Refleksi: TNI tidak pernah neutral, sebab terjadi pembunuhan besar-besaran,  
dipenjarakan ratusan ribu manusia tanpa proces hukum untuk dibuktikan kesalahan 
mereka ,  orang dihilangkan, peristiwa Tanjung Priok, perampokan hasil kekayaan 
rakyat dan pemiskinan serta pembodohan masyarakat, semua  kejadian dilakukan 
oleh atau dengan sepengetahuan militer Indoensia. Kalau TNI neutral, Soeharto 
berkuasa untuk puluhan tahun.

http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=537


Kasad: TNI Tak Netral Dipecat


Foto By SP/Adi Marsiela

Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal Agustadi Sasongko (kiri), Panglima Komando 
Daerah Militer III, Mayjen Rasyid Qurnuen Aquary (kanan), dan Mayjen Suroyo 
Gino (tengah) didaulat menaiki sisingaan, seusai upacara serah terima jabatan 
Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi dari Suroyo Gino kepada Rasyid 
Qurnuen Aquary di lapangan Brigif 15/Kujang, Cimahi, Jawa Barat, Kamis (13/11).

[CIMAHI] Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo akan 
memecat dan membawa anggota TNI AD yang terbukti tidak netral dalam pelaksanaan 
Pemilu 2009. Para komandan di setiap kesatuan harus berupaya menjaga netralitas 
tersebut.

"Hadapi pemilu dengan membantu pemerintah daerah dan kepolisian. Personel TNI 
AD harus tetap menegakkan netralitas," kata Kasad, seusai upacara serah terima 
jabatan Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) III/Siliwangi di lapangan 
Brigif 15/Kujang, Cimahi, Kamis (13/11). 

Selain tidak berpihak pada siapa pun dalam pemilu tahun mendatang, dia juga 
meminta anggotanya menekan pelanggaran disiplin. Hal ini dilakukan untuk terus 
meningkatkan citra positif TNI AD. "Tekan seminimal mungkin pelanggaran 
disiplin keprajuritan agar kalian semakin dicintai dan dibanggakan oleh 
rakyat," tuturnya.

Panglima Kodam III/Siliwangi, Mayjen Rasyid Qurnuen Aquary yang menggantikan 
Mayjen Suroyo Gino mengatakan, pengawasan terhadap anak buahnya terkait 
netralitas dalam pemilu mudah dilaksanakan. "Ada unsur komando, dari pangdam 
sampai ke babinsa. Komandan harus mengontrol para prajuritnya," katanya. 


Awasi Langsung

Untuk melakukan pengawasan tersebut, Rasyid berjanji akan langsung turun ke 
lapangan daripada berlama-lama di kantornya. Meski demikian, pengawasan dan 
kontrol tersebut harus dilakukan secara terus-menerus. 

Rasyid yang pernah menjabat Panglima Kodam XVI/Pattimura ini mengungkapkan, 
pihaknya bakal menertibkan kepemilikan senjata di wilayah kerjanya. Hal ini 
semata-mata untuk kepentingan TNI AD. 

"Kita upayakan tertib administrasi. Kita bereskan secara bertahap dan tidak 
radikal. Senjata api kita tertibkan semua," tuturnya, seraya menambahkan para 
purnawirawan yang masih memegang senjata api dari negara, juga harus 
mengembalikannya. 

Para prajurit yang masih memegang senjata api hendaknya tidak membawanya ke 
mana-mana selama tidak diperlukan. "Karena senjata itu mendorong emosi yang 
memegangnya untuk berbuat sesuatu," katanya.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di sela-sela pertemuan 
Panglima Angkatan Bersenjata se-Asia Pasifik di Hotel Westin, Nusa Dua, Kamis 
(13/11) mengatakan, keterlibatan TNI bersama Polri mengamankan proses Pilgub 
Jatim atas permintaan Polri. TNI bekerja sama dengan Polri, mengamankan 
pemilihan gubernur untuk menjaga keamanan dan stabilitas nasional.

"Dalam rangka menjaga stabilitas nasional, saya pikir hal itu bukan istimewa, 
tetapi biasa-biasa saja," katanya. 

Dalam rekapitulasi dan penghitungan perolehan suara Pilgub Jatim, TNI turut 
mengamankannya. Bahkan, TNI menerjunkan kendaraan lapis baja untuk menjaga 
keamanan Jatim. "TNI memiliki kewajiban untuk membantu Polri dalam menjaga 
stabilitas keamanan sesuai dengan amanat Undang-Undang No 34 Tahun 2004," 
katanya. [137/15

Kirim email ke