MUI itulah Sumber Data Buku Gurita Cikeas !!!
                                                   
Kumpulan pihak2 yang kalah pemilu tentu saja sakit hati, mau bales tidak bisa, 
untung ada manusia kayak George Junus Adicondro ini yang bisa memanfaatkan 
pihak yang kalah untuk mengumpulkan data2 sekunder yang justru lebih 
berkualitas dan bernilai untuk dianalisa penyelewengan2 yang dilakukan SBY dan 
kelompoknya.

MUI beserta partai2 Islam gurem pendukung Syariah yang tersisih secara 
memalukan dalam pemilu yang lalu sekarang bergabung dengan Jusuf Kala, dengan 
juru tendang bolanya George Junus Adicondro yang tidak takut resiko apapun 
dalam melakukan tendangan maut ini, karena dengan status warganegara Australia, 
tidak bisa SBY seenaknya main penjarakan warganegara asing.


> "sunny" <am...@...> wrote:
> Refleksi: Bagus juga pengkajian buku
> "Membongkar Gurita" diikutsertaka MUI.
> Seandainya apa yang ditulis dalam buku
> ini benar menurut MUI,  kalau ternyata
> isi buku ini benar menurut MUI, apakah
> okonom-oknom terlibat meyetitir gurita
> korupsi akan dicegah untuk tidak bisa
> masuk surga?
> 


Tidak bisa diragukan kalo sebenarnya SBY juga salah satu dalangnya dalam kasus 
penggelapan uang negara dengan kedok bail out bank Century.

Tapi urusan buku yang diterbitkan oleh GJA ini sejalan paralel dengan vested 
interest kelompok MUI.  Kira2 urusannya cuma sekitar urusan sumber duit, 
sekitar sumber dana bagi masing2 kelompoknya.  Kalo ditinjau dari aspect posisi 
jabatannya, maka SBY yang paling gampang cari dananya apalagi menteri2nya jadi 
tangan2 guritanya bisa menjangkau semua bidang management yang ada dinegara 
ini.  Lain lagi kalo ditinjau dari aspect kelompok2 Islam pendukung Syariah ini 
yang telah terjepit disegala lini hingga sumber dana mereka satu2nya adalah dua 
tokok KPK ini yaitu Bibit-Chamsah.

Kalo mau tanya urusan korupsi, semuanya korupsi, cuma yang ditangkap itu khan 
bukan yang kuatnya, apalagi kelompok Islam yang sudah hampir punah di 
Legislatif dan Eksekutif yang hingga saat ini cuma bisa numpang2 di partai2 
besar yang sekuler.  Wajar kalo kejaksaan-kepolisian yang mau menindak 
perbuatan korup dari Bibit-Chamsah ini membuat emosi kelompok Islam meledak dan 
jadi nekad melawan berusaha menjatuhkan SBY dengan berbagai cara.  Kebetulan, 
SBY terlibat urusan bank Century, padahal kalo memang butuh uang dia bisa 
terang2an sebagai eksekutif ambil dari dana negara yang tersedia tak ada yang 
bisa nuduh korupsi karena dia kepala eksekutif yang punya kekebalan atas 
keputusan2nya.  Apa yang dilakukan SBY ini sama dengan tindakan tolol Gus Dur 
yang mau ambil dana Bulog lewat tukang pijetnya, akhirnya dia dijatuhin secara 
memalukan.

Akhirnya sedang rame2nya menuntut pembebasan Bibit-Chamsah ini, maka kelompok 
MUI dan partai2 gurem pendukung Syariah Islam ini menambah tuntutannya ke SBY 
terkait dengan Bank Century.

Untuk menyetop urusan rame2 Bank Century inilah akhirnya SBY secara tarik ulur 
membebaskan Bibit-Chamsah dari tuntutan dan menghentikan proses hukumnya yang 
sudah diujung pintu pengadilan ini.

Ternyata suara sumbang yang mau rame2in bank Century ini cuma separoh saja yang 
mundur, selebihnya merasa dendam kepada SBY masih nekad mengusruk agar urusan 
Bank Century ini berlanjut kepengadilan.

Dalam kondisi beginilah George Junus Adicondro mengail diair keruh, meskipun 
dulu2nya dia kelihatan bukan kelompok MUI ataupun partai2 pendukung Syariah, 
tetapi dalam kasus ini dia punya vested interestnya sendiri, dia mengharapkan 
bisa jual buku menghasilkan jutaan dollar, padahal penghasilannya di Australia 
berapa sih, paling pas2an cuma untuk nafas aja koq.

Demikianlah GJA ini akhirnya memilih kelompok yang memusuhi SBY ini yaitu MUI 
untuk dijadikan sumber informasinya yang kemudian dibandingkan dengan data2 
yang ditemukannya sendiri.

Secara jujur, data yang diperoleh GJA saya pastikan sangatlah akurat, justru 
kelompok SBY itulah yang tidak punya data meskipun se-olah2 dia yang memiliki 
data primernya.  Belum tentu SBY memiliki atau masih menyimpan data2 yang 
seharusnya dikuasainya ini.  Data primer itu adalah data kasar yang belum 
diproses, sedangkan data secunder adalah data yang sudah diolah dan diproses 
untuk bahan analysis.

Jadi dalam kasus ini, tanpa harus tunggu hasil pengkajian, sudah bisa saya 
pastikan bahwa GJA menang disegala lini.

Memang disini akhirnya terbongkar, bahwa SBY itu sebenarnya doktor tolol, dia 
bukan harusnya diberi gelar doktor, kualitasnya terlalu rendah sehingga tidak 
memahami arti data sekunder, dan mengira data primer yang dimilikinya itu bisa 
digunakan untuk menghancurkan argument2 yang dilemparkan oleh GJA.

Apalagi sekarang terlihat tanda2 Skandal Konspirasi antara GJA dan MUI jadi 
makin jelas dimata kita semua.  Bahkan, Jusuf Kala sudah siap menendang bola 
gol kegawang SBY, dan JK sekarang lagi siap2 bikin kejutan untuk menjadikan SBY 
dan kelompoknya yang korup ini shock.

Bagi saya kedua kelompok ini sama2 korupnya jadi tidak akan berpihak melainkan 
melihatnya dari tempat yang netral, bahkan George Junus Adicondro ini bukan 
lain hanyalah kutu vested interest yang menimba keuntungan dari perseteruan 
politik ini, apalagi dia berstatus warganegar australia sehingga kebal hukum 
karena ada kekebalan diplomatik sebagai orang asing yang diundang pihak 
tertentu untuk buka bedah buku Gurita Cikeas ini.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Kirim email ke