http://www.republika.co.id/berita/51468/Menengok_Studi_Islam_di_Xinjiang


Menengok Studi Islam di Xinjiang
By Republika Newsroom
Rabu, 20 Mei 2009 pukul 10:01:00 
 
XINJIANG -- Sejak kecil, Mamat Reyim (23), warga Urumqi, Uighur Xinjiang, 
sebuah daerah otonomi di Republik Rakyat Cina (RRC) sudah gemar membaca 
Alquran. ''Membaca kitab suci Alquran selalu menjadi hal yang menyenangkan buat 
saya,'' tutur Reyim.

Kecintaannya kepada kitab suci membuatnya bercita-cita menjadi seorang ulama 
yang ahli Alquran. Untuk mewujudkan impiannya itu, Reyim pun menimba ilmu di 
Akademi Studi Kitab Suci Islam Xinjiang. Jika tak ada aral melintang, tahun ini 
Reyim akan menyelesaikan studinya di akademi itu.

Selepas menyelesaikan studinya di Xinjiang, Reyim berencana untuk melanjutkan 
studinya ke perguruan tinggi Islam terkemuka di dunia, Universitas Al-Azhar di 
Kairo, Mesir. Demi mewujudkan cita-citanya menjadi ulama yang ahli Alquran, 
Reyim pun telah mendaftarkan dirinya untuk mendapatkan beasiswa dari Kedutaan 
Besar Mesir di Beijing.

''Saya sangat yakin dengan kemampuan saya untuk bersaing mendapatkan 
beasiswa,'' tutur Reyim kepada surat kabar China Daily seusai mengikuti audisi 
di Kedutaan Besar Mesir di Beijing, Senin (18/5). Saat ditanya apakah dirinya 
tegang saat dites, sembari tersenyum Reyim berkata, ''Tidak sama sekali.'' 

Selain pandai berbahasa Arab dan Inggris, Reyim juga dikenal sebagai atlet 
atletik di kampusnya. Ia pun ahli menggunakan instant messaging untuk menjalin 
pertemanan dengan orang Timur Tengah dan Cina. Pemuda yang pemalu itu mengaku 
sangat mencintai akademi tempat dirinya menimba ilmu saat ini.

Ia pun berjanji akan kembali ke kampusnya begitu menyelesaikan studinya di 
Mesir, kelak. ''Saya akan kembali untuk mengajar setelah meraih gelar di 
Mesir,'' ungkapnya. Reyim adalah salah satu dari 160 anak muda Muslim di 
Provinsi Xinjiang Cina yang beruntung bisa melanjutkan studinya di Akademi 
Studi Alquran.

Berdasarkan data statistik, di wilayah otonomi Uighur Xinjiang, terdapat 
sekitar 12 juta umat Muslim.  Di wilayah itu, tersebar sekitar 24 ribu tempat 
ibadah, sekitar 23.900 di antaranya adalah masjid. Urumqi, tempat kelahiran 
Reyim, tercatat memiliki 461 tempat ibadah, sekitar 433 di antaranya adalah 
masjid. 

"Keberadaan lembaga pendidikan, seperti Akademi Studi Alquran Xinjiang  
merupakan sarana yang paling baik untuk memenuhi kebutuhan spiritual penduduk 
lokal,'' tutur Muhetaer Aishan, deputi ketua Komisi Hubungan Keagamaan dan 
Etnik Xinjiang.

Akademi yang telah berdiri sejak 1987 itu menawarkan program studi keislaman 
selama empat tahun. Selain itu, perguruan tinggi itu juga mengadakan pelatihan 
singkat bagi para imam. Menurut Pimpinan Akademi Studi Alquran Xinjiang, Wupuer 
Rexiti, Pemerintah Cina turut membantu mendanai aktivitas akademik.

Menurut Rexiti, untuk meningkatkan fasilitas dan kegiatan akademik, Pemerintah 
Cina menyalurkan bantuan sebesar 4 juta yuan per tahunnya. "Anak muda Muslim di 
Xinjiang yang berusia antara 18 hingga 25 tahun bisa kuliah di akademi ini, 
selepas mereka menyelesaikan sekolah menengah atas,'' ungkap Rexiti.

Akademi itu menawarkan 16 pogram studi, termasuk hafalan Alquran, hukum dan 
kebudayaan Islam, komputer, bahasa Arab, dan Inggris. "Mahasiswa kami harus 
menguasai pengetahuan agama dan umum serta keahlian. Sehingga, mereka bisa 
melayani umat Islam ketika mengabdikan dirinya menjadi pemimpin umat di 
masjid-masjid yang tersebar di Xinjiang.   heri ruslan

<<20090520100108.jpg>>

Kirim email ke