Korban Situ Gintung Tolak Doa2 Tapi Tuntut Ganti Rugi
                                   
Kebetulan musim kampanye, berbagai partai politik tidak mau melepaskan kejadian 
bagus ini meskipun tidak bagus nasib yang diderita oleh para korban2nya.

Malapetaka akibat korupsi pejabat, malah dijadikan iklan untuk politik masing2 
partai, tapi semuanya hanya menolongnya dengan doa2 saja.  Isi doanya rata2 
berisi agar para korban pasrah kemauan Allah yang cuma merupakan ujian menambah 
pahala nantinya.

Ternyata doa2 itu belum bisa menolong, para korban sekarang malah menuntut 
pemerintah untuk Ganti Rugi.  Bagi pemerintah sekarang hanya mencari kata2 baru 
yang bisa membohongi para korban, demikianlah dalam tulisan saya disini akan 
menyikapi kebohongan2 dari para penanggung jawab mengkorupsi dana perbaikan dan 
pemeliharaan tanggul situ gintung ini yang sebelumnya di-tutup2i se-olah2 belum 
pernah ada dana perbaikan dan pemeliharaan untuk tanggul ini.

Mula2 dikatakan sebagai bencana alam, kemudian dikatakan sebagai cobaan Allah, 
kemudian dikatakan sebagai kemujizatan Mesjid, kemudian ada juru kampanye yang 
menyatakan sebagai kelalaian manusia bukan bencana alam.

Akhirnya SBY mengeluarkan ancaman nyata, kasus ini akan diselidiki sampa tuntas.

Setelah para korban bisa berpikir lebih jernih, mereka akan menuntut Pemerintah 
untuk meminta ganti rugi.

Meskipun sampai sekarang belum ada yang berani menuduh adanya korupsi, tetapi 
kita sama2 tahu, apa yang terjadi disini sangat sederhana penyebabnya yaitu 
korupsi.  Dana pemeliharaan digunakan memelihara yang lain, bencana bukan 
dicegah dengan teknologi yang harus dibayar tetapi dengan doa yang hanya harus 
diimani.  Dan mesjid itulah yang dibangun untuk mempertebal iman meskipun 
mempertipis kekuatan tanggul.  Marilah kita sama2 menganalisa ketiga pernyataan 
para pejabat diwilayah ybs untuk meneliti latar belakang yang sebenarnya:
                  ------------------------------
Walikota Tangerang Selatan HM Shaleh menyatakan pada tahun 2008 tersedia dana 
Rp125 miliar untuk pemeliharaan dan perbaikan tanggul2 diseluruh wilayah 
Jabodetabek. Namun, diakuinya, tanggul Situ Gintung tidak termasuk yang 
diperbaiki. 

Menurut Kepala Balai Wilayah Sungai Cidurian-Cisadane Provinsi Banten, Djoko 
Suryanto, Situ Gintung tahun 2008 termasuk dari 11 situ yang direhabilitasi. 

Parahnya, kata Ma'ruf, sejak setahun lalu sekeliling situ dibangun jalan 
setapak untuk jogging dan rekreasi membuat tanggul semakin lemah.
                   ------------------------------


Dari keterangan Walikota diatas, bahwa memang ada dana Rp125 milyard tapi dana 
ini tidak termasuk untuk memperbaiki dan memelihara tanggul Situ Gintung.

Beda dengan keterangan Kepala Balai Wilayah yang menyatakan bahwa Situ Gintung 
pada tahun yang lalu termasuk dari 11 tanggul yang diperbaiki.

Terakhir Ma'ruf memberi kesaksian adanya proyek pembangunan tempat rekreasi 
untuk jogging yang katanya membuat tanggul semakin melemah yang jelas batu2 dan 
pasir2 penahan tanggul itu dijual kepada kontraktor yang membangun tempat 
rekreasi itu.  Lalu siapa yang menjualnya, tentu tak perlu kita tuduh2an karena 
untuk urusan itu khan ada penanggung jawabnya.

Korupsi diwilayah Tanggerang ini memang makin meningkat sejak Pemda Tanggerang 
menyatakan wilayah ini memberlakukan syariah Islam dalam segala kehidupan 
masyarakatnya, dengan sendirinya para ulama yang biasa cuma berkhotbah di 
mesjid2 sekarang malah menjadi pejabat yang membuat keputusan dan 
kebijaksanaan.  Kalo tanggul2 makin parah, maka bangunan mesjid2 makin 
bertambah.

Akibat pemberlakuan Syariah Islam, pabrik2 sepatu, pabrik2 limun, pabrik2 
pakaian, dan semua pabrik2 yang hasil produksinya dieksport mendadak mencabut 
investasinya, mereka keluar dari Indonesia, akibatnya pengangguran diwilayah 
Pemda Tanggerang ini makin meningkat berlipat ganda hanya dalam beberapa tahun 
saja.

Karena pengangguran meningkat maka nepotisme juga meningkat, para pejabat 
memberi berbagai bantuan2 hanya kepada saudara, sobat, dan mereka pengusaha 
yang doyan menyogok.  Dan kalo akhirnya tanggul situ gintung akhirnya jadi 
jebol tentu urut2annya bisa anda pikir2 sendiri sebab musababnya.  Apalagi 
tanggul situ gintung yang sudah tua ini terdiri dari batu2 dan pasir2 yang 
gampang sekali dijual truk2an oleh para pejabat dilingkungan tsb.  Masalah jual 
beli pasir dan batu bukan masalah luar biasa, sudah kebiasaan dari kepala2 desa 
diseluruh tanggerang bilamana butuh duit, maka tanah2 yang tinggi olehnya 
dikeruk dan dijual truk2an dan bila ada masyarakat menanyakan kenapa tanahnya 
dikeruk, maka sang kepala desa hanya menjawab untuk dijadikan lapangan bola.  
Demikianlah dengan rendahnya tanah2 yang dikeruk dan dijual ini, begitu 
tanggulnya jebol, tanah tsb yang paling parah diterpa oleh gelombang air yang 
dahsyat ini.  Padahal sebelum tanah yang dikeruk hingga rendah ini lebih dulu 
disewakan kepada para pendatang termasuk mahasiswa2 IAIN dari luar daerah 
banyak yang indekost di rumah2 gubuk yang dibangun para kepala desa.

Memang wilayah ini luar biasa korupnya, sejak menjadi Syariah Islam korupsinya 
pun makin men-jadi2.

Jadi jangan heran kalo sekarang mereka yang bertanggung jawab bersama para 
ulama saling menutupi kesalahan.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Kirim email ke