[zamanku] Mereka yang disebut Islam 2

2008-09-03 Terurut Topik Iman K.
Salam...


Menyambung postingan yang pertama yang kita beri judul ‘Mereka yang disebut 
Islam’  maka sekarang kita tiba kepada bahasan yang kedua, yakni bagaimana jika 
seseorang yang hatinya tunduk kepada kebenaran. Pintu hatinya terbuka untuk 
menerima dan bertindak menurut kebenaran sementara lahiriahnya dia adalah non 
muslim seperti misalnya Descartes.  (Seorang filosof Perancis,red.)
 
Descartes ini jika kita ikuti sejarah hidupnya dari buku-buku sejarah, kita 
bisa menyaksikan bagaimana dia memulai filsafatnya dari keraguan, ia meragukan 
semua yang ia ketahui dan mulai dari nol. Ia betul-betul memulai pemikirannnya 
dari titik awal dengan mengatakan “ Aku berpikir, maka aku ada”. Sebuah ucapan 
yang sampai detik ini masih sangat segar dalam ingatan semua filsuf, sebuah 
kata yang menunjukkan kepada kesadaran penuh atas keberadaannya sendiri. 
Keberadaan diri yang dibungkus jasad dengan ruh sebagai inti diri yang 
sekaligus pembuktiannya tentang keberadaan Tuhan. 
 
Descartes dengan kesadaran dan pencariannya yang luar biasa, ia mampu 
membuktikan keberadaaan ruh dan dengan itu semakin nyata baginya tentang 
keberadaan Tuhan. Namun ketika tiba kepada isyu pemilihan agama, maka iapun 
memilih Kristen sebagai agamanya karena dinegaranya kristen merupakan agama 
yang mayoritas dan sekaligus agama negaranya.
 
Namun demikian, dalam sejarahnya Descartes pernah mengatakan ‘ Saya tidak 
mengatakan bahwa agama Kristen adalah sebaik-baik agama yang ada didunia. 
Mungkin saja ada agama lain diujung dunia sana yang lebih baik dari agama 
kristen, namun yang sampai kepada saya dan sepanjang yang saya tahu Kristen 
adalah agama yang terbaik. Saya mengatakan demikian karena itulah yang sampai 
kepada saya dan saya sama sekali tidak berselisih dengan kebenaran lain jika 
memang diluar sana ada lagi kebenaran yang belum saya tahu.
 
Orang-orang semacam Descartes ini jika kita mendengar dan membaca dari apa yang 
dia ucapkan, maka sesungguhnya dia sudah tunduk kepada kebenaran dan orang yang 
sudah tunduk kepada kebenaran tidaklah pantas disebut sebagai orang kafir. Dia 
sudah mendeklarasikannya sendiri bahwa dia tidak berselisih dan tidak pula 
menentang apalagi membangkang terhadap kebenaran sebagaimana ciri khas dari 
kafir yakni penentangan dan pembangkangan terhadap kebenaran.. Orang semacam 
ini tidak bisa disebut sebagai kafir dan juga tidak bisa dinamakan sebagai 
muslim. 
 
Muslim dan kafir bukanlah lawan kata atau dua oposisi yang saling bertentangan. 
Dengan kata lain jika Descartes disebut muslim maka dia haruslah mengerjakan 
syariat muslim sebagaimana yang dikerjakan oleh muslim yang lainnya, demikian 
juga kalau dia kafir maka dia akan berselisih dan membangkang serta 
bertentangan dengan kebenaran.
 
Namun dari apa yang kita perhatikan didalam catatan sejarahnya, jika memang 
betul apa yang dia katakan bahwa dia bersikap tunduk kepada kebenaran dan dia 
benar-benar tidak memiliki lagi waktu untuk meneliti maka Descartes dapat 
disebut sebagai “Muslim Watak” atau Dispositional Muslim.. Kita banyak 
menemukan muslim watak sampai hari ini disekitar kita, lahiriahnya mereka bukan 
muslim tetapi perbuatan dan wataknya terkadang lebih islam dari pada orang 
islam sendiri. 
 
Saya mengambil contoh nama Descartes bukan bermaksud untuk mengatakan bahwa apa 
yang dilakukan oleh Descartes adalah sesuatu yang sudah final dan di rhidoi 
oleh Tuhan. Karena sebagaimana yang pernah kita singgung sebelumnya dipostingan 
yang berjudul ‘siapakah yang akan masuk surga’ bahwa siapa yang akan mendapat 
rhido dan ampunan serta siapa yang akan masuk surga neraka yang tahu hanyalah 
Tuhan semata. Yang bisa kita reka-reka dan nilai adalah hanya apa-apa yang 
terlihat dan terdengar oleh kita, selebihnya akan menjadi urusan Tuhan.
 
Dan didalam bahasan ini kita juga tidak bermaksud untuk menilai atau 
menonjolkan individu-individu, contoh yang kita ambil hanyalah sarana bagi kita 
untuk bisa memahami perbedaan antara apa yang kita sebut sebagai Muslim, Non 
Muslim dan Kafir. 
 
 
 
Salam,
 
 
Iman K.
www.parapemikir.com


  Get your new Email address!
Grab the Email name you've always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[zamanku] Mereka yang disebut Islam

2008-09-02 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Bahasan kali ini adalah penjelasan penting dari pembahasan awal kita kemarin, 
yang kita beri judul ‘perbuatan baik non muslim’. Sekarang kita tiba kepada 
persoalan dan sekaligus pertanyaan apa sih yang disebut muslim atau Islam itu?

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar dari kita beragama bukanlah karena 
kita telah memilih agama yang diyakini benar, melainkan karena sejak terlahir 
kita sudah mengikuti agama orang tua. Tak pelak lagi kita mayoritas beragama 
karena faktor keturunan dan faktor geografis.

Berbicara mengenai faktor geografis kita bisa melihat dengan mata kepala kita 
sendiri bahwa jika mayoritas penduduk suatu negara beragama Kristen maka 
seterusnya penduduk suatu negara tersebut akan terus didominasi oleh pemeluk 
agama kristen. Jika mayoritas penduduk suatu negara beragama Islam  maka 
seterusnya penduduk suatu negara tersebut akan terus didominasi oleh pemeluk 
agama Islam dan begitu seterusnya.

Persoalan geografis ini berlaku juga untuk penggunaan bahasa, Jika mayoritas 
penduduk suatu negara berbahasa Inggris maka seterusnya penduduk suatu negara 
tersebut akan terus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa mereka. Jika 
mayoritas penduduk suatu negara berbahasa Indonesia maka seterusnya penduduk 
suatu negara tersebut akan terus menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa 
mereka dan begitu seterusnya. Perubahan tentang pola serupa ini hanya bisa 
terjadi jika terjadi peristiwa besar dan sangat luar biasa seperti terjadinya 
peperangan, penjajahan atau kehadiran orang-orang suci dan orang-orang yang 
sangat berpengaruh.

Kita mengenal agama sama kunonya dengan pengenalan kita terhadap bahasa dan 
orang tua kita. Kita mengenalnya sudah sejak terlahir kedunia ini, sehingga 
sangat sulit untuk lepas dan melepaskannya keyakinan kita terhadap suatu agama 
walaupun hanya untuk sekedar merenungkan kebenarannya. Lepas atau melepaskan 
keyakinan kita terhadap suatu agama sama sulitnya dengan kita melepaskan 
keyakinan tentang siapakah orang tua kita yang sebenarnya. [tentang ini, jika 
ada kesempatan mungkin akan kita bahas dengan tema khusus]

Sekarang kita kembali kepada tema kita kali ini, yakni mereka yang disebut 
muslim. Dalam persoalan yang kita ajukan ini, maka mereka-mereka yang terlahir 
didalam keluarga muslim karena faktor keturunan dan geografis disebut muslim, 
dan mereka-mereka yang terlahir diluar keturunan muslim dan kemudian meniru 
agama orang tua mereka, maka mereka disebut non muslim.

Sesungguhnya faktor keturunan dan faktor ‘kebetulan’ orang terlahir dari 
keluarga muslim ataupun non muslim tidaklah terlalu banyak bernilai. Karena 
nilai sesungguhnya dari muslim itu adalah hati yang tunduk kepada kebenaran. 
Pintu hatinya terbuka untuk menerima dan bertindak menurut kebenaran.

Jika seseorang memiliki fitrah tunduk kepada kebenaran dan karena adanya sebab 
tertentu realitas kebenaran tersembunyi atau tidak sampai kepadanya, maka 
sesungguhnya Allah tidak akan menghukumnya sebagaimana yang dikatakan al-quran 
surat   17 ayat 15 :

“Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak 
akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.”

Mengacu kepada ayat al-quran tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa mustahil 
Tuhan menghukum seseorang bila kepadanya belum sampai kebenaran yang lengkap 
dan sempurna. Dengan kata lain bisa dikatakan, mustahil bagi Allah yang Maha 
Bijaksana dan Maha Pengasih menghukum seseorang yang mana kepadanya belum 
sampai berita dan peraturan tentang mana yang boleh dan mana yang dilarang. 
Artinya tidak layak hukuman diberikan tanpa adanya penjelasan terlebih dahulu.




Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com

Thread berikutnya berjudul : Mereka yang disebut Islam 2



  Try cool new emoticons, skins, plus more space for friends. 
Download Yahoo! Messenger Singapore now!
http://sg.messenger.yahoo.com