GERINDRA DAN PARTAI KEBANGKITAN BANGSA-GUS DUR
Kabar Langit untuk Calon Presiden
Gus Dur meminta pendukungnya memilih Partai Gerindra dalam pemilu kelak.
Betulkah bekas Ketua Nahdlatul Ulama itu dimanfaatkan?
WANGSIT itu datang dari langit. Bentuknya sepasang bintang mengapit bulan.
Nuril Arifin, 50 tahun, pengasuh Pesantren Sokotunggal, Sendangguwo, Semarang,
yang tengah wiridan di tepi pantai, menganggap pemandangan itu tak biasa. ”Ini
kejadian langka,” katanya. Ia lalu bertakwil. Katanya, peristiwa itu
mengisyaratkan Presiden Indonesia mendatang harus seorang baby-face. ”Di antara
calon presiden yang wajahnya seperti bayi, ya, Pak Prabowo.” Yang ia maksud
adalah Prabowo Subianto, calon presiden dari Partai Gerakan Indonesia Raya.
Maka di Pesantren Sokotunggal, Ahad pekan lalu, diumumkanlah dukungan kepada
bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu. Hari itu, pesantren yang
dipimpin Nuril tersebut disesaki sekitar 1.000 orang. ”Prabowo harus jadi
presiden,” kata Nuril.
Dalam pertemuan itu hadir sejumlah sesepuh Nahdlatul Ulama. Di antaranya KH
Riban (Rengasdengklok), KH Ali Maksum (Sidoarjo), KH Sangaji (Banten), KH
Muhammad Suharto (Lampung), KH Rozim Abdul Majid (Pangkah, Gresik), dan KH
Zaenal Mahmud (Jombang). Juga massa dari Gerakan Kebangkitan Rakyat (Gatara)
DKI Jakarta dan Jawa Tengah serta Garuda Melayang Jawa Tengah. Yang terakhir
adalah wadah pendukung Prabowo yang berasal dari kelompok lintas agama. Tak
ketinggalan hadir: Prabowo Subianto dan bekas Ketua Umum Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama Abdurrahman Wahid.
Menurut Nuril, sudah banyak calon presiden yang datang menemui Gus Dur, tapi
pilihan Abdurrahman jatuh pada Prabowo. ”Dia orangnya santun: datang sebagai
junior yang membutuhkan senior. Bukan sebagai tokoh yang banyak pendukung.”
Prabowo bungah. Dalam sambutannya, ia berseru, ”Jika dua kekuatan besar
bertemu, perbaikan bangsa bisa dipercepat.” Di pengujung seremoni, Prabowo
menghampiri Abdurrahman Wahid, lalu sungkem. Adapun Gus Dur berpidato pendek:
”Pilihlah Gerindra karena Partai Kebangkitan Bangsa dicuri Muhaimin.” Yang
dimaksud Gus Dur adalah Muhaimin Iskandar yang kini memimpin Partai Kebangkitan
Bangsa. Konflik internal partai itu menyingkirkan kubu Gus Dur. Pemerintah kini
hanya mengizinkan PKB Muhaimin yang ikut pemilihan umum.
Putri Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh, meminta massa Partai Kebangkitan Bangsa
memberikan suara ke Gerindra. ”Gerindra kendaraan baru warga PKB setelah partai
kita dicuri,” kata Yenny, panggilan akrab Zannuba, di hadapan massa. Dia
terang-terangan mengajak pendukungnya menggembosi partai Muhaimin Iskandar.
”Siapkah Anda menggembosi PKB Muhaimin dan beralih ke Gerindra?” tanya Yenny.
l l l
KEBERSAMAAN Abdurrahman dan Prabowo dilakukan sejak pagi. Pukul tujuh, beberapa
jam sebelum deklarasi mendukung Prabowo itu dipekikkan, kedua tokoh keluar dari
sebuah jet pribadi di Bandar Udara Achmad Yani, Semarang.
Gus Dur bersama istrinya, Sinta Nuriyah, dan Yenny lalu bergegas ke Rembang,
Jawa Tengah. Di sana mereka menghadiri pernikahan putri KH Mustofa Bisri,
pemimpin Pondok Pesantren Raudlatuth Thalibin.
Adapun Prabowo, ditemani politikus Partai Persatuan Pembangunan, Habil Marati,
naik helikopter menuju kediaman pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, KH
Maemun Zubair. Prabowo kembali bertemu dengan Gus Dur di hajatan Mustofa Bisri
untuk kemudian bergegas ke kediaman Nuril Arifin di Semarang. Di sana Prabowo
meresmikan rumah bersalin dan stasiun radio Sokotungal FM milik Nuril.
Belakangan Abdurrahman menyusul.
Sebelumnya, November 2008, Gus Dur dan Prabowo pernah pula bertemu di pesantren
Nuril. Pada bulan yang sama, Prabowo menemui Gus Dur di kantor Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama, Jakarta, dan menengok bekas presiden itu cuci darah di Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo.
Rabu pekan lalu, keduanya kembali bertemu di Gedung Olahraga Kertajaya,
Surabaya. Bangunan berkapasitas 5.000 orang itu disesaki pendukung Gus Dur.
Bendera Partai Kebangkitan Bangsa dan Gerindra berkibar. Spanduk bertulisan
”Jawa Timur Berdzikir” tampak di mana-mana. Hadir juga Sinta Nuriyah dan Yenny.
Nuril memang memainkan peran penting dalam mempertemukan kedua tokoh. Dengan
keduanya, Nuril memang sudah akrab. Ketika Gus Dur dulu jatuh dari kursi
presiden, Nuril membentuk pasukan berani mati. Dengan Prabowo, Nuril juga
dekat. ”Sejumlah kawan Prabowo nyantri di pesantren saya,” katanya.
Tahun lalu, Nuril pernah meminta Prabowo menemui Abdurrahman. Kepada Prabowo,
ia berpesan tidak berbicara politik kecuali Gus Dur yang memulai. ”Dalam urusan
politik, Gus Dur tidak bisa disetir,” katanya.
Soal kedekatan Gus Dur dan Prabowo, Nuril menjelaskan, ”Ketika ayah Prabowo,
Sumitro Djojohadikusumo, wafat, Gus Dur yang membantu kepulangan Prabowo dari
Yordania.” Setelah tak lagi menjadi tentara, Prabowo memang merintis karier
sebagai pengusaha dan pernah bermukim di Yordania.
Menurut Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad