Korban2 Bank Syariah Makin Banyak !!! Semua pelanggar pasti mempelajari dulu pelanggaran yang akan dilakukannya, mereka mencari celah2 kelemahannya untuk dibobol dan untuk menyelamatkan diri setelah melakukan pelanggaran.
Oleh karena itulah sebuah system management yang baik selalu harus mengubah aturan2 yang digunakannya agar sulit bagi mereka untuk mempelajari celah2 yang lemah dalam membobol, merugikan, atau meng-aduk2 system management sebuah institusi. Biasanya pegawai orang dalam ini tahu seluk beluk perusahaan, bahkan tahu beberapa rahasia perusahaan. Mereka inilah bagian yang paling tinggi resiko nya dalam membobolkan management perusahaan. Oleh karena itu, system kepegawaian juga harus sering diganti, atau direcycling diputer jabatannya kemudian diubah system managementnya sehingga mereka tidak tahu kalo systemnya juga sudah berubah. Berbeda dengan system yang mengkaitkan dengan kebiasaan yang berlaku dalam agama Islam. Semua orang yang beragama sama pasti tahu ciri2 agamanya itu sendiri, jadi enggak susah baik membobol atau menipu langganan resikonya sama2 tingginya. Inilah yang jadi kelemahan bank Syariah, tujuannya memang mau menolong umat, tapi dalam prakteknya justru merugikan umat. Menarik umat menjadi nasabahnya sangat mudah, karena atribut2 agama Islam bisa dijadikan umpannya. Ajaran Islam tidak mengenal Bank Syariah, karena dizaman nabi Muhammad belum ada bank, belum ada uang, bahkan belum ada surat, tanda tangan, maupun tulisan. Tapi kalo dizaman sekarang ada Bank Syariah yang menggunakan atribut Islam ini sebenarnya sama sekali tidak ada kaitan hubungan dengan ajaran Islam itu sendiri, cuma atributnya saja digunakan untuk umpan umat yang bodoh ini agar bisa dijadikan korban2nya. Dengan dukungan partai2 politik Islam, bank Syariah ini didirikan dengan beragam tujuan tapi satu yang pasti, yaitu menghimpun dana dari umat Islam yang sudah diracuni keimanannya sehingga tidak waspada kalo dijadikan korban2nya. Partai2 besar yang sekuler punya banyak cara dalam menghimpun dana, sebaliknya partai2 Islam yang kecil dan para pendukungnya hanya tdd dari kaum fundamentalist yang mudah ditipu akan menjadi sapi perahan yang empuk. Demikianlah, bank Syariah yang melengkapi dirinya dengan atribut2 Islam tentu tidak sukar untuk menjadikan mereka korban2 permainan ini. Bank yang bukan Syaria distempel sebagai riba, sedangkan bank Syariah yang mempraktekan riba yang sesungguhnya dikatakan sebagai halal. Dimasa hidupnya nabi Muhammad tidak dikenal bank, konsekuensinya juga tidak dikenal bunga bank, Tetapi, praktek lintah darat sudah dikenal ribuan tahun sebelumnya, dan praktek lintah darat inilah yang dinamakan "riba". Ciri2nya, mereka menawarkan pinjaman uang dengan agunan yang lebih besar beberapa kali lipat dari pinjamannya. Sasaran mereka bukanlah bunga, juga bukan bagi hasil, tapi agunannya itu lah yang jadi sasaran utamanya. Demikianlah, Bank Syariah bukanlah bank meskipun menyaru menggunakan nama Bank. Bank Syariah adalah praktek "riba" sebagai lintah darat yang sudah dikenal ribuan tahun yang lalu. Korban bank riba makin banyak berjatuhan, tapi pemberitaan makin sedikit yang diedarkan. http://us.detiknews.com/read/2010/04/13/003910/1337022/10/dirut-bank-syariah-mandiri-dilaporkan-ke-bareskrim?991102605 System management bank Syariah sangat rapuh, baik dari dalam bank itu sendiri maupun dari luar sama2 bisa dibobol sehingga kalopun terjadi hal2 yang merugikan para nasabah, cuma saling tunjuk dan saling menyalahkan saja tanpa ada yang bisa ditindak dan tidak ada yang bisa dituntut untuk bertanggung jawab. Apalagi dilindungi oleh para petualang politik kotor dari partai2 Islam yang selalu terjepit kekurangan dana. Ny. Muslim binti Muskitawati.