http://www.suarapembaruan.com/News/2008/10/23/Utama/ut04.htm

SUARA PEMBARUAN DAILY 
--------------------------------------------------------------------------------

Memperjuangkan Kaum Marginal dan Pluralisme

 

Banyak produk kebijakan dan aturan dinilai tidak lagi sejalan dengan prinsip 
kebangsaan. Untuk itu perlu saluran aspirasi, sekalipun kecil, untuk 
menyampaikannya dalam berbagai tingkatan. Tidak perlu lagi ada ribuan gereja 
dan tempat ibadah lain yang dibakar, tidak perlu lagi ada warga minoritas yang 
dinomorduakan atau sulit menjalankan ibadah, dan bukan saatnya lagi memaksakan 
kehendak sebagai kelompok mayoritas. 

"Kita pernah menyampaikan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa penutupan 
tempat ibadah kelompok tertentu tidak boleh dilakukan oleh kelompok masyarakat 
lain, tetapi yang berwenang adalah negara. Ini juga yang menimpa pada 
saudara-saudara kita yang dituding sebagai kelompok Ahmadiyah," tegas Ruyandi. 

Perjuangan PDS rupanya tidak semata untuk kelompok Kristen. Ini terbukti dengan 
adanya anggota yang juga beragama Islam karena menghargai perjuangan yang sudah 
dilakukan oleh PDS. Platform menyuarakan kepentingan pihak yang terpinggirkan 
pun semakin disuarakan oleh PDS dalam berbagai tingkatan. 

Ibarat lilin yang menyala dalam kegelapan, PDS kini semakin unjuk gigi di 
kancah politik nasional. Jumlah anggota Fraksi PDS DPR sebanyak 13 orang, 
diharapkan menjadi ujung tombak memperjuangkan berbagai kepentingan 
konstituennya. Paling tidak, dari 79 anggota DPR yang berlatar bekalang 
Kristiani, ada 13 anggota PDS yang berani untuk menyatakan sikap secara 
terbuka. Tidak hanya dalam proses legislasi, PDS juga terjun langsung 
memperjuangkan nasib pihak yang termarjinal. 

Perjuangan PDS diharapkan semakin memantapkan partai tersebut menarik simpati 
dalam Pemilu 2009 mendatang. Penolakan atas sejumlah rancangan undang-undang 
(RUU), advokasi warga Kristen yang ditindas, protes atas konsep bernegara yang 
jauh dari nilai Pancasila, hingga praktik bermasyarakat yang melenceng dari 
semangat kebangsaan, menjadi fokus PDS. 

Pada tataran implementatif, semua elemen bangsa harus menempatkan hirarki 
perundang-undangan yang tepat dan ditaati semua pihak. Hukum tata negara harus 
dijunjung tinggi dan bukan berlandaskan agama atau kepentingan tertentu. 


Perkuat Konsolidasi 

Konsolidasi untuk pemenangan Pemilu, menurut Ketua Badan Pengendalian dan 
Pemenangan Pemilu PDS, Martin Sirait, semakin dikuatkan. Hal itu penting, 
mengingat PDS pun sempat terlarut dalam konflik internal berkepanjangan, 
sehingga banyak energi dan waktu terbuang untuk menyelesaikan konflik tersebut. 

"Sejak musyawarah tahun 2006, kita lebih banyak melakukan konsolidasi internal 
karena banyak konflik. Kita baru selesaikan dan itu melelahkan semua sumber 
daya kita. Ada restrukturisasi di berbagai daerah dan membereskan dapur untuk 
persiapan yang lebih bagus," kata Martin. 

Optimisime meningkatkan perolehan suara pun cukup tinggi, di tengah lahirnya 
banyak partai baru, termasuk partai berbasis agama lainnya seperti Partai Kasih 
Demokrasi Indonesia (PKDI). Apalagi, beberapa kalangan yang merasa kecewa 
dengan PDS turut bergabung dengan PKDI. 

Belajar dari pengalaman Pemilu 2004, PDS lebih berkonsentrasi pada program dan 
tidak mau lagi dicurangi perolehan suaranya sehingga potensi kursi pun 
berkurang. Konsolidasi yang dimaksud juga tidak saja di dalam negeri, tetapi 
juga terhadap komunitas Indonesia di luar negeri. Sejumlah isu perdamaian, 
perjuangan hak minoritas, hingga upaya pengembangan teknologi pun dibuka oleh 
perwakilan PDS di seluruh dunia. 

Selain berkonsentrasi pada Pemilu 2009, PDS yang pernah mendukung 
capres-cawapres Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi ini mulai 
menimbang-nimbang siapa-siapa saja yang akan didorong dalam pemilihan presiden 
(Pilpres) 2009 nanti. Sejumlah nama-nama yang beredar pun dikaji. Belum ada 
yang sudah dipastikan sebagai kandidat yang diusung PDS bersama partai lainnya. 
[H-12] 


Last modified: 23/10/08 

<<2310prof.gif>>

Kirim email ke