Mesir Merupakan Tempat Lahir Dan Berkembangnya Forensic !!! Ilmu Kedokteran Forensic mulanya dikembangkan oleh dokter2 di-Inggris tetapi pengembangan yang menjadikan ilmu ini terkenal adalah akibat aplikasi forensic ini dalam berbagai penyelidikan polisi Inggris di Mesir untuk memecahkan perkara2 kriminal.
Pada abad ke 17-18, Mesir merupakan jajahan Inggris sehingga semua peraturan Inggris harus dipatuhi rakyat di Mesir. Namun perkara2 kriminal yang berkaitan dengan kepercayaan Islam maupun kepercayaan2 lainnya sering membuat perbuatan kriminal bisa di-tutup2i. Seorang dokter muda dari Inggris ditugaskan pemerintah Inggris untuk membantu polisi di Mesir, Dr.Sir Sydney Smith yang akhirnya terkenal sebagai bapak medical forensic sekarang ini, pengalaman2nya diterbitkan kedalam berbagai bahasa yang dibaca oleh semua ahli2 didunia. Salah satu pengalamannya yang menarik akan saya cuplikan dibawah ini secara ringkas. Abdullah adalah seorang bapak yang punya 2 anak wanita dan satu anak laki2. Ketiganya sudah dewasa semuanya. Anak wanita nomor dua, juleha dinikahkan dengan seorang laki2 bernama Karim. Kehidupan rumah tangga Karim ini tidak begitu baik, setiap hari terdengar oleh tetangganya ribut2 cekcok suami isteri. Pada suatu hari Juleha menghilang, setelah sebulan belum juga terlihat, sang suami kelihatan gelisah dan bertanya kiri kanan kepada tetangga2nya. Abdullah yang ayahnya Juleha curiga, dia menanyakan kemana hilangnya Juleha ini, oleh Karim dijawab bahwa dia juga tidak tahu, tetapi beberapa hari sebelum si Juleha hilang oleh Karim melihat Juleha ditemui dan ber-cakap2 dengan seorang laki2 yang tidak dikenalnya. Karim menduga si Juleha melarikan diri bersama laki2 itu. Tetapi, Abdullah dan anak laki2nya, si Anwar tidak percaya keterangan si Karim karena mereka tahu bahwa Juleha selalu cekcok dengan si Karim karena urusan cemburu adanya simpanan wanita lain oleh si Karim. Setelah tiga bulan berlalu tetap si Juleha tidak bisa ditemukan, akhirnya si Anwar diam2 melaporkan hilangnya Juleha ini kepada polisi dan memaksa polisi agar menindak dan menangkap si Karim atas dasar laporan si Anwar. Kepolisian tidak bisa bertindak se-wenang2 atas tuduhan si Anwar yang tidak ada bukti2nya. Tetapi pihak kepolisian tidak berkeberatan sekedar menginterogasi si Karim terkait hilangnya sang isteri (Juleha). Tapi hasil interogasi inipun negatip tak ada bukti si Karim yang menghilangkan Juleha. Anwar, saudara laki2 si Juleha ini naik pitam, dia sangat membenci si Karim yang dia yakini telah membunuh adik perempuannya si Juleha karena adanya wanita lain yang disembunyikannya. Gagal mendapatkan keadilan dari polisi, maka si Anwar melakukan tapa semedi, dan berpuasa untuk meminta petunjuk Allah tentang dimana keberadaan si Juleha sekarang ini, dia bertapa dibelakang semak2 dekat sumur dirumah si Karim. Setelah 7 hari 7 malam dia bertapa, akhirnya datang juga petunjuk Allah itu, Malaikat Jibril muncul dihadapannya ditengah malam Jum'at, dan bersabda memberi informasi bahwa benar si Juleha telah dibunuh si Karim dan mayatnya dikuburkan disumur kering yang dalam yang lokasinya cukup jauh yaitu sumur dirumah isteri kedua si Karim. Pagi2 sekali, si Anwar melaporkan wahyu Allah ini kepada ayahnya, dan sang Ayah memerintahkan si Anwar untuk melaporkan wahyu ini kepada pihak polisi sebagai bukti. Pihak polisi tentunya tidak percaya tahyul, juga tidak percaya Islam, tak bisa gara2 adanya wahyu mengharuskan polisi menangkap si Karim dengan tuduhan pembunuhan Juleha. Akibatnya, Abdullah dan Anwar marah besar, bersama orang2 sekampungnya yang berjumlah lebih dari 100 orang mereka berdemo menuntut keadilan kepolisian untuk menangkap si Karim yang sudah diyakini penduduk sebagai pembunuh si Juleha. Karena masalah politik inilah, akhirnya kepala polisi setuju untuk membawa rombongan penyidik kerumah isteri kedua si Karim dan menggali sumur kering dirumahnya itu. Hasilnya, sangat sangat mengejutkan, mayat si Juleha ditemukan sudah rusak, si Karim mungkir bahwa itu mayat isterinya, dan dia tetap menyangkal membunuh si Juleha. Tapi apa daya, barang bukti sudah bicara, si Karim langsung diborgol dibawa ke penjara. Sementara si Karim berada di Penjara, mayat si Juleha dikirim kepada Dr. Sir Sydney Smith untuk pemeriksaan autopsi memastikan cara matinya maupun memastikan bahwa mayat itu memang sesuai dengan ciri2 si Juleha. Hasil pemeriksaan autopsi malah lebih mengejutkan lagi, ternyata mayat itu bukan mayat Juleha tapi mayat nenek2 tua yang mati sakit normal yang bukan karena pembunuhan. Namun laporan dokter Sir Sydney Smith dirhasiakan oleh pihak kepolisian. Polisi mengirim intel kedalam penjara sebagai orang pesakitan yang juga dituduh melakukan pembunuhan. Sang intel berkenalan dengan si Karim didalam penjara dan mereka berdua akhirnya jadi sahabat karib. Si Intel ini diancam hukuman penggal kepala karena dia terbukti juga membunuh isterinya. Bedanya sang intel ini tertangkap basah setelah dia membunuhnya. Dari percakapan hati kehati, sang intel mendapatkan pengakuan si Karim, bahwa mayat yang ditemukan disumur kering itu bukanlah mayat si Juleha dan dia yakin bahkan bisa membuktikannya bahwa mayat Juleha tidak mungkin berada disana. Si Karim secara bisik2 mengakui bahwa dia memang membunuh si Juleha tapi mayatnya tidak pernah dikuburkan disumur kering tsb. Diam2 si Karim memberi tahu sang intel bahwa mayat si Juleha itu dikuburkan dekat hutan disana. Akhirnya atas petunjuk sang intel inilah kemudian pihak polisi mencari tempat yang ditunjukkan oleh si Karim, dan ternyata memang ada kuburan lain yang waktu dibongkar ternyata berisi mayat Juleha yang aseli. Dr. Sir Sydney Smith mengakui dimuka jury bahwa mayat tsb betul2 mayat Juleha yang mati akibat pembunuhan dan mayat yang ditemukan disumur sama sekali bukan mayat Juleha dan bukan korban pembunuhan. Si Karim akhirnya divonis mati, sebaliknya si Anwar malah ditangkap polisi karena didakwa melakukan pembunuhan lainnya dengan bukti mayat disumur yang ditemukan polisi yang ternyata bukan mayat si Juleha. Dimuka sidang Jury, si Anwar mengakui bahwa dia tidak membunuh wanita tsb, mayat wanita tsb dicurinya dari sebuah kuburan untuk sengaja dikuburkan disumur kering agar polisi mau menangkap si Karim yang dia yakin telah membunuh adik wanitanya yang tersayang. Akhirnya si Anwar dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan, dia puas berhasil menjebak si Karim dengan lengkap barang2 bukti atas kejahatan pembunuhan adik kandung wanita yang terkasih itu. Abdulah, bapak dan anak ini menangis dengan terharu dimuka sidang pengadilan. Demikianlah satu kasus yang pernah dialami Sir Sidney Smith tentang bagaimana rumitnya kepercayaan yang menyelubungi masyarakat dengan berbagai akal2an dalam melakukan pembunuhan2 yang sederhana ini. Ny. Muslim binti Muskitawati.