T = Salam,


Perkenalkan, saya X, tinggal di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Orang Dayak. 

 

Saya anggota pasif di milis Mudika Katolik. Maksudnya nggak pernah ikutan kasih 
komentar atau informasi untuk milis. 



Saya sering baca surat Bang Leo (saya panggil Abang saja ya, insting
saya mengatakan Anda lebih tua dari saya), dan saya sangat tertarik
dengan pembahasan di dalamnya. 



Saya mencoba men-download e-book yang ditawarkan namun saya sudah bukan
anggota milis Spiritual Indonesia lagi. Dulu sempat mendaftar, namun
beberapa waktu lalu saya mundur dari milis tsb. Saya sering bingung
dengan pembicaraan dalam milis. Karena menurut saya berbeda esensinya
dengan yang seringkali Bang Leo tulis.



Karena itu, kalau boleh saya minta tolong agar dikirimkan saja ke
alamat e-mail saya ini. Kebetulan juga saya bukan anggota facebook.
Saya menduga dalam e-book tersebut, esensi pemikiran yang telah Bang
Leo uraikan dalam surat-surat yang ada sebelumnya, dan sempat saya
baca, dapat lebih saya pahami. Karena jujur, pemikiran Abang merupakan
hal baru bagi saya.



Ke depan, saya berharap pula agar Bang Leo kiranya bisa berdiskusi via
e-mail dengan saya mengenai isi buku tersebut. Trims sebelumnya!

 

J = Terima kasih juga untuk Rekan X dari Kabupaten Pulang Pisau,
Propinsi Kalimantan Tengah. Ebook "Mencari Tuhan dalam Kesadaran" sudah
saya kirimkan. Silahkan tulis apa saja, tanya apa saja dan, kalau saya
tahu, akan saya jawab. 

 

Ada pertanyaan yg saya tahu bisa saya jawab, dan ada pula yg saya tidak
tahu. Kalau saya tidak tahu akan saya bilang bahwa saya tidak tahu.
Kalau saya tahu, saya akan bilang saya tahu dan saya jawab, walaupun
terkadang juga tidak secara langsung, melainkan muter-muter dulu supaya
orang yg membaca tidak terlalu schocked.

 

Schocked artinya terkejut. 

 

Terkejut ketika menyadari bahwa apa yg selama ini dipercayai ternyata
aslinya tidak seperti itu. Ternyata kita dibawa ke arah kanan,
sedangkan kita maunya ke arah kiri. Atau kita dibawa ke arah kiri,
pedahal kita maunya ke arah kanan. 

 

Dan mereka yg membawa itu akan bersumpah demi Tuhan bahwa mereka
membawa kita ke arah kanan, pedahal kita sekarang sudah tahu bahwa kita
dibawa ke arah kiri. Lha?

 

Cuma hal seperti itu saja yg bisa disharing, dan terkadang dengan cara
guyon-guyon juga. Milis SI itu banyak sharing dengan cara guyon-guyon.
Banyak yg belajar dengan cara itu. 

 

Saya sendiri tidak pernah memaksakan cara berpikir saya. Setiap orang
bebas untuk mengutarakan pendapatnya sendiri, namanya pluralisme dan
itu haram. 

 

Pluralisme itu mengakui adanya perbedaan pandangan, cara berpikir dan
berperilaku. Perbedaan itu merupakan sesuatu yg sah dan diterima apa
adanya saja, tanpa ada pihak yg berusaha untuk bilang benar atau salah.


 

Dan MUI bilang bahwa pluralisme itu haram. 

 

Haram? Artinya akan berdosa buat orang percaya kepada Allah untuk
berbeda pendapat dengan para ulama itu. Harusnya orang-orang mengikuti
ucapan ulama MUI supaya masuk sorga. Kalau mau berbeda dan menganut
pluralisme, namanya haram dan, mungkin maksudnya, akan masuk neraka.

 

Kalau di-haram-kan dan tetap dilakukan juga, artinya orangnya pasrah
masuk neraka. Pedahal neraka yg jenis ini adalah neraka ala MUI.
Sorganya juga sorga MUI. Sorga dan neraka MUI adanya di jidat para
ulama itu saja, dan bukan di jidat orang lain.

 

Gereka Katolik juga seperti itu kelakuannya, dulu. 

 

Dulu gereja bisa mengucilkan orang. Dan orang yg dikucilkan oleh gereja
diharapkan akan masuk neraka. Pedahal sorga dan neraka itu buatan
gereja doang. Gereja yg mensohorkan ajaran seperti itu, dan
menggunakannya untuk mengontrol pikiran orang lain.

 

MUI sekarang sama seperti Gereja Katolik jaman dulu. 

 

Sekarang juga Gereja Katolik relatif masih bersifat otoriter, masih bilang 
bahwa memakai kondom itu haram.

 

Untungnya orang tidak perduli lagi ajaran resmi dari Gereja Katolik. 

 

Mao haram kek, mao halal kek, yg penting tidak hamil. Asal enak dan
tidak hamil artinya halal. Plus, of course, suka sama suka. Plus sudah
cukup umur. Kalau sudah cukup umur dan suka sama suka, bisa saja kita
melakukan negosiasi untuk menggunakan kondom dengan orang tertentu,
baik berlawanan jenis maupun sejenis, di siang hari ataupun pada waktu
malam hari.

 

Saat ini di Amerika Serikat yg meributkan pluralisme itu kelompok
Kristen fanatik, dan mengatas-namakan bangsa juga. Jadi, seolah-oleh AS
itu Kristen, pedahal tidak. Di Indonesia, yg meributkan pluralisme itu
MUI, dan mengatas-namakan bangsa juga. Jadi, seolah-olah Indonesia ini
Islam, pedahal tidak.



Akhirnya kita bisa melihat ada benang merah keterkaitan antara mereka
yg meributkan pluralisme atau perbedaan cara berpikir, bertindak, dan
gaya hidup. 



Siapa yg tidak toleran di sini? Kelompok agama yg fanatik. 



Tujuannya apa? Untuk mengontrol cara berpikir manusia lainnya. 



Islam non toleran di Indonesia itu perilakunya sama saja seperti
Kristen non toleran di Amerika Serikat. Sama saja seperti kelakuan
Gereja Katolik di Eropa masa lalu. 



Pertanyaan saya: Mengapa mereka tidak merger saja? Seharusnya
agama-agama yg fanatik dan non toleran itu merger atau bergabung saja.
Apa bedanya?



Leo

@ Komunitas Spiritual Indonesia 
<http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia>.



Cover buku tentang "Bahaya Pluralisme" yg dikeluarkan oleh salah satu 
organisasi Kristen fanatik dan non toleran di AS.


      Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. 
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Kirim email ke