http://www.sinarharapan.co.id/berita/0809/30/sh01.html

Kapal Pengangkut TKI Karam, 10 Tewas

Oleh
Parlyn Manungkalit



Kepulauan Riau - Sebuah kapal yang mengangkut sekitar 150 TKI yang akan mudik 
Lebaran ke Sumatera, karam sekitar tiga kilometer dari Pelabuhan Barat, Port 
Klang, Selasa (30/9) pagi, sekitar pukul 07.30 waktu setempat.

Sebanyak 10 penumpang dikabarkan meninggal dunia, sementara itu upaya 
penyelamatan masih terus berlangsung. Kepala polisi laut Isa Munir kepada 
wartawan mengatakan, sebuah kapal minyak dan sebuah kapal tunda yang lewat saat 
itu telah membantu menyelamatkan korban. Sebanyak 85 penumpang diselamatkan 
kapal minyak Awana Liverpool dan 30 penumpang diselamatkan kapal tunda, 
demikian tulis media Malaysia versi online, Selasa (30/9).Para penumpang yang 
selamat langsung dibawa ke Hospital Tengku Ampuan Rahimah untuk mendapatkan 
perawatan. 

Selain itu, para polisi laut masih terus melakukan pencarian dan upaya 
penyelamatan penumpang dari kapal yang diperkirakan mengangkut 150 orang, 
padahal kapasitas angkut kapal itu hanya 70 orang saja. Para penumpang 
diperkirakan akan mudik ke kampung halaman di Sumatera untuk merayakan Idul 
Fitri pada Rabu 1 Oktober 2008. Sementara itu, juru bicara KBRI Eka A Suripto 
mengatakan, KBRI telah mengirim seorang petugas polisi dan konsuler untuk 
meninjau lokasi dan menengok korban di rumah sakit. "Dubes Dai Bachtiar akan 
menyusul menengok para korban," katanya.


Keterangan mengenai adanya musibah kecelakaan itu pertama kali disampaikan 
Polisi Perairan Malaysia, Oesman Yusof yang memimpin patroli laut kepolisian 
Malaysia sebagaimana diberitakan melalui pemberitaan TV3 Malaysia, Selasa 
(30/9) pukul 10.00 WIB. Pada kesempatan itu, Oesman Yusof berjanji akan terus 
memberikan laporan setiap jam kepada wartawan mengenai hasil upaya pencarian.


Berdasarkan informasi yang diperoleh, lokasi musibah kapal tenggelam masih 
berada di wilayah Malaysia, dekat perbatasan dengan wilayah Indonesia. 
Karenanya, besar kemungkinan para penumpang yang selamat dan korban tewas 
dibawa ke wilayah Malaysia. 


Para korban diperkirakan sebagai pemudik untuk ber-Lebaran dengan keluarga 
masing-masing di Indonesia, tapi nahas kapal yang mereka tumpangi tenggelam di 
tengah laut. Tidak dapat dipastikan apakah kejadian itu akibat pukulan 
gelombang besar di laut, atau karena kerusakan kapal pengangkut. 


Untuk memastikan nama para korban dan keluarga masing-masing di Indonesia, 
pihak pemerintah melalui aparat keamanan laut dengan perwakilan di Malaysia 
hendaknya segera mengadakan koordinasi dengan pihak pemerintah Malaysia atau 
polisi perairan yang tengah berupaya melakukan pencarian korban di laut.  
Komandan Pengkalan Utama Angkatan Laut IV (Lantanmal) Tanjung Pinang, Brigjen 
(mar), Lukman Sofyan mengatakan bahwa dia baru menerima informasi dari SH. 
Lukman mengatakan pihaknya akan segera melakukan pengecekan terhadap jajarannya 
untuk mematikan peristwia itu. "Kami akan berkoordinasi dengan pihak keamanan 
laut Malaysia agar dapat diupayakan pencarian bersama terhadap korban yang 
masih hilang,"ujarnya.
Sudah 46 Tewas


Sementara itu, sebanyak 46 pemudik tewas akibat bebagai kecelakaan lalu lintas 
di wilayah hukum Polda Jabar selama musim mudik dari H-7 hingga H-1, atau 
Selasa (30/9). Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Dade Achmad kepada pers di 
Bandung, mengatakan, musim mudik kali ini selain menewaskan pemudik sebanyak 
itu, juga mengakibatkan korban luka berat sebanyak 29 orang, luka ringan 35 
orang dan kerugian materil mencapai Rp 136.600.000.  "Korban sebanyak itu 
akibat 49 kecelakaan, yang menonjol terjadi di Subang dan Indramayu masing 
masing lebih dari lima orang korban tewas dalam satu kecelakaan," katanya. 
Menurut Dade, sebagian besar kecelakaan lalu lintas yang menelan korban jiwa 
manusia di Jabar melibatkan sepeda motor.  Dade mengimbau para pemudik 
mengemudikan kendaraan sesuai dengan kemampuan fisiknya. Jika kira-kira sudah 
lelah, dianjurkan segera beristirahat, jangan ditunda-tunda lagi. 

Naik Sepeda
Di tengah deru sepeda motor dan kendaraan roda empat, ada dua orang dengan 
tenang mengayuh sepeda ontel menuju kampung halamannya di Tegal, menyusuri 
jalan mulai dari Jakarta, Karawang, Subang dan sampai di Kota Cirebon, Senin 
(29/9) malam.Nurohman (41) dan Anton (24), dua pedagang cilok di Pondok Kopi, 
Jakarta Timur yang nekad pulang kampung ke Desa Pasekan, Kecamatan Adiwerna, 
Kabupaten Tegal dengan sepeda ontel karena sulit mendapatkan tiket bus di Pulo 
Gadung. "Awalnya saya mau naik bus, namun tiket bus ekonomi di Pulo Gadung 
habis, kalaupun ada harganya mahal jadi kami berdua sepakat pulang naik sepeda. 
Teman yang lain sudah pulang lebih dulu," kata Nurohman. 


Mereka berangkat Sabtu (27/9) pagi, dan mengaku tidur di beberapa tempat untuk 
beristirahat, bahkan lebih banyak bergerak malam hari karena tidak terlalu 
panas terkena terik matahari musim kemarau. Nurohman yang mengaku sudah 
berjualan cilok di Jakarta sejak tahun 1992, tidak mempunyai rasa khawatir 
tidak akan sampai karena ia yakin dengan sepeda walaupun perlahan pasti akan 
sampai. Salah satu kendala mudik naik sepeda adalah cepat haus dan lapar 
sehingga bekal untuk makan dan minum semakin menipis, namun banyak juga orang 
di perjalanan yang memberikan bantuan.


Mulai Menurun
Meski sudah mulai menurun jumlahnya, pemudik yang melalui jalur penghubung dari 
pantura ke jalur selatan dan di jalur selatan masih cukup ramai. Kendaraan 
padat lancar, hanya di beberapa titik mengalami ketersendatan di antaranya di 
pasar tumpah dan pintu perlintasan KA. Berdasarkan pemantauan SH pada Senin 
(29/9) malam hingga tadi pagi, arus kendaraan baik di jalur perbatasan Banyumas 
dengan Brebes hingga Ajibarang terlihat masih padat tetapi lancar. Para pemudik 
terlihat berhenti sesaat di pertigaan Ajibarang untuk memilih jalan ke arah 
Yogyakarta dan Solo, apakah lewat Wangon atau Purwokerto. Ketersendatan arus 
lalu lintas juga masih terlihat di beberapa pasar tumpah di antaranya Pasar 
Kemranjen, Pasar Sumpiuh di Banyumas serta Pasar Karangnyar di Kebumen. 
Demikian juga di pintu perlintasan KA Sumpiuh dan Kebumen, terutama jika ada KA 
yang lewat.  Di pasar-pasar yang dilewati pemudik, aktivitas warga lokal juga 
semakin sibuk. Mereka tampak membeli berbagai macam kebutuhan sehingga membuat 
arus lalu lintas semakin padat. (dio/sty/ant

Kirim email ke