Meraih Kebahagiaan dengan Pikiran
--Oleh Anwar Holid

"Kebahagiaan itu seperti kupu-kupu. Semakin kita kejar, semakin dia berusaha 
terbang menghindar," kata Arvan Pradiansyah di tengah para penyimak yang 
memenuhi Function Hall Gramedia Matraman, pada Sabtu, 3 Januari 2009 lalu. 
Ketika memasuki toko buku itu, karya terbarunya The 7 Laws of Happiness (Kaifa, 
423 h.), didisplay secara khusus baik di bagian "buku baru" dan "buku laris." 
Sementara poster covernya mencolok dalam neon box di beberapa pilar. 

Memasuki tahun 2009, penerbit Kaifa mengadakan talkshow mengajak masyarakat 
untuk melakukan resolusi tahun baru untuk hidup yang lebih bahagia, dengan 
Arvan Pradiansyah sebagai pembicara. Biasanya resolusi lebih ditujukan untuk 
meraih sukses maupun memenuhi target yang lebih besar lagi, kenapa kali ini 
malah untuk mendapatkan bahagia? Apa bahagia merupakan sesuatu yang amat sulit 
diraih hingga perlu resolusi untuk itu?

Sebagai pembicara publik berpengalaman dan telah menyinggung subjek tersebut 
sejak lama dalam buku-buku terdahulunya, Arvan membicarakan tentang kebahagiaan 
dengan lancar. Bila dulu dalam buku-bukunya tema kebahagiaan merupakan salah 
satu bagian dari pembicaraan mengenai "life management" (manajemen kehidupan), 
kini tema tersebut menjadi fokus utama. The 7 Laws of Happiness termasuk utuh 
membicarakan tentang kebahagiaan beserta faktor yang mempengaruhinya, dengan 
pendekatan yang lebih mudah dibaca misalnya bila dibandingkan dengan The 
Authentic Happiness (Martin E. P. Seligman), yang jauh lebih serius dan 
teoretis.

"Kalau punya pikiran yang tenang, berpikir dan berkontemplasi dengan baik, 
biasanya kebahagiaan lebih mudah kita dapatkan," kata Managing Director 
Institute for Leadership & Life Management (ILM) yang telah menerbitkan empat 
buku ini, masing-masing disertai penerimaan pasar yang memuaskan. ILM merupakan 
lembaga yang bergerak di bidang pelatihan dan konsultasi sumber daya manusia. 

Talkshow kemarin berlangsung akrab dan interaktif, bahkan Arvan sempat 
mengadakan simulasi bersama para peserta. Meski pendengar boleh langsung 
menanggapi bila mau berkomentar, dia berhasil mengusung semua poin dalam 
bukunya. Secara garis besar rahasia hidup yang bahagia itu tergambar pada 
cover, berupa rumah dengan tiga pilar intrapersonal (hubungan seseorang dengan 
dirinya sendiri), tiga unsur interpersonal (hubungan seseorang orang lain), dan 
sebuah unsur spiritual, berbentuk rasa berserah diri dan percaya seratus persen 
kepada Tuhan.

Seperti disangka sebelumnya, kebahagiaan memang mudah dibicarakan, namun sulit 
dicapai, apalagi bila seseorang tengah kalut, dirundung malang, atau merasa 
hidup dan perbuatannya sia-sia. Di sinilah pendapat Arvan secara prinsip 
berbeda dengan pendapat umum. Dia yakin bahwa inti kebahagiaan ialah 
keberhasilan seseorang dalam memilih pikiran agar hidupnya bahagia. 

"Pikiran memang abstrak, tapi memiliki alat yang lebih jelas, yaitu otak,"  
kata dia kepada peserta yang bingung membedakan apakah kebahagiaan itu berada 
di dalam hati, pikiran, atau jiwa. "Kebahagiaan itu bisa dikontrol," tegasnya. 
Begitu juga bila dikontraskan dengan penderitaan. "Kebahagiaan itu seiring 
kedewasaan menerima penderitaan." Meski begitu kebahagiaan juga punya hukum 
yang tetap, misalnya ia punya syarat minimal. Sering karena perspektif yang 
terlalu sempit, orang jadi terlalu sukar meraih kebahagiaan. 

The 7 Laws of Happiness tampak cukup sukses meraih pembaca, terlihat dari 
antusiasme mereka mengikuti acara sampai akhir, silih berganti mengajukan 
komentar kritis, dan disambut dengan tangkas oleh Arvan. Dalam waktu dekat 
Kaifa akan mengadakan acara serupa di Bandung dan Surabaya.[]

Copyright © 2008 BUKU INCARAN oleh Anwar Holid

Situs terkait:
http://www.mizan.com
http://www.ilm.co.id
http://www.arvanpradiansyah.com (under construction)

Kontak dengan Arvan Pradiansyah di Facebook.com


      

Kirim email ke