Kebatinan Klepong Tiga Kebal Bacok Bisa Menghilang !!! Disebuah kampung di Madura ada aliran kebatinan yang bernama "Klepong Tiga" dimana murid2nya kebal bacokan golok dan bisa Menghilang. Kebanyakan yang jadi anggauta2nya adalah murid2 perkumpulan silat, polisi, tentara, dan juga sekurity. Para ulama Islam memang pernah juga memperdebatkan aliran ini dipandang dari sudut agama Islam, ada ulama yang menganggap musyrik, dan juga ada ulama yang bilang tidak bertentangan dengan Islam. Namun masalah pro dan con seperti itu hanyalah masalah kepercayaan yang tidak perlu kita perdebatkan. Apakah benar murid2 aliran kebatinan ini kebal bacokan dan bisa menghilang juga saya tidak bisa membuktikan karena itu kepercayaan masing2. Tetapi karena aliran ini mempersyaratkan setiap murid2nya bisa mengucapkan kalimat syahadat, maka para ulama tidak terlalu banyak merisaukan sehingga perlu melarang aliran yang dianggap bermanfaat bagi keamanan kampung ini.
Ada dua orang murid aliran kebatinan ini yang cukup terkenal, namanya adalah Yakdir dan Muslim. Kedua orang ini memang sahabat kental yang boleh dibanggakan kesaktiannya oleh orang2 dikampung itu. Salah satu syarat dalam mempelajari ilmu kebatinan ini adalah, bahwa setiap Jum'at Kliwon setiap murid harus membawa ayam jago putih yang sudah dewasa untuk diminum darahnya, dan kemudian diakhir pelajaran atau latihan, daging ayam itu bisa dimasak dan dimakan rame2. Memang ayam jago warna putih ini enggak sering2 juga bisa ditemukan dipasar dan kalopun ada tentu harganya mahal mengingat ayam2 jago seperti ini banyak dicari murid2 dari aliran kebatinan Klepong Tiga ini. Menurut ahli2nya, kekebalan terhadap bacokan bisa didemonstrasikan dengan keyakinan yang kuat, juga untuk menghilang biasanya digunakan waktu kita lari dikejar banyak orang, pertama kita lari secara lurus, mendadak kita belok ke kanan bukan kekiri. Segera setelah kita belok kanan, maka yang mengejar kehilangan jejak kita meskipun kita berdiri dibelokan itu tak bisa dilihat para pengejar. Demikianlah Yakdir dan Muslim demikian yakinnya terhadap ilmu2nya ini karena dia termasuk murid yang telah berlatih selama 5 tahun dibawah pimpinan seorang Kiayi Haji Nasrudin. Pada suatu hari, tetangga Yakdir yang memelihara ayam jago putih kehilangan ayamnya, tentu ayamnya dicuri. Karena tak ada bukti siapa pencurinya, tentu tak bisa sembarangan menuduh. Padahal ayam itu sengaja dipelihara untuk dijual kepada murid2 aliran kebatinan ini. Banyak yang menduga bahwa pencuri ayam ini tentunya salah satu dari murid2 Klepong Tiga ini. Sang tetangga tidak putus asa, dia beli lagi ayam jago putih yang masih kecil yang harganya masih murah untuk dipeliharanya sampai besar baru dijual dengan harga yang lebih mahal sehingga ada untungnya. Tentu akibat kapok dicuri ayamnya yang lalu, sang tetangga lebih waspada, diam2 sang tetangga ini memasang rambu2 sehingga apabila ada pencuri bisa segera ditangkapnya. Sial bagi malingnya, tengah malam ayamnya berkotek sang tetangga langsung keluar dan menyaksikan si Muslim membawa lari ayamnya yang dimasukkan kedalam bongsang. Si Muslim lari lurus, dan mendadak belok kanan, tapi tetap dikejar diteriaki maling sehingga keamanan kampung berhasil menangkap basah si Muslim bersama ayamnya didalam bongsang. Sebenarnya dia mencuri bersama si Yakdir, tetapi si Yakdir bertugas menjaga didepan rumah ditepi jalan untuk memberi kode apabila ada keamanan kampung meronda. Namun si Yakdir lebih beruntung, dia lari lurus dan mendadak belok kanan dan bersembunyi dibalik pohon pisang. Si Muslim juga lari lurus tapi belakangan, juga mendadak belok kanan tapi dia enggak melihat ada pohon pisang karena sibuk membawa bongsang berisi ayam jago putih ini. Singkat cerita si Muslim ditahan dan di interogasi oleh keamanan untuk dibuat proses verbal yang kemudian harus ditandatanganinya sebagai pengakuan. Ternyata si Muslim ngotot menyangkal bahwa dia mencuri ayam meskipun barang bukti dia tertangkap basah. Dia bilang tak ada buktinya dia mencuri ayam. Memang, guru kebatinannya pernah mengajarkan bahwa untuk bisa menghilang harus yakin bahwa orang tak ada yang melihatnya meskipun kita melihat mereka. Jadi meskipun si Muslim sudah tertangkap dan digiring ke Pos keamanan, dia tetap yakin yang menangkapnya enggak bisa melihat dirinya. Kalo kita menyaksikan kejadian ini kayaknya tidak masuk akal, namun memang demikianlah yang namanya kepercayaan biarpun sudah nyata dan semua menyaksikan tetap dia yakin mereka tak bisa melihat kita. Saksi2 yang memberatkan si Muslim cukup banyak kira2 ada 10 orang termasuk pemilik ayamnya itu. Tetapi meskipun saksinya begitu banyak tetap saja si Muslim ngotot bahwa dia sama sekali tidak mencuri dan tuduhan itu fitnah dari mereka yang iri, dari mereka yang anti-Klepong Tiga. Untuk membuktikan bahwa si Muslim tidak bersalah, si Yakdir dijadikan saksi dan si Yakdir bersumpah bahwa si Muslim memang tidak mencuri, dia berada bersama si Muslim pada waktu itu sedang shalat subuh di Mesjid dekat disitu. Menurut guru Klepong-Tiga, ilmu kebatinan ini hanya berhasil apabila kuat keimanan Islamnya. Dan sang guru juga mengingatkan bahwa banyak sekali orang yang cuma ngaku2 Islam tapi tak beriman, dan mereka ini pasti akan gagal mempelajari kesaktian milik Islam ini. Sang guru menyatakan mereka itu sebetulnya bukan Islam. Setelah sekian lama ditahan, si Yakdir melaporkan bahwa menurut penyelidikannya pelaku pencurian itu si Getek yaitu penduduk kampung lain tetangganya, si Getek itu dituduh benci kepada kampung kita sehingga sengaja dia mencuri dan juga sekalian menyebarkan fitnah bahwa si Muslim itulah pencurinya. Namun bagaimana badan keamanan kampung mau menangkap si Getek dari kampung lain yang ternyata sewaktu kejadian sedang dirawat di Rumah Sakit karena demam berdarah. Kejadian ini memang kejadian sesungguhnya terjadi di Madura dan kejadian ini bukan cuma sekali dua kali tetapi sudah menjadi kejadian yang umum disemua kampung2 di Madura dimana banyak masyarakat yang mendalami macam2 ilmu kebatinan yang juga namanya macam2 seperti "Ilmu Pengasih", "ilmu tobat", "Ilmu Kliwer" dan lain2. Apa yang significant dari kejadian ini adalah ciri2 dari semua umat yang secara mendalam menghayati ajaran Islam adalah menyangkal, jadi meskipun tertangkap basah jadi maling, tetap dia menyangkal, badan keamanan yang menangkapnya ditanyakan apakah bapak Islam bukan??? Kalo Islam tentunya tahu khan bahwa kita sesama Islam harus saling menutupi kesalahan !!! Demikianlah ciri2 umat yang diracuni ajaran Islam ini sama saja termasuk dalam aliran kebatinan sekalipun yaitu menyangkal bersalah. Kaitan dari kejadian ini adalah bahwa pelaku terrorist Jihad 911 yang sudah jelas2 pelakunya tertangkap basah tetapi tetap ngotot bahwa pelakunya adalah orang Yahudi. Mereka Yahudi melakukan ini untuk memfitnah umat Islam karena mereka benci Islam, mereka anti-Islam. Dan ciri ini lebih diperkuat lagi dengan perbuatan pemerkosaan massal amoy2 di Jakarta, meskipun video-nya jelas, pelakunya jelas, pengantar para pelakunya juga si Anton Medan yang mengakui dipengadilan bahkan dijatuhi hukuman 5 tahun penjara. Tetapi tetap MUI menyatakan bahwa pelakunya adalah orang2 Kristen yang membenci Islam, mereka anti-Islam, namun setelah beberapa bulan berubah tuduhannya, mereka bilang pelakunya orang2 berambut cepak (Abri), dan akhirnya mereka bilang bahwa tidak ada pelakunya karena tidak ada pemerkosaan. Ciri2 umat Islam yang selalu menyangkal bersalah dan kemudian menuduh pihak lain yang tidak ada buktinya bukanlah barang baru, bisa ditemukan diseluruh dunia Islam. Sebagai umat Islam saya mengajak kepada sesama umat untuk merenungkan bagaimana caranya kita memperbaiki citra Islam yang sebenarnya sangatlah memalukan, tidak bisa dipercaya, selalu mengorbankan orang yang tidak bersalah untuk menutupi kesalahan2 kita. Kita diajarkan untuk menutupi kesalahan sesama muslim sebagai bagian dari ukhuwah Islamiah. Menimpakan kesalahan kita kepada orang kafir adalah halal hukumnya. Namun tidak boleh kita memfitnah sesama Islam atau menimpakan kesalahan kepada sesama muslim. Ny. Muslim binti Muskitawati.