*Jakarta* - Mantan Menteri Agama KH Tolchah Hasan bertindak sebagai pengisi hikmah Maulid dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang berlangsung di Istana Negara. Dalam acara yang dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono itu, KH Tolchah Hasan menceritakan sosok Nabi Muhammad sebagai figur pemimpin yang moralis, tidak memiliki wajah pembohong.
"Muhammad adalah manusia yang paling berpengaruh di dunia. Moralis, jujur, dan bertanggung jawab," demikian pujian KH Tolchah di hadapan ratusan hadirin peserta peringatan Maulid Nabi Muhammad di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Kamis (25/2/2010) malam. Hadir dalam acara tersebut para duta besar negara sahabat, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II beserta para istri dan suami, serta para pemimpin lembaga tinggi negara. Muhammad, menurut Tolchah, mengalami masa keemasan dalam memimpin Islam saat hijrah ke Madinah selama 10 tahun. Dalam masa itu, Muhammad didukung penuh oleh kaum muslimin, dicintai serta didukung habis-habisan. "Beda dengan masyarakat Makkah, reaksi penduduk Makkah saat itu tak seperti di Madinah. Karena Nabi Muhammad berusaha untuk merubah feodalisme dan otoriter menjadi demokratis," papar pengasuh pesantren mahasiswa Ainul Yaqin, Malang, Jawa Timur ini. Bukan Cuma orang muslim saja yang cinta kepada Muhammad. Bahkan komunitas nonmuslim pun juga memberikan rasa hormat yang lebih kepada nabi akhir zaman tersebut. Dikisahkan oleh Tolchah, seorang intelektual Yahudi pada masa itu, Abdullah Bin Salam, begitu ingin melihat langsung sosok Muhammad. "Saya ingin melihat sendiri wajah Muhammad. Setelah saya lihat sendiri wajahnya, saya jatuh cinta. Dan saya ikut mengagumi orang ini (Muhammad). Kenapa? Pertama kali saya melihat wajah Muhammad, saya yakin ini bukan wajah pembohong," kata Abdullah Bin Salam seperti ditirukan oleh Tolchah. Dan akhirnya, Abdullah Bin Salam pun masuk Islam setelah melihat wajah Muhammad yang tidak ada tampang pembohong itu. Muhammad, lanjut Tolchah, juga senantiasa membangun hubungan harmonis dengan umat, atau pun dengan sesama manusia. Muhammad juga mencetuskan masyarakat muslim yang berbudaya, religius, etis, demokratis dan damai. Dalam suatu kisah, diceritakan ada seorang sahabat Nabi bernama Usamah Bin Zaid, meminta kepada Nabi Muhammad agar salah seorang warga Arab yang terpandang dan kaya yang melakukan perbuatan kriminal diminta untuk dibebaskan dari jeratan hukum. Muhammad pun dengan tegas menolaknya. "Cara-cara seperti inilah yang salah. Orang miskin ditindak, tapi jika dia berasal dari golongan terhormat dibebaskan dari hukuman, saya tidak mau," demikian kata Muhammad seperti ditirukan Tolchah. --