Pembatalan Ayat2 Quran 

William Henry Burr, penulis dari Self-Contradictions of the Bible, pasti akan 
berpesta pora jika memakai Quran sebagai subjeknya, karena Quran padat dengan 
kontradiksi. Tapi pesta Burr hanya akan berumur pendek saja; karena para teolog 
muslim punya doktrin yang nyaman buat mereka, yang seperti Hughes[20] katakan, 
“klop dengan efek manfaat yang sepertinya sudah menjadi satu keistimewaan dalam 
karir kenabian Muhammad.” Menurut doktrin ini ayat2 tertentu dari Quran 
dibatalkan dan diganti dengan ayat yang lain yg berbeda dan kadang bertentangan 
artinya dari ayat yang digantikan. Ini diajarkan oleh Muhammad dalam surah 
2.106: “Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa 
kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding 
dengannya.” Menurut al-Suyuti, jumlah ayat2 yang digantikan diperkirakan 
berkisar dari 5 sampai 500 ayat. Margoliouth[21] berkomentar tentang ini: 

Utk ini cukup ambil satu wahyu dan gantikan ayat lainnya, Muhammad bilang ini 
diijinkan Tuhan. Meski meragukan tapi jelas ini masih dalam kekuasaan manusia 
dan meski bagi kita heran betapa begitu mudahnya sebuah prosedur boleh dipakai 
dalam sebuah sistem, baik bagi sekutu ataupun bagi musuh2nya. 

Al-Suyuti memberi contoh surah 2.240 sebagai ayat yang digantikan oleh ayat 
234. Bagaimana bisa sebuah ayat awal menggantikan ayat yang datang kemudian? 
Jawabannya tergantung pada cara bagaimana para muslim tradisional mengurutkan 
surah dan ayatnya, yaitu tidak secara kronologis, para penyusun menempatkan 
surah yang panjang sebagai surah awal. Para komentator telah memutuskan bahwa 
urutan kronologis ini hanya utk alasan doktrin semata; scholar barat juga 
pernah memutuskan utk mengurutkan secara kronologis. Meski terdapat banyak 
perbedaan mendetil, tapi sepertinya ada persetujuan tak resmi mengenai surah 
mana yang menjadi ayat Periode Mekah dan yang mana sebagai ayat Periode 
Medinah. Perhatikan bagaimana periode waktu begitu mengikat kalimat2 “abadi” 
sang Allah ini. 

Muslim berhasil keluar dari satu kesulitan hanya utk kemudian masuk kedalam 
kesulitan lainnya. Pantaskah Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Ada dan Maha Tahu 
merevisi perintah-perintahNya sampai sebanyak itu? Apa dia perlu mengeluarkan 
perintah yang harus diperbaiki, diganti, direvisi sesering itu? Kenapa Dia 
tidak memberi yang betul saja langsung ketika pertama diturunkan? Kenapa tidak 
bisa yg benar saja langsung pertama kali diturunkan? Padahal Dia itu Maha 
Bijaksana? Kenapa dia tidak keluarkan yang paling hebat saja langsung? Meminjam 
perkataan Dashti[22], : 

Kayaknya tukang ejek juga ada jaman dulu itu dan mereka rajin mengejeknya. Dan 
sebuah jawaban diberikan utk mereka dalam ayat 101 dan 102 surah 16: “Dan 
apabila Kami letakkan suatu ayat di tempat ayat yang lain sebagai penggantinya 
padahal Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya, mereka berkata: 
"Sesungguhnya kamu adalah orang yang mengada-adakan saja". Bahkan kebanyakan 
mereka tiada mengetahui. Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur'an 
itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah 
beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang 
berserah diri (kepada Allah)". 

Dengan asumsi bahwa Quran itu perkataan Tuhan, harusnya tidak ada bekas2 
intelektual manusia yang tidak sempurna dalam apa2 yang Tuhan katakan. Tapi 
dalam dua ayat ini jelas2 ada ketidak pantasan. Tentu Tuhan ‘tahu’ apa yang Dia 
turunkan. Utk alasan itu saja mengganti satu ayat dengan ayat lainnya akan 
membuat orang curiga. Terbukti bahkan orang2 Arab Hijazi yang tidak terpelajar 
dan sederhanapun bisa mengerti bahwa Allah SWT yang seharusnya tahu yg terbaik 
bagi hambaNya akan langsung menurunkan yang terbaik dan tidak akan berubah 
pikiran seperti makhluk tak sempurna lainnya. 

Doktrin penggantian in juga menjadi bahan ejekan bagi dogma Muslim yang 
meyakini bahwa Quran itu reproduksi dari ayat Asli yang ada disimpan di Surga 
yang tak berubah satu titikpun. Jika perkataan tuhan itu abadi, tidak tercipta 
dan universal kepentingannya, lalu bagaimana bisa kita mengatakan bahwa 
perkataan Tuhan telah digantikan atau telah usang? Apakah Tuhan lebih suka 
perkataan anu dibanding perkataan ani? Sepertinya iya. Menurut Muir sekitar 200 
ayat telah dibatalkan dan diganti oleh yang lebih baru. Dg demikian kita 
mendapatkan situasi yang aneh dimana keseluruhan Quran diucapkan sebagai 
perkataan Tuhan, tapi ada ayat2 yang dianggap tidak “benar”; dengan kata lain, 
3 persen dari Quran diakui palsu. 

Mari kita lihat contoh. Setiap orang tahu muslim tidak boleh minum arak karena 
dilarang dalam surah 2.219; tapi banyak yang pastinya kaget membaca Quran surah 
16.67, “Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan 
rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat 
tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.” Rodwell menerjemahkan 
dengan ‘wine'. Dawood menerjemahkan ‘intoxicant ' (minuman keras) dan Pickthall 
menuliskan ‘strong drink’ dan Sale, dengan pesona abad 18 menuliskan 
‘inebriating liquor’ menggantikan ‘wine'. Yusuf Ali mengaku bahwa kata Arab 
yang tepat adalah ‘sakar’ artinya ‘wholesome drink’, dan dalam sebuah catatan 
kaki dia berkeras bahwa yang dimaksud adalah minuman tak beralkohol; tapi 
kemudian, diakhir kalimat dia menambahkan bahwa jika ‘sakar’ harus diambil arti 
harafiahnya, berarti anggur fermentasi, dan ini mengacu pada saat sebelum 
minuman keras
 dilarang: ini adalah surah Mekah dan larangan muncul di Medina.” 

Sekarang kita bisa melihat dan mengerti betapa berguna dan nyamannya doktrin 
Penggantian (Abrogasi) ini utk menyelamatkan para scholar muslim keluar dari 
segala kesulitan. Tapi tetap mengandung masalah bagi para pembela Islam karena 
semua ayat2 yang mengajarkan toleransi ada dalam Surah Mekah, yakni Surah2 
awal, dan semua ayat2 yang membolehkan pembunuhan, pemancungan dan penganiayaan 
ada dalam surah Medina. “Toleransi” telah diganti oleh “Intoleransi”. 
Contohnya, ayat terkenal Surah 9.5, “bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana 
saja kamu jumpai mereka” katanya telah membatalkan sekitar 124 ayat yang 
menganjurkan toleransi dan kesabaran. 


 
Dasar kepercayaan iman muslim dibangun diatas dusta,kebohongan dan teror 
pembunuhan yang biadab dimana saat zaman dan waktu sudah berubah kebenaran yang 
ada diungkapkan dan tidak bisa dihalangi ataupun dibendung serta kejahatan 
pembunuhan sudah dapat diantisipasi dan diminimalkan maka saat itu juga ambang 
kehancuran islam akan terjadi dan pada saatnya islam akan lenyap dan ini pasti 
terwujud. 
Feifei_fairy


      Yahoo! Toolbar is now powered with Search Assist.Download it now!
http://sg.toolbar.yahoo.com/

Kirim email ke