad Budi Wibowo. 
Keterangan: Kelompok ini lemah karena sebagian besar tokohnya tertangkap. 

Lamongan, Jawa Timur 
Tokoh: Amrozi dan Ali Gufron alias Muchlas. 
Amrozi dan Muchlas kakak-beradik kelahiran Selokuro, Lamongan, Jawa Timur. 
Muchlas adalah guru pada Pondok Pesantren Lukmanul Hakim, Johor Baru, Malaysia. 
Ia pindah ke Thailand, kemudian kembali ke Indonesia setelah diuber-uber 
pemerintah Malaysia. Muchlas ditangkap 3 Desember 2002. Dua bersaudara ini 
divonis mati pengadilan Denpasar. 
Aksi: 

  a.. Bekerja sama dengan Hambali dan Dulmatin meledakkan gereja di Mojokerto, 
Jawa Timur, malam Natal 24 Desember 2000. 
  b.. Bersama kelompok dari beberapa kota meledakkan bom Bali, 12 Oktober 2002.

Anggota yang ditangkap: Amrozi, Ali Gufron alias Muchlas, Ali Imron alias Ale, 
Sumarno, Nurmindah, Qomar. 
Keterangan: Kelompok ini lemah setelah para tokohnya ditangkap. 
Palu, Sulawesi Tenggara 
Tokoh: Chairuddin alias Mohamad Nasir Abbas. Kakak ipar Muchlas alias Ali 
Gufron ini adalah warga negara Malaysia. Dia menjadi Ketua Mantiqi III untuk 
wilayah Sulawesi. 
Aksi: Beberapa ledakan bom di Palu dan relawan jihad ke Poso dan Ambon. 
Anggota kelompok yang ditangkap: Jumlahnya 12 orang, termasuk Chairuddin Nasir 
Abbas, Aang Hasanuddin, Nizam Kaleb, dan Fajri. 
Keterangan: Kelompok lemah dan tercerai-berai. 

Makassar 
Tokoh: Agus Dwikarna (ditangkap di Filipina) dan Agus Salim alias Syawal Yasin 
(buron). Agus Dwikarna adalah Panglima Laskar Jundullah di Makassar. Dia 
sekarang mendekam di penjara Manila atas tuduhan menyelundupkan bahan peledak. 
Syawal Yasin adalah menantu Abdullah Sungkar, tokoh yang disebut pernah menjadi 
Amir Jamaah Islamiyah. 
Aksi: Peledakan restoran McDonald's dan showroom Haji Kala, Makassar, pada 
malam takbiran 2002. 
Anggota yang ditangkap di Sulawesi: Suryadi Mas'ud, Muhtar Daeng Lau, H. Hamid, 
Suryadi Spd., Ilham Riadi, Imal Hamid, Anton bin Labase, Khaerul Lukman bin 
Husein, Muhammad Tang, Usman Nuraffan, Kaharuddin Mustafa, dan Syaifullah alias 
Imam Nawawi. 
Keterangan: Masih berbahaya karena dua otak pengeboman, Agung Hamid dan 
Hisbullah Rasyid, masih buron. 

Hambali 
Malaysia (tertangkap) 
Sekjen Rabitatul Mujahidin (simpul kelompok jihad Asia Tenggara). 

Zulkarnaen Daud 
Tandjung Pinang, Riau Kepulauan (tertangkap) 
Panglima Askary (tentara). 

Anggotanya terdiri dari kelompok Jihad di: 

  a.. Malaysia-Ali Gufron alias Muchlas (tertangkap) 
  b.. Singapura-Mas Slamet Kastari (tertangkap) 
  c.. Thailand 
  d.. Filipina 
  e.. Indonesia
(Diolah dari berbagai sumber

Kirim email ke